Sepulang sekolah, beckzy menghentikan freen yg hendak keluar kelas.
Freen, aku akan mengantarkanmu. Tawar beckzy.
Kau tidak perlu repot repot mengantarkanku pulang bec, tidak baik untukmu berada dilingkungan ku. Ucap freen datar.
Kau kenapa? Tanya beckzy.
Aku tidak apa apa. Memangnya aku kenapa? Tanya freen
Kau berubah seperti awal pertama kita bertemu. Apakah aku ada salah denganmu? Dan bibirmu kenapa terluka? Tanya beckzy kembali karna khawatir
Berhenti bertanya terlalu banyak bec. Aku lelah. Yg harus kau tau bahwa aku baik baik saja. Ucap freen sedikit dingin.
Beckzy tidak bertanya kembali,, ia hanya mengamati freen melihat jika ada luka lain selain dibibirnya. Dilihatnya sedikit lebam pipi freen.
Ketika beckzy ingin menyentuh pipi freen, freen sontak menangkis kasar tangan beckzy dan segera pergi dari hadapannya.Pasti terjadi sesuatu padanya. Gumam beckzy. Tak menyerah begitu saja, beckzy mengikuti freen pulang memasuki club tempatnya bekerja. Beckzy curiga bahwa wanita paruh baya lah yg menyakiti freen.
Club semakin ramai karna sore telah berganti malam. Beckzy masih setia menunggu freen keluar dari tempatnya namun hari itu ternyata freen sedang tak bertugas..
Tak lama ia melihat freen keluar dari pintu darurat club menggunakan baju casual. Freen yg tak menyadari keberadaan beckzy tetap berjalan tanpa curiga.
Mereka telah keluar dari club. Sekarang freen nampak tengah mencari udara segar namun di tengah jalan yg sepi tiba tiba berhenti sebuah mobil hitam dihadapan freen dan keluar seseorang yg beckzy sangat kenali. Orang tersebut adalah ayah beckzy yg membuatnya sangat terkejut.
Segeralah beckzy bersembunyi dibalik sebuah tembok gedung.
Mereka tampak sedang mengobrol sengit. Beckzy masih mengamati dari jarak yg sedikit jauh.
Tak lama terdengar suara nyaring yg berasal dari tamparan yg dilayangkan ayah beckzy pada freen hingga membuat freen jatuh tersungkur.
Ketika beckzy ingin menghampiri, ia sedikit terlambat karna ayahnya telah menarik paksa freen menuju mobil hitam tersebut dan melakukan pergi.
Beckzy bergegas kembali ke mobilnya dan membuntuti sang ayah. Ayahnya membawa freen ke sebuah gedung bertingkat yg telah tak terpakai.
Terdengar suara rintihan freen yg seperti meminta ampun.
Beckzy yg mendengar rintihan tersebut terbakar emosi dan dengan berani ia melawan para bodyguard atau pengawal bayaran sang ayah seorang diri untuk menuju ke arah teriakan freen. Hingga ia sampai di sebuah ruangan yg terkunci. Ia berusaha mendobraknya dan ketika berhasil terpampang lah sang ayah yg berusaha melecehkan freen.. Keadaan freen sangat miris. Terdapat bekas tamparan dipipi dengan sedikit darah keluar disudut bibirnya. Pelipis freen jg mengeluarkan darah yg kemungkinan habis dibenturkan ke suatu benda tumpul. Rambutnya berantakan, bajunya pun sudah robek memperlihatkan bra hitam yg dia kenakan. Roknya sedikit tersingkap. Lehernya terdapat beberapa bercak merah. Tangannya dipegangi beberapa penjaga lainnya dikedua sisi freen. 1 orang memegang sebuah kamera untuk merekam.. Sedangkan sang ayah sudah setengah telanjang dengan resleting celana yg turun.
Freen sendiri masih menangis tak mampu menatap beckzy yg memandangnya.
Beckzy merasa darahnya mendidih melihat pujaan hatinya diperlakukan seperti itu. Terlebih oleh orang tuanya sendiri. Tanpa berpikir lagi beckzy menerjang menghajar sang ayah membabi buta hingga ayahnya jatuh tersungkur.. Para pengawal yg tadinya memegangi freen mencoba membantu bosnya namun kalah dengan kekuatan beckzy yg sangat kuat ketika titik kesabarannya telah habis.