"Yeonjun satu tempat tidur sama Beomgyu, gue sama Haruto. Biar mereka berdua ada yang jagain dan gak buat masalah" ucap Haechan dengan wajah mengintimidasi miliknya begitu masuk ke dalam kamar. Untung saja tempat tidurnya benar-benar besar dan luas. Kedua sosok yang di beri label pembuat masalah hanya dapat merasakan sudut bibir mereka berkedut, ingin membantah tapi tak berani begitu melihat tampang mengintimidasi Haechan. Memang tidak sia-sia Haechan, Mark, Jaemin dan Renjun sering di katakan Penatua di Mansion. Selain mereka penghuni yang paling lama, keempatnya juga punya sisi menakutkan mereka masing-masing. Haechan yang Intimidasi nya tak ada yang dapat mengalahkannya, Jaemin yang sifat dinginnya dapat membuat mereka langsung mati kaku, Mark yang paling serius hingga mereka biasa akan meminta pendapat Mark saat ada masalah, dan Renjun yang jika sudah marah semua akan lari bersembunyi menghindari amukan remaja tersebut. Tapi Tahta tertinggi Penatua adalah HAECHAN dan JAEMIN! Jika keduanya di jadikan combo, mereka sudah akan meleleh menjadi slime walau hanya di tatap secara acak.
"Sisanya Kalian bertiga" Haechan melirik Jeno juga Renjun, dan Jisung yang tampak canggung namun tetap mengangguk, sedangkan Yeonjun remaja tersebut tak masalah dengan siapapun dia tidur.
Setelah pembagian tempat tidur, mereka juga membagi tiga lemari sesuai dengan partner mereka. Jeno menata baju-bajunya di lemari dan menyingkir setelah selesai, membiarkan Renjun dan Jisung menata pakaian mereka. Setelah itu dia meletakkan ponsel dan laptop yang dia bawa di sudut meja dengan posisi 1/3.
Karna masih siang, Jeno berjalan keluar menuju dapur, mencoba melihat ada apa di sana. Untungnya ada bahan masakan yang sepertinya baru di siapkan untuk hari ini. Jadi Jeno mulai sibuk memasak makan siang.
Di kamar, yang lain masih sibuk membereskan pakaian mereka atau hanya duduk di sofa dekat jendela sambil bermain ponsel atau memandangi pemandangan di bawah sana. Begitu mereka menyium aroma masakan, keenamnya keluar dan melihat Jeno yang sedang sibuk di dapur.
"Wow! Gue gak nyangka lo bisa masak Jen, baunya enak!" Seru Haruto menghampiri Jeno dan hendak memeluk Jeno, namun Jeno yang sudah menduganya saat mendengar suara berlari lantas dengan cepat bergeser menjauh membuat Haruto hanya dapat memeluk udara dan menatap Jeno dengan cemberut. Kepala Jeno rasanya berdenyut-denyut membayangkan harus menghadapi ini selama sebulan penuh.
"Haruto, jangan gitu. Nono gak suka!" Tegur Jeno memasang tampang wajah serius ke arah Haruto, namun Haruto malah semakin gemas dengan sikapnya.
"Ah? Oke-oke, gak gitu lagi" angguk pemuda jangkung itu dengan santai, Jeno menyipitkan matanya tampak curiga namun hanya memberikan Hmph dan lanjut memasak.
"Lo emang stres! Sini lo!" Beomyu dengan kesal menarik Haruto agar menyingkir dari dapur, Haruto hendak melawan, namun dia mendengar suara yang datar hingga merinding.
"Kalo lo sembrono lagi sebulan ke depan, gue patahin kaki lo" Haechan melirik Haruto dengan mata elang yang mengintimidasi.
Gleg
Diam-diam Haruto menelan saliva nya, mengangguk seperti anak ayam membuat Beomgyu tersenyum puas. Hehe takut kan lo! Batin remaja tersebut.
"Makan siang dulu"
Jeno datang, Menyajikan hidangan di atas meja makan. Keenamnya lantas langsung duduk mengelilingi meja makan. Setelah membawa peralatan makan, Jeno meletakkannya di hadapan mereka masing-masing lalu ikut duduk. Sedikit kaget saat melihat Jeno meletakkan piring dan peralatan makan di meja tempat mereka duduk, namun dengan cepat tenang.
"Ayo di makan, semoga kalian suka" ucap Jeno tersenyum manis. Yang lain mengangguk dan mulai mengambil hidangan dan memakannya.
"Wow! Ini enak!" Celetuk Haruto dengan mata berbinar.
"Hm, enak Jen, gue gak nyangka lo jago masak" angguk Beomgyu setuju, yang lain diam-diam mengangguk untuk menyetujui ucapan keduanya. Jeno tersenyum lebar melihat yang lain menyukai masakannya dan ikut makan dengan nikmat.
Setelah makan mereka merapikan meja bersama dan berpencar melakukan hal mereka masing-masing.
"Gue sama Haruto mau jalan-jalan dulu" ucap Beomgyu pada yang lain.
"Oke, jangan balik kemalaman" angguk Yeonjun. Beomgyu memberikan jempolnya dan menarik Haruto pergi, Haruto yang sebenarnya malas hanya dapat dengan pasrah mengikuti.
"Gue mau tidur siang" Haechan melirik rekan satu Team nya dengan acak dan berbaring di tempat tidur, memejamkan matanya. Kini hanya tinggal Yeonjun, Renjun, Jisung dan juga Jeno yang bingung ingin melakukan apa.
"No- Aku mau keluar buat beli bahan dapur sama camilan" ucap Jeno mengambil dompetnya dan memasukkannya ke dalam saku.
"Sendirian?" Tanya Yeonjun mengerutkan alisnya, Jeno mengangguk menatap Yeonjun dengan heran.
"Jangan, biar Renjun nemenin Lo"
Yeonjun mendorong Renjun ke arah Jeno, membuat yang di dorong kaget dan juga tak menyangka jika Yeonjun akan menyerahkannya begitu saja untuk menemani Jeno. Dia hendak protes, tatepi melihat Mata Yeonjun serta Jisung menatapnya, apalagi mata bulat hitam Jeno yang juga menatapnya ragu, dia tiba-tiba tak dapat berkata-kata. Akhirnya dia mendengus.
"Oke. Ayo" ucapnya meraih dompetnya juga dan berjalan pergi lebih dulu.
"Klo gitu kita pergi"
"Hati-hati"
Jeno mengangguk dan mengikuti Renjun dengan canggung. Keduanya berjalan keluar dari Perusahaan menyusuri trotoar. Jeno menatap punggung Renjun yang berjalan di depannya dengan ragu. Saat Renjun berhenti, Jeno juga berhenti, saat Renjun kembali berjalan, Jeno juga ikut berjalan. Pada Akhirnya Renjun yang sudah kesal berbalik.
"Lo ngapain di belakang gue! Bisa jalan gak sebenernya!" Seru remaja tersebut menatap Jeno dengan tampang kesal. Jeno yang tiba-tiba saja di marahi berjengit kaget dan hati mungilnya langsung berdenyut-denyut.
"Tapi... Aku ngikutin kamu..." Bisik Jeno tak berani menatap Renjun.
"Ck! Cepetan! Lelet bener! Lo manusia apa siput!"
Jeno menunduk, berlari kecil untuk berjalan lebih dekat di belakang Renjun. Tapi hal ini membuat Renjun semakin emosi, baru kali ini dia melihat orang yang bodoh, begitu bodohnya hingga membuat Renjun darah tinggi setiap melihatnya.
"Jalan di samping gue! Ngapain lo jalan di belakang gue?! Lo mau jadi ekor gue apa gimana?!" Renjun menatap Jeno dengan geram, tapi yang memmbuat remaja pemarah tersebut terdiam adalah Jeno yang malah mengangguki ucapannya.
"Y-Ya gapapa..." Ucap Jeno menatap Renjun dengan tampang bodohnya.
What the?!
Jika saja ada gambar animasi, sudah di pastikan kepala Renjun akan berasap menghadapi Jeno si polos-polos bego ini!. Sudahlah kecil, gendut, bego lagi! Rutuk Renjun dalam hati.
Yah... Sebenarnya Jeno di kehidupan sebelumnya tinggi, namun di kehidupan ini dia menciut, Jeno bukan gemuk, hanya saja berisi hingga pipinya chubby. Dan Jeno juga tidak bego, dia hanya tak paham dengan emosinya Renjun. Tapi semua itu di mata Renjun berubah menjadi KECIL, GENDUT, dan BEGO. Padahal Renjun sendiri tak lebih tinggi dari Jeno yang sekarang, jika itu Jeno di kehidupan sebelumnya, sudah di pastikan Renjun akan lebih pendek dari Jeno. Lagipula dari yang Jeno baca, para tokoh utama ini nantinya akan tumbuh sangat tinggi, mungkin karna sang penulis menyukai yang tinggi-tinggi Jeno pun tak tau.
Untuk membuat tokoh Jeno semakin di belakang, tingginya hanya akan mencapai 1,7 m saja, sedangkan Juno 1,75 m. Dan para haremnya semakin tinggi hingga mencapai 1,8 - 1,9 m. Kalau tidak salah tokoh bernama Soobin akan mencapai tinggi 1,9 m. Jeno tiba-tiba merasa sedikit terdiam. Penulis memang bias!. Tahun ini tinggi para harem Juno sudah mencapai 1,8 m lebih. Bahkan Renjun yang pling pendek di antara yang lain sudah 1,79 m sedangkan Jeno tahun ini baru 1,68 m. Dan Juno 1,7 m. Sekali lagi Jeno terdiam jika mengingat deskripsi bias itu. Padahal dulu tingginya 1,77 m.
"Gue kesel banget kalo liat lo brengsek!" Amarah Renjun dan menarik Jeno agar berjalan di sampingnya. Jeno tercengang sejenak saat Renjun menyentuhnya, namun dia dengan patuh mengikuti remaja tersebut. Kali ini keduanya berjalan berdampingan dengan diam-diam.
Yoitttt
Renjun kmu tsundere ya😔
See u~
KAMU SEDANG MEMBACA
Maintain Happiness In A Harem Stories
RandomBL Jeno Sub Harem Story Lee Jeno tak pernah memiliki emosi sejak kecil, dia tak perduli pendangan orang lain tentang dirinya juga sikapnya sampai saat dia tak sengaja mengalami kecelakaan dan meninggal, dia masuk dalam tubuh Lee Jeno, seorang tokoh...