Chapter 35 : My Love is Free

8K 894 40
                                    

Ketika pintu lift terbuka, Jagat mempercepat langkahnya memasuki lorong hotel. Ada Semesta dalam gendongannya. Istrinya itu tidak pingsan, hanya tidur sambil terus meracau sendiri meminta maaf kepada Jagat. Sedangkan Romy mengekori mereka. Pria itu membawa tas tangan milik Semesta.

"We're arrived," ucap Romy seraya membantu membukakan pintu kamar hotel.

Bergegas Jagat memasuki kamar. Kemudian, lambat-lambat dia membaringkan Semesta di ranjang.

Baru saja selesai melepaskan kedua sepatu Semesta, tiba-tiba pundak Jagat ditepuk. Pria itu menoleh. Seketika dia meringis karena melupakan sosok Romy di ruangan ini.

"Jagat, can we talk?" tanya Romy yang langsung dibalas anggukan Jagat.

Begitu dia memastikan Semesta sudah berbaring nyaman di ranjang, Jagat segera mengikuti Romy keluar kamar. Mereka berdiri di lorong dengan pintu kamar yang terbuka.

"By the way, thanks udah nemenin Semesta dan juga nungguin gue datang." Jagat menepuk lengan Romy. "I'll treat you later."

"No need, Jagat. Semesta itu udah gue anggep adek gue sekaligus orang yang selalu bantuin gue setiap kali gue kesusahan, jadi ya ... gue sama sekali nggak keberatan buat sekadar nemenin dia sampai lo datang."

Jagat mengangguk. Kemudian, terdiam. Dia menunggu ucapan Romy selanjutnya.

"Jagat, as her friend yang kebetulan tahu sedikit kehidupan dia dan juga problem dia sama elo, boleh kan gue kasih sedikit saran?" tanya Romy yang langsung dibalas anggukan pelan Jagat. "Selama gue kenal Semesta, dia nggak pernah terlalu get along sama pria. Pengalaman keluarga dia bikin dia jadi pesimistis sama cinta. Makanya gue cukup shocked pas tau dia married, walaupun dijodohin, tapi tetep aja heran gue kenapa kok dia nggak kabur dan tetep aja lanjut nikah sama lo."

Romy mendengkus keras. Tahu-tahu saja dia mencolek dagu Jagat. "Nggak taunya lo cakep dan kaya, ya pantes Esta mau-mau aja sama lo. Dan gue cukup bersyukur juga bersama lo bikin Esta lebih happy. Lo juga memperlakukan Esta dengan baik kayak hormati keputusan-keputusan dia main di kelab, maklumi gila shopping-nya, dan lain-lain. But still, she is afraid of love. Jagat, gue harap lo bisa terus maklumi dia dan jangan menyerah yakinin ke Esta kalau lo nggak akan menghancurkan kepercayaan akan cinta sejati kayak yang pernah ortunya buat."

Jagat mengangguk. Sekali lagi dia menepuk pundak Romy. "Thanks buat advice-nya. Tenang aja gue nggak akan menyerah buat yakinin dia, Rom."

Setelah obrolan itu Romy pun pamit pulang. Jagat segera masuk kembali ke kamar.

Langkah Jagat lambat-lambat mendekati ranjang. Kemudian, dia bergerak menaiki tempat tidur. Salah satu tangannya dia gunakan untuk menyandar kepalanya sambil menatap Semesta yang masih tertidur pulas.

Tanpa sadar pria itu menghela napas dalam. Jagat lega tidak mendengar lagi Semesta meracau mengenai permintaan maaf. Hanya saja tanpa lama ada air mata menitik dari mata istrinya itu.

"Hey, My World," panggil Jagat seraya mengusap pipi Semesta. Hati pria itu mencelus melihat orang yang dia cintai terlihat sesedih ini. "Jangan nangis."

Tak lama terdengar isakan lirih dari bibir Semesta. Sekali lagi istrinya dengan mata memejam berkata, "Jagat, sori sori banget, Jagat."

Segera saja Jagat mendekat, lalu merengkuh Semesta ke dalam pelukannya. Sambil mengusap puncak kepala istrinya itu, dia berbisik, "Nggak apa-apa. Aku di sini, Semesta, aku di sini."

***

"AHHHHH!"

Suara teriakan diikuti dorongan kencang di dada Jagat sukses membangunkan pria itu. Refleks, dia membuka mata.

Crazy Wifey [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang