Chapter 31 : He's Mine, Bitch!

8.1K 891 121
                                    

Esta tidak tahu harus kemana untuk mencari Jagat sekarang. Sebenarnya gampang saja, tinggal menelepon suaminya itu, maka jawaban atas pertanyaannya akan segera terselesaikan. Namun, insiden telepon diangkat wanita asing membuat Esta dongkol setengah mati.

Saking bingungnya Esta sudah bermenit-menit duduk di Audi-nya yang terparkir di basement Jade Blue. Tatapannya kosong menatap layar ponsel. Ada deretan kontak yang dia lihat.

Hingga nama Rubi terlihat olehnya. Esta menimbang-nimbang haruskah dia menelepon mama mertuanya itu atau mencari jalan lain, tapi tidak ada solusi lain. Karena kalau harus menunggu lebih lama lagi untuk bertemu Jagat, bisa-bisa Esta meledak.

"Kenapa, Esta?"

Suara Rubi akhirnya terdengar juga di ujung telepon Esta. Wanita itu meringis, lalu berkata, "Boleh nggak Mi aku minta nomor sopirnya Jagat? Ada ... ada barangku yang ketinggalan di mobilnya Jagat dan aku mau ambil, tapi Jagat nggak bisa dihubungi."

Rubi tanpa curiga mengiakan. Tak lama panggilan itu tertutup disusul dengan pesan dari mama mertuanya mengirimkan kontak supir Jagat.

Segera saja Esta menelepon supir Jagat itu. Diabaikannya basa-basi. "Pak, saya Semesta, istrinya Mas Jagat, bisa kirim ke saya alamat kantor Pak Jagat. Segera ya. Penting, penting. Makasih."

Setelahnya supir Jagat pun juga mengirimkan pesan berisikan kantor sekaligus alamat tempat kerja Jagat. Kening Esta langsung mengernyit membaca pesan tersebut.

"Kantor cabang pembantu Bank of Wang. Dia ... ngapain di sini?" tanya Esta pada dirinya sendiri.

Pertanyaan-pertanyaan juga mulai bermunculan dalam benak Esta. Namun, ketika melihat jam yang akan memasuki jam makan siang, wanita itu buru-buru mengabaikan keheranannya. Dia harus segera menuju kantor Jagat dan mencari tahu, atau terjebak kemacetan jalanan ibu kota.

Begitu menyalakan mesin mobil, Esta juga menyalakan navigasi mobilnya. Perlahan dia menggerakan Audi meninggalkan basement. Dan dengan kecepatan penuh membelah jalanan ibu kota yang sialnya mulai ramai.

Nyaris satu jam akhirnya Esta berhasil sampai di bank yang supir Jagat beritahukan. Ketika Audi-nya berhasil parkir tepat di depan pintu masuk, wanita itu mengernyit melihat bangunan ruko itu disulap menjadi sebuah perbankan.

"Serius nih?" gumam Esta.

Kepala wanita itu mulai celingukan. Perhatiannya bukan tertarik pada bangunan kecil kantor Jagat ini, tapi juga ramainya orang keluar masuk bank. Esta hanya berharap Jagat tidak mendadak kerja sebagai orang pelayanan di depan bank ini, kasihan suaminya.

Ketika Esta berhasil membuka pintu bank, matanya langsung mengedar pandang. Area tunggu nasabah cukup padat. Teller terus melayani. Berbeda dengan customer service yang kosong.

"Selamat datang dan selamat siang, Bu, ada yang bisa kami bantu?"

Suara sekuriti menyentak Esta. Bergegas wanita itu masuk, lalu bergerak menjauhi pintu. Sebelum kemudian membalas sapaan hangat dan senyum ramah sekuriti berkumis mirip Mas Adam kesayangan Mbak Inul.

"Di sini ada yang namanya Jagat?" tanya Esta langsung kepada sekuriti.

Sekuriti dengan name tag Somad itu mengangguk. Kemudian, dia menunjuk meja customer service nomor 1. Hal yang sukses membuat Esta memelotot karena ada nama meja bertuliskan Jagatraya di sana.

"Itu mejanya, Bu. Ada nama Pak Jagat juga. Kebetulan sekarang sedang memasuki jam makan siang, jadi CS makan siang dulu sampai pukul satu. Nanti setelahnya bergantian dengan Teller. Ada perlu dengan Pak Jagat, Bu, saya panggilkan?"

Buru-buru Esta menggeleng. Dia bisa saja meminta bantuan dipanggilkan suaminya itu, tapi tidak. Esta lebih ingin menemukan Jagat langsung dan melihat bagaimana suaminya itu bertahan serta bekerja di sini.

Crazy Wifey [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang