Chapter 27 : A Very Long Night [Clean Vers.]

10.2K 873 105
                                    

Esta tahu Sydney di bulan mei itu sedang dingin-dinginnya. Namun tidak menyangka, dingin itu bisa merasuk hingga ke dalam taksi yang sedang dia dan Jagat tumpangi. Atau sebenarnya ini bukan efek dari musim gugur menuju dingin ini, melainkan karena sikap suaminya yang mendadak berubah 180 derajat sejak mereka keluar dari bar.

Sejak tadi Jagat terus diam. Bahkan jawabannya hanya anggukan atau gelengan atau tidak ada jawaban sama sekali. Belum lagi sentuhan-sentuhan yang biasanya diberikan Jagat mendadak hilang dan Esta merasa kehilangan.

"Jagat." Esta mencoba bersuara. Dia berusaha untuk mencairkan sedikit saja kebekuan yang terasa di seantero taksi ini.

Perlahan Esta mendekat. Dia mencoba untuk memeluk lengan Jagat. Namun, siapa sangka suaminya itu malah dengan sengaja menjauhkan tangannya. Bahkan memilih untuk memajukan duduknya agar Esta juga tak bisa menyandarkan kepalanya di bahu Jagat.

"What the–"

Kata-kata itu terhenti saat Esta mendapati Jagat melirik tajam ke arahnya. Wanita itu memelotot sejenak, sebelum kemudian memilih menjauh. Dengan sengaja dia memunggungi sang suami. Kedua tangannya bersedekap. Bibirnya mengerucut. Cukup sudah baginya bermanja-manja dan minta perhatian Jagat. Harga dirinya terinjak-injak.

Nyebelin, nyebelin! Punya laki kok nggak jelas, maki Esta dalam hati. Dia sudah ingin mengentak-entakkan kaki, tapi menahan diri agar terlihat tidak terlalu terpengaruh dengan sikap Jagat yang aneh bin ajaib itu.

Selama dua puluh menit perjalanan dengan taksi, mereka berdua dengan sengaja membiarkan taksi diselimuti oleh keheningan. Bahkan sampai di dalam lift menuju penthouse pun keduanya tak ada yang berusaha memecahkan keheningan.

Hanya saja ketika menemukan Jagat berjalan terus bukannya berbelok ke kamar mereka, Esta mulai tidak sabar. Kesabarannya untuk tidak berbicara berhenti detik itu juga.

"JAGAT!" panggil Esta setengah berteriak. Apalagi jarak Jagat sudah sangat dekat dengan pintu kamar lain di penthouse ini. "Kamu ngapain ke sana? Mau tidur di sana kamu?"

Dengan wajah tanpa senyum dan datar Jagat menoleh. Kepalanya mengangguk pelan. "Iya. Tidur. Selamat malam."

Setelahnya Jagat pun masuk begitu saja ke kamar tanpa memedulikan Esta yang masih di area lorong sendirian dengan mulut melongo. Dia berteriak-teriak. "Jagat, nyebelin!"

Esta pun berusaha mengabaikan Jagat. Segera dia memasuki kamar tidur yang seharusnya menjadi kamarnya dengan Jagat. Kemudian dibantingnya pintu keras-keras. Dunia terutama Jagat harus tahu betapa marahnya Esta sekarang.

***

"Satu jam lebih sepuluh menit," gumam Esta sambil menatap tajam layar ponselnya.

Tangan wanita itu mengepal kuat. Dengan sengaja dia memukul layar ponselnya. Sebelum kemudian, Esta melemparkan dirinya berbaring di ranjang.

"Dia emangnya nggak kangen gue apa?" tanya Esta pada dirinya sendiri. Kedua kakinya mengentak-entak ranjang. "Soalnya gue kangen."

Selama beberapa menit kerjaan Esta hanya rebahan. Matanya menatap nyalang langit-langit kamar.

Hingga tiba-tiba saja Esta mendudukan dirinya di ranjang. Senyum liciknya terpasang. Dia ingat bagaimana meredakan emosi di antara mereka dengan cepat dan kangennya kepada Jagat segera menghilang.

Tanpa berlama-lama Esta langsung melompat menuruni tempat tidur. Diraihnya tas-tas belanjanya pagi ini. Untung saja dia sudah membeli lengkap baju perang dan siap tempurnya, sebuah lingerie merah yang sangat menggoda.

Begitu selesai mengenakan lingerienya, Esta bergegas keluar kamar. Dia bergerak lambat-lambat menuju kamar tidur Jagat. Hanya saja ketika menempelkan telinga di daun pintu, kening wanita itu berkerut. Dia mengira kamar tidur suaminya itu akan hening dan damai, nyatanya di dalam sana sedikit ribut.

Crazy Wifey [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang