14. Genre dalam Novel Asli

1.4K 227 9
                                    

Jeno merasa bosan di dalam kelas, sudah tiga hari Sekolah tanpa belajar apapun, dia bingung harus melakukan apa jika begini. Ah, oiya, tadi pagi Jeno kaget begitu bangun dia berada di sofa, saling bersandar dengan Haechan. Namun pemuda gandum tersebut bangun dan langsung pergi begitu saja tanpa kata terima kasih, sungguh menyebalkan.

"Gue denger lo pingsan kemarin"

"Ah?"

Jeno berbalik menatap Jaemin yang duduk di meja belakangnya, terkejut sejenak namun tetap mengangguk.

"Ya, mungkin kecapean" ucap pemuda tersebut tersenyum tipis.

"Oh. Bagus kalo lo gak sakit. Gue juga denger Haechan tidur di kamar lo"

Entah mengapa Jeno merasa mata Jaemin sedikit aneh saat berbicara barusan, namun ketika dia berkedip dan melihat lebih jelas ekspresi pihak lain ternyata masih sama saja yaitu ketenangan yang malas.

"Um, ya... Itu ketiduran, Nono juga ngantuk. Akhirnya tidur sampe pagi" jawab Jeno ragu, dia sedikit tidak nyaman dengan suasana aneh dari Jaemin.

"Hm, lain kali jangan Drop lagi" angguk Jaemin seakan mengerti. Jeno langsung mengangguk seperti anak ayam yang sedang mematuk.

"Nono pasti gak akan drop lagi!" Ucap pemuda menggemaskan tersebut penuh tekad. Diam-diam Jaemin mengangkat busur tipis di bibirnya ketika melihat Jeno yang tampak sangat menggemaskan.

"Jaem"

"Hm?" Gumam Jaemin menatap tepat ke sepasang pupil hitam bulat milik Jeno.

"Menurut Jaem... Nono sama Juno siapa yang cocok di jadiin temen Jaemin?"

Mungkin karna terlalu bosan, jadi Jeno mulai bertanya hal hal aneh. Jeno juga sebenarnya sedikit bingung, dia melihat Juno memang terlihat sangat dekat dengan beberapa penghuni Mansion, namun jika di lihat lagi itu sama saja seperti hubungan pertemanan biasa, tak ada yang terlalu istimewa, apakah karna dirinya berubah? Lagipula dalam sebuah cerita, Antagonis adalah peran paling penting untuk menjadi jembatan hubungan tokoh utama dengan para haremnya. Sekarang dia tak bergerak semuanya tampak tenang dan lancar seperti hari-hari biasa dalam kehidupan masalalu nya.

"Kenapa emangnya?" Tanya Jaemin menaikkan alisnya heran.

"Em... Yah... Gapapa sih" Jeno menghindari tatapan Jaemin dengan canggung.

"Lo"

"Ha?" Jeno menoleh dengan bingung.

"Gue lebih milih Lo" ulang Jaemin tersenyum tipis.

Pupil Jeno membulat, ini pertama kalinya dia melihat Jaemin tersenyum, itu senyuman yang jelas! Sangat mempesona! Sangat tampan! Dan apa tadi katanya? Jaemin lebih memilih dirinya?! Jantung Jeno terasa berdebar-debar, wajahnya juga terasa sedikit panas. Tatapan Jaemin terlalu dalam! Tak mampu!.

"A-ah gitu, Makasih udah pilih Nono" Jeno terbatuk gugup untuk menutupi rasa malunya.

"Jen, lo gak perlu takut buat keluarin sikap asli lo ke mereka ataupun ke gue, kalo lo emang mau lebih deket sama yang lain"

"Eh?"

"Gue liat lo kaya takut buat bertindak di depan yang lain. Padahal ini kehidupan lo sendiri, gak perlu ragu-ragu"

Jeno terdiam, bukannya dia takut dengan yang lain, hanya saja... Sulit menerima takdirnya sendiri sebagai antagonis hingga membuatnya merasa canggung harus bersikap bagaimana. Jeno ingat, Novel ini hanya akan tenang di bagian awal saja. Ini adalah Novel paling aneh berkedok Novel Harem, seakan penulisnya menulis saat sedang mabuk.

Ingin rasanya Jeno lari, tapi dia juga ingat perannya sangat penting di Novel ini, bahkan lebih penting dari tokoh utama. Dalam Novel Lee Jeno mati bukan karna siapapun, melainkan dia mengorbankan dirinya sendiri karna rasa bersalah selama terus bertindak menjijikan dan konyol di hadapan para tokoh utama, itu juga karna perasaan Jeno dengan orang-orang penghuni Mansion sangatlah tulus, jadi pemuda tersebut ingin melindungi mereka semua untuk yang terakhir kali.

Novel ini memiliki banyak genre, Menyangkut genre Ilmiah, Supranatural dan Sihir. Aneh memang, namun Jeno membacanya karna merasa ingin tahu dengan endingnya. Di bagian awal, semua berjalan lancar untuk memupuk perasaan para tokoh utama, perlahan munuju pertengahan Genre Ilmiah akan muncul, kemudian semakin maju Genre Supranatural mulai menyusul, akhirnya Sihir akan keluar. Jeno sendiri tak dapat memahami alur yang berantakan itu.

Banyak pertanyaan dalam diri Jeno saat membacanya, mengapa tiba-tiba tokoh utama menjadi seperti itu? Mengapa tiba-tiba muncul hantu dan setan? Mengapa tiba-tiba mereka memiliki kekuatan? Mengapa para peneliti dapat mengetahui keanehan hati Jeno dan ingin memilikinya? Mengapa tiba-tiba muncul spy dan sebagainya? Dia bingung namun karna sifat tanpa emosi, dia hanya menghendikkan bahu acuh lalu melemparkan Novel yang telah selesai dia baca ke sembarang arah dan mencari yang lain tanpa beban atau rasa penasaran lagi.

Awalnya Jeno berharap dia tak akan terbawa masuk, tapi itu jelas tidak mungkin. Sasaran para dalang di belakang layar adalah Juno juga dirinya, mereka menginginkan kemampuan Juno begitu genre sihir telah terbuka di bagian awal, itu hanya adegan kecil, tapi tanpa sengaja tertangkap oleh para peneliti yang sedang berjalan di luar. Setelah itu bagian sihir ini tertunda karna bagian Ilmiah, ah! Jeno merasa alurnya semakin berantakan karna dia tak terlalu mengingatnya.

Yang pasti saat pelajaran di mulai, saat itu cerita yang sesungguhnya di mulai. Di Novel Juno melawan dengan bantuan penghuni Mansion yang sudah memiliki perasaan terhadapnya, di akhir, Peneliti memberi pilihan serahkan Juno atau Jeno yang memiliki hati istimewa, Jeno dalam novel tak menyadari bahwa hati bayi tersebut merupakan hal yang sangat istimewa melebihi kemampuan Juno, dia menyesal karna baru mengetahuinya di akhir dan tak sempat mengembangkan kemampuan hatinya.

Akhirnya Jeno menyerahkan diri di bawah desakan para harem Juno. Saat itu dia ingat membacanya...

'Melihat semuanya begitu ingin dia menyerahkan diri, Jeno hanya merasa hati sensitifnya sakit, seakan menyiksa dirinya sendiri. Namun memikirkan betapa menjijikkan juga konyolnya dia selama ini, Jeno telah membuat keputusan. Pemuda tersebut bangkit dengan terhuyung-huyung menutupi luka berdarah di perutnya yang seperti bunga mawar mekar, tertatih-tatih menghampiri para ilmuwan yang sudah menunggu dengan Juno yang tak sadarkan diri di tangan mereka.

'Bawa Aku... Aku akan menebus segala Dosa yang telah ku perbuat'

'Hahaha! Bagus! Bagus! Lepaskan anak itu!'

Melihat para Harem Juno buru-buru mengambil Juno dengan cemas dan khawatir, Jeno tertawa dalam tangisnya, melangkah pergi dengan para ilmuwan.

-

Jeno menjadi alat penelitian selama dua tahun dan di nyatakan meninggal, para ilmuwan berhasil menggunakan hatinya menjadi Sesuatu yang tak terduga. Dan Juno beserta Haremnya hidup bahagia di era yang telah menginjak kemajuan.

"Hahaha..."

Mendengar Jeno tiba-tiba tertawa aneh, Jaemin mau tak mau merasa bingung. Jeno tak menyangka ternyata Novel yang dia baca begitu klise dan sangat menyebalkan, dia sedikit penasaran bagaimana dirinya bisa tahan. Mungkin karna dia tak merasakan emosinya sama sekali jadi ceritanya tampak hanya seperti tulisan biasa pada umumnya.

"Jen?"

"Um, Jeno paham Jaem" angguk Jeno tersenyum lembut ke arah Jaemin, membalikkan tubuhnya menatap ke depan.

Jaemin benar, sebelum mengorbankan diri, dia harus bahagia. Jeno tetap ingin mengorbankan dirinya, karna pertama ada Jaemin di antara harem Juno yang menjadi sosok pertama yang mau membantunya, kedua dia tak bisa membahayakan nyawa mereka untuk menyelamatkan Juno, ketiga awalnya dia sudah meninggal, jadi itu benar untuk mati demi mereka yang baru menjalani hidup satu kali ini, mereka layak memiliki masa hidup yang panjang. Dia sudah cukup merasakan kehidupan.

Diam-diam Jeno tersenyum lembut, melirik ke luar jendela pada langit biru di awan, sebentar lagi... Sebentar lagi suasana cerah di antara mereka akan menjadi sangat suram. Dia harus mempertahankan kebahagiaan ini untuk sekarang.

Hal Gaib, Pembunuhan, Sihir, Semuanya... Dia akan berusaha keras. Jika bisa dia ingin membunuh para Ilmuwan, agar tak perlu mati, tapi peran Ilmuwan sangat penting untuk era yang lebih maju. Mari kita lihat terlebih dahulu bagaimana para Ilmuwan itu, jika buruk Jeno tak akan segan menghabisi mereka daripada menyerahkan hati yang berharga.

Hati ini... Hahhh... Baiklah, Dia akan melatihnya. Di akhir buku tak jelas apa kegunaan hati ini, namun firasatnya mengatakan itu untuk hal di kegelapan yang tak baik.








Yoyo

Maintain Happiness In A Harem StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang