"Kamu nggak salah belok?" tanya Jagat seraya melirik Semesta di balik kursi pengemudi.
Tidak langsung ada jawaban karena fokus Semesta tercurah sepenuhnya memarkirkan mobil. Begitu kendaraan yang mereka tumpangi berhenti, wanita di sebelahnya itu mengibaskan rambut panjangnya yang dibuat sedikit keriting malam ini.
Tanpa sadar Jagat memperhatikan penampilan Semesta malam ini. Pakaian calon istrinya itu sangat seksi dengan gaun pendek berwarna emas. Berkali-kali Jagat menyerahkan jasnya untuk Semesta kenakan, berkali-kali pula dikembalikan.
"No, Darling. Di kelab dengan gaun pendek seperti ini dan tali setipis spaghetti itu hal yang wajar. Lagi pula aku jamin aku akan keluar baik-baik saja dan kalaupun ada yang aneh-aneh, aku tahu kamu di sana menolongku."
Untungnya untuk masalah bela diri Jagat bisa dikatakan lumayan ahli. Kebenciannya dengan orang-orang yang merundungnya membuatnya belajar cara membela diri. Dia bisa melawan orang jahat, tapi dia lebih suka kedamaian. Itulah kenapa Jagat memilih untuk bersembunyi dan tenang dalam dunia yang dia ciptakan sendiri.
Tatapan Jagat pun beralih ke leher Semesta. Ada kalung ular yang melilit lehernya. Indah, tapi dia cukup penasaran makna di balik dipilihnya hewan itu sebagai inspirasi kalung. Kedua anting berbentuk lingkaran besar. Riasan wajah yang sempurna dan menambah cantik sosok Semesta. Terakhir adalah lipstik merah bata yang membuat seluruh pria termasuk Jagat bertanya-tanya, bagaimana rasa bibir itu bilang dikecup.
Seketika mata Jagat melebar menyadari pikirannya. Buru-buru dia menggeleng pelan.
"Jagat, are you okay?" Suara Semesta menyentak Jagat. "Kamu nggak denger aku bilang apa barusan?"
Jagat meringis. "Sori. Boleh diulangi?"
"Kita nggak salah tempat, Jagatraya. Tujuan kita emang kelab malam eksklusif ini." Semesta menatap bangunan besar di depannya. "Nggak semua orang bisa masuk ke sini, Jagat. Mereka harus punya member dengan biaya tahunan belasan juga. Kamu ... nggak apa-apa kan bayar biar masuk ke sana?"
Kening Jagat berkerut. "Kamu tanya masalah uang sama aku?"
"Iya." Ekspresi Semesta berubah serius saat menatap Jagat. "Aku tau kamu nggak kekurangan uang dan harga member itu bisa dikatakan murah aja buat kamu. Tapi, Jagat, nggak semua orang sekaya apa pun rela keluarin duit buat hal yang dia nggak suka."
Setuju! Jagat menyetujui ucapan Semesta. Apalagi untuk orang yang tidak pernah ke kelab kecuali saat-saat dia kuliah dulu, itu pun karena urusan mencari teman atau bahkan dosennya. Hanya saja, pengeluaran ini demi Semesta. Wanita itu calon istrinya dan Jagat harus memastikan dengan mata kepalanya sendiri Semesta baik-baik saja.
"Kita turun," putus Jagat.
Keduanya bergegas turun dari mobil. Semesta segera menggandeng Jagat. Wanita itu bertindak seolah tour guide yang sedang mengarahkan para wisatawannya.
Ketika Jagat akhirnya berhasil masuk kelab dengan member paling mahal yang tempat ini punya, pria itu langsung menahan napas. Bulu-bulunya meremang. Jantungnya berdegup kencang tak keruan. Telinganya sedikit sakit. Alasannya satu, musik yang diputar di dalam terlalu kencang.
Jagat dengan sengaja menarik Semesta merapat padanya. Pria itu berbicara agak keras di depan telinga Semesta, "Kita pesan private room aja. Stay di sana."
Semesta langsung menoleh. Matanya mendelik tajam. "No, no! Nggak bisa."
"Kenapa nggak bisa?" tanya Jagat masih terus berteriak.
"Nggak dapat mangsa, Jagatku Sayang." Tiba-tiba saja Semesta menarik Jagat menuju area bar. Di sana terlihat lebih sepi orang dan suara musik yang lebih pelan karena cukup jauh dari area lantai dansa. "Kamu tunggu di sini aja."
![](https://img.wattpad.com/cover/341710570-288-k833312.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Wifey [COMPLETED]
RomanceEsta-Semesta, tidak menyangka hidupnya menggila sejak tanpa sengaja menggoda Ayah kandungnya di salah satu kelab malam di Bali. Tiba-tiba saja Esta terjebak di lift kantornya. Saingannya sesama desainer perhiasan mendapat penghargaan dari kantor. Ta...