21. Bujuk

1.2K 206 17
                                    

Renjun sangat pusing sekarang ini, dia sedang duduk di lobby bersama Jeno juga belanjaan yang sangat banyak di sampingnya. Apalagi Jeno masih saja menangis, Renjun yang tak pernah menghibur orang menangis tentu saja sangat sakit kepala. Apalagi hujan, ya, gerimis telah menjadi hujan normal yang biasa-biasa saja, tapi tetap saja keduanya akan basah kuyup jika berjalan dan taksi tak kunjung lewat.

Renjun melirik mata bengkak Jeno dan terdiam, tak tau apa yang harus di lakukan. Dia menggertakkan giginya dan mengulurkan tangannya yang terasa berat ke arah Jeno, Jeno yang sudah sesikit pusing karna menangis tak menyadarinya.

"Jangan Nangis"

Akhirnya dengan canggung Renjun mengusak surai Jeno hingga menjadi berantakan. Saat Renjun melihat penampilan Jeno yang sekarang, kata Gendut, Dekil, Jelek, Cengeng, Ingusan, dan acak-acakan pasti akan langsung terlintas di benaknya. Lihatlah rambut Jeno yang sudah seperti sangkar burung karna perbuatan tangan Renjun, wajahnya yang merah dan sembab penuh air mata, hidungnya yang terus menghisap dari waktu ke waktu. Jelek itulah yang terlintas tapi Renjun juga merasa sedikit lucu.

"Jeno Hiks... Jeno minta maaf..." Ucap Jeno sesenggukan, suaranya sengau karna menangis terlalu lama.

"Ya... Gue juga minta maaf udah marahin lo" Renjun dengan canggung mengangguk, kembali mengacak rambut Jeno karna tangannya sejak tadi tak pergi dari kepala Jeno sama sekali. Jeno yang tak menyadari akan penampilannya yang semakin berantakan akibat tangan Renjun masih sibuk sesenggukan.

"Gue..." Renjun berfikir sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.

"Gue ngomong gitu biar lo gak boros, boros gak baik!" Wajah Renjun tampak serius dengan alis berkerut. Jeno mematuk seeprti anak ayam(mengangguk).

"Iya..." Lirih remaja menggemaskan tersebut.

"Renjun gak marah sama Nono?" Jeno mendongakkan kepalanya menatap Renjun dengan wajah berantakan juga menyedihkan miliknya. Bibir Renjun tampak mengerucut karna sedang berfikir keras.

"Ya, gue gak marah" akhirnya dia mengangguk.

"Tapi Renjun gak suka Nono..." Jeno kembali menunduk, hendak menangis deras lagi.

"Siapa bilang?!" Seru Renjun galak sedikit mengejutkan Jeno. Renjun dengan malu menepuk kepala Jeno hingga kepala Jeno mengangguk-angguk akibat tepukan tangan Renjun di kepalanya.

Renjun akui dia um... Entahlah, dia selalu merasa kesal melihat Jeno, tapi dia sebenarnya tak sampai membencinya seperti itu.

"Bener?" Jeno kembali mendongakkan kepalanya menatap Renjun sambil menghisap ingusnya yang hendak keluar.

Renjun: "..."

"Em, Yeah..." Renjun membuang wajahnya dengan canggung.

"Makasih Renjun! Nono Suka Renjun!" Jeno langsung berbinar, memeluk Renjun dengan erat, sedangkan yang di peluk seperti sudah menjadi batu.

"Ternyata Renjun gak benci sama Nono, maafin Nono yang udah mikir Renjun benci sama Nono" Wajah merah Jeno semakin bersemu, sambil menghisap ingusnya, Jeno mengusapkan wajahnya di dada Renjun, membuat semua jejak air mata dan ingusnya menempel di baju Renjun.

Renjun : "..." GUE TARIK UCAPAN GUE BRENGSEK! SIAL! BAJU GUE KENA INGUS!

Renjun hanya dapat menghela nafas panjang dan juga lega, dengan kaku membalas pelukan Jeno bak robot.

"Renjun wangi.... Nono suka..." Lirih Jeno menghirup nafas dalam-dalam dan memejamkan matanya yang terasa berat, tak menyadari telinga Renjun yang memerah.

"Hujan udah berhenti, kita harus balik sebelum yang lain nyari" ucap Renjun hendak mendorong Jeno, namun saat melihat bahwa remaja tersebut tertidur dengan wajah sembab dan mata bengkak serta rambut acak-acakan, Renjun menjadi sedikit tak tega. Akhirnya dia duduk diam di sana menyamankan posisi Jeno sambil menunggu Jeno untuk bangun. Dia juga mengabari yang lain melalu pesan chat agar mereka tak khawatir.

Maintain Happiness In A Harem StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang