Saat ini Jeno tengah duduk di hadapan seorang pria paruh baya yang berstatus sebagai Dokter khusus pemeriksaan organ dalam dengan gugup.
"Jadi gimana Dok?"
"Setelah pemeriksaan dan beberapa tes yang telah kita jalani, saya memang menemukan Masalah pada Hati nak Jeno" Dokter menaikkan kaca matanya saat tangannya meraih kertas hasil Radiologi milik Jeno.
"Kemungkinan ini adalah bawaan karna tak ada jejak pemotongan pada Hati nak Jeno. Biasanya masalah Hati terjadi karna efek samping dari mendonorkan hati, tapi ini tidak sama sekali"
"Nak Jeno bisa menanyakan detail lanjut pada Dokter Sehun, dia Dokter spesialis hati juga seorang Psikiater yang cukup berpengalaman walaupun usianya masih terbilang cukup muda"
"Lalu apakah Dokter Sehun ada Dok?" Tanya Jeno menatap sang Dokter.
"Untuk sekarang beliau sedang tidak ada di lokasi. Pasien Dokter Sehun sangat banyak dari berbagai daerah hingga keluar negeri. Nak Jeno bisa membuat janji terlebih dahulu jika ingin konsultasi"
"Ah begitu. Lalu Dokter punya nomor Dokter Sehun?" Jeno tampak menyesal karna tak dapat mengetahui hasilnya hari ini, namun setidaknya di asudah mengetahui bahwa hatinya memang memiliki masalah.
"Tentu saja saya punya. Biar saya catatkan nomornya"
"Terima kasih Dok"
.
Jeno keluar dari Rumah sakit dengan hasil Radiologi di tangannya. Karna Dokter Sehun tidak ada, dia hanya dapat menunggu untuk mengetahui hasil pastinya. Melihat amplop kertas di tangannya, Jeno tak tau harus meletakkannya dimana karna saku jaketnya juga terlalu kecil. Akhirnya dia hanya dapat memegangnya di tangan.
Sebelum kembali, Jeno memikirkan sepeda listriknya dan motor sport Jaemin, dia berfikir untuk membeli motor terlebih dahulu. Alhasil Jeno menaiki taksi ke arah tempat dimana kendaraan roda dua di jual.
Setibanya di tujuan, dia memilih motor sport hitam, juga sekalian membeli helm fullface hitam dengan telinga di atasnya. Setelah membayar lunas, Jeno Meletakkan amplop juga surat-surat motor di bagian depan motor, memastikannya agar tidak terbang dan langsung berkendara pulang ke Mansion dengan motor barunya.
Di parkiran Mansion, sebuah motor baru yang masih berkilau tampak terparkir di antara motor sport lainnya. Jeno turun melepas helm nya dan memasukkan surat-surat ke dalam helm dan membawanya masuk ke dalam Mansion.
"Hahaha! Gila gue gak nyangka sih!"
"Gue juga bingung kok bisa begitu!"
Suara-suara ramai dari ruang tamu menyebabkan Jeno menolehkan kepalanya, ternyata masih ada yang bersantai di sana walaupun sebagian sudah pergi.
"Nono pulang" ucap Jeno berjalan menuju ruang tamu.
"Udah balik Jen, abis darimana?"
Begitu melihat Jeno, Jihoon langsung bersuara.
"Beli motor" jawab Jeno tersenyum lebar.
"Hahaha, gue kirain lo bakalan pake Sepeda listrik terus" tawa Chenle menggema.
"Sepeda buat cari angin sepoi-sepoi aja. Kalo gitu Nono naik dulu ya"
"Oh iya iya, silahkan"
Jeno mengangguk, melewati ruang tamu menuju lantai dua dimana kamarnya berada. Dia dan Juno seperti orang asing, dia tak ingin menyapa dan pihak lain juga sama jadi lebih baik saling mengabaikan daripada menimbulkan konflik yang tidak perlu.
Di dalam kamar, Jeno melepas sepatunya, menggantinya dengan sandal rumah dan masuk ke kamar, meletakkan helm di meja juga menyimpan surat-surat nya di laci dan meletakkan amplop di atas tempat tidur lalu melepas jaketnya sebelum mencuci di kamar mandi. Setelah keluar dia duduk di atas tempat tidur dimana amplop Radiologi ada di sana.
"Aneh aneh aja penyakit di Novel" gumam Jeno membolak balik gambar hatinya yang hitam putih.
"Mungkin penulisnya cuma buat alasan asal atas kejahatan Antagonis nih"
*Jangan nyinggung saya Kamu Jen!
Mengingat Dokter Sehun, Jeno meraih benda pipih yang dia letakkan di atas nakas, mengirim pesan pada pihak lain. Mungkin sekarang sedang waktu luang, jadi pesan langsung di jawab yang mengatakan bisa bertemu pada tanggal lusa di Rumah Sakit yang sebelumnya. Jeno dengan senang hati menyetujui ketentuan tersebut. Akhirnya dia resmi membuat janji dengan Dokter Sehun.
Melihat jam, itu sudah pukul 5 sore, Jeno memilih untuk mandi karna mencuci itu hanya mencuci kaki, tangan dan muka dari debu di luar. Jeno mandi dan berganti menjadi baju tidur lengan dan celana panjang berbulu lembut yang sangat nyaman dan hangat.
Dia memasak hidangan sederhana untuk makan malam, memakannya dengan nikmat, lalu kembali ke kamar untuk belajar. Pelajaran di sini dan di dunianya sedikit berbeda, jadi Jeno harus meninjaunya kembali. Dia membuka pendingin mini, meraih susu dalam wadah berbentuk dot, sebenarnya Jeno sangat menyukai minum menggunakan dot, pertama tak perlu takut tumpah, paling paling hanya menetes, kedua dia sedikit malas, jadi bisa diminum sambil berbaring, toh dia minum di kamar tidak di luar.
Akhirnya Jeno belajar sambil meminum susu dari botol dot nya hingga ketiduran. Mungkin tubuhnya kelelahan hari ini juga sibuk jadi dia dengan cepat tertidur dengan dot yang masih ada di mulutnya.
Keesokan paginya Jeno bangun dengan linglung, dia langsung turun dari tempat tidur, merapikan buku-buku yang berserakan juga merapikan tempat tidurnya sebelum beraiap untuk ke Sekolah. Kali ini Jeno hanya sarapan egg salad sando juga segelas susu tanpa membawa bekal.
Setelah sarapan dia mengambil helm, tas dan juga kunci motornya lalu mengenakan sepatu, saat semua sudah siap dia langsung keluar tak lupa mengunci pintu kamarnya.
"Pagi Semua~"
Seperti kemarin, Jeno menyapa sosok sosok yang berjalan menuruni tangga dengan ramah.
"Pagi" sahut yang lain mengangguk samar. Jeno tersenyum manis mendengar sapaannya di balas. Tak sengaja netranya melihat sosok berwajah mempesona di lantai bawah dan buru-buru mengejarnya.
"Jaemin!"
Yang di panggil menoleh, sesosok remaja dengan senyum lebar tampak berlari ke arahnya.
"Ya" mengetahui siapa yang memanggil, Jaemin sedikit melembutkan ekspresi tenangnya.
"Hari ini kita bisa sama-sama naik motor! Nono kemarin udah beli motor!" Mulailah ocehan Jeno di pagi hari. Jaemin mendengarkan dengan sabar sesekali menanggapi selama berjalan menuju parkiran. Keduanya tampak dekat tanpa memperdulikan yang lainnya.
"Nah itu dia motornya!"
Jaemin mendongak mengikuti arah telunjuk Jeno, di bagian paling luar ada motor sport berwarna hitam dengan apik terparkir di antara motor sport warna warni yang ada.
"Bagus, gue gak nyangka lo bisa naik motor juga ternyata" angguk Jaemin tenang.
"Hehe, Nono bisa semuanya tau!" Kekeh Jeno membanggakan dirinya sendiri.
"Ya, Lo bisa ngelakuin apa aja" Jaemin dengan setuju mengangguk membuat Jeno sedikit malu. Mengapa Jaemin mengiyakannya semudah itu?!.
"Kalo gitu ayo berangkat!"
Keduanya naik di motor masing-masing dan berkendara keluar dari area mansion secara beriringan.
Yo
KAMU SEDANG MEMBACA
Maintain Happiness In A Harem Stories
RandomBL Jeno Sub Harem Story Lee Jeno tak pernah memiliki emosi sejak kecil, dia tak perduli pendangan orang lain tentang dirinya juga sikapnya sampai saat dia tak sengaja mengalami kecelakaan dan meninggal, dia masuk dalam tubuh Lee Jeno, seorang tokoh...