MAAF YA GES KALO BANYAK TYPO, SOALNYA GAK VIEL REVISI
HAPPY READING!
Tak di ketahui berapa lama ketujuhnya berjalan menggunakan insting Haechan di dalam kabut tebal hingga akhirnya mereka melihat sebuah bangunan megah namun tampak tua dan suram. Mereka berhenti tidak jauh, menatap ke arah bangunan tersebut dengan tegang.
"W-wow... Apakah ini rumah penyambutan?" Ucap Beomgyu dengan gugup. Berbagai macam film horor yang pernah dia tonton melintas di fikirannya, membuat punggungnya terasa dingin dan menggigil.
"Kita harus masuk, siapa tau ada jalan keluar di sana" celetuk Haechan dengan wajah serius, membuat yang lain menelan saliva dengan susah payah.
"Um... Kalo gitu... Ayo" bisik Jeno mengeratkan genggamannya pada kedua tangan yang dia genggam di kiri dan kanannya, yaitu Beomgyu dan Jisung.
Ketujuhnya dengan penuh tekad dan kewaspadaan melangkah memasuki pekarangan rumah besar tersebut, angin berhembus membawa rasa dingin yang menusuk tulang.
.
"Sial! Kita dimana?!"
Hyunjun memukul batang pohon besar dengan kesal. Dia, Chenle dan Mark entah bagaimana bisa tiba di tempat berhutan penuh dengan kabut ini. Padahal jelas-jelas mereka bertiga sedang menelusuri taman dekat daerah sekitar Mansion dan menemukan sebuah kalung bertuliskan nama Juno di atasnya. Tapi tiba-tiba saja tanpa mereka sadari, mereka telah tiba di tempat mengerikan seperti ini.
"Tenang dulu, sekarang yang penting cari jalan keluar" mata hitam Mark menatap sekitar dengan waspada. Alisny tampak sedikit tegang akan situasi yang kini tengah mereka alami.
Sebelumnya, team S-Luck telah berpencar, yaitu Jaemin, Hyunjin, Mark dan Chenle, lalu Soobin, Yoshi dan Felix. Tapi Jaemin terluka oleh bayangan gelap dan buru-buru mereka kirim kembali, barulah mereka mencari menuju taman. Dan hal seperti ini terjadi. Mark takut Soobin dan yang lain pun mengalami hal yang sama.
"Jalan dulu deh, udah terlanjur di sini juga. Ayo!" Celetuk Chenle menghela nafas panjang, berjalan ke sembarang arah.
"Woi tunggu!" Seru Hyunjin mengejar, sedangkan Mark mengikuti di belakang sembari mengamati sekitar. Sedangkan di sisi lain, team B-One sedang beristirahat di ruang tamu Mansion dengan mata panda mereka. Mereka sangat lelah dan mengantuk mencari semalaman tanpa menemukan hasil sama sekali.
Sedangkan di kamar No. 07, Jaemin berdiri di dekat jendela dengan ekspresi tenang di wajahnya. Dia sudah berada di kamar sebelum anggota B-One kembali.
Luka memar hitam yang sempat muncul akibat terkena serangan bayangan telah hilang, lenyap begitu saja. Itulah kemampuan Jaemin, yaitu penyembuhan. Tubuhnya akan selalu menyembuhkan diri secara perlahan. Di sudut kamarnya yang gelap, berdiri seorang pria berpakaian gelap tanpa bersuara.
"Tunggu mereka tidur, lalu bawa ke Lab secepatnya. Bawa juga Juno ke sana. Tak perlu menunda banyak waktu" ucap Pemuda berwajah menawan tersebut dengan dingin.
"Baik Prof. J" pria berpakaian hitam itu menjawab dengan hormat, mengendap-endap keluar dari kamar menuju ruang tamu tanpa suara. Bibir Jaemin sedikit terangkat dengan seringai dingin.
"Gue gak nyangka Jeno sesiap itu. Hm... Gue curiga dia tau sesuatu..." Monolog Jaemin terkekeh kecil, namun kilatan gelap terlihat di matanya yang mempesona.
"Prof, Target telah saya bereskan" laporan terdengar dari luar. Jaemin berbalik dan berjalan keluar.
"Bagus, Ayen. Panggil Sunoo dan Bawa mereka menggunakan mobil bersama Juno sekalian" ucap Jaemin melirik sekilas ketujuh pemuda yang tak sadarkan diri di sofa dengan tangan dan kaki terikat, juga mulut yang di bekap menggunakan lakban.
"Baik" Ayen membungkuk patuh dan segera mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi rekannya.
"Eh? Jaemin lo ngapain?!"
Sebuah bayangan putih menatap Jaemin dengan kaget. Namun sepertinya Jaemin tak dapat mendengarnya ataupun melihatnya sama sekali.
"Loh? Loh? Kok gue gini lagi sih?!" Jihoon panik begitu melihat kondisinya sendiri, yaitu dia hanya tinggal jiwa yang melayang, sedangkan tubuhnya masih terikat tak sadarkan diri di sofa.
Spy of the soul, yaitu kemampuan Jihoon untuk mengeluarkan Jiwa dari dalam tubuhnya dengan batas waktu tertentu. Sejak kecil, beberapa kali Jihoon mengalami hal tersebut, namun itu sangat jarang terjadi hingga setiap itu terjadi, dia akan selalu merasa panik karena takut tak dapat kembali ke raganya.
"SIAL! NIH JUGA SI JEMAN APA-APAAN NIH?!" seru Keras Jihoon mengusak kepalanya dengan kasar. Dia melayang mondar mandir di hadapan Jaemin sembari menggigiti ujung kukunya tampak gugup. Dari yang dia dengar, ada juga Juno, berarti Jaemin tau keberadaan Juno kan? Mengapa? Mengapa Jaemin menculik mereka?. Banyak hal penuh tanda tanya di kepala Jihoon. Melihat Jaemin pergi bersama dua sosok yang tak di kenalnya bahkan membawa tubuhnua dan yang lain, dia buru-buru mengikuti sembari mengingat jalan di sekitar. Namun sialnya saat Jihoon mendengar masih 30 menit lagi sampai di tempatnya, kesadarannya menghilang, sepertinya jiwanya kembali ke dalam tubuhnya lagi. SIAL! KENAPA HARUS SEKARANG?! rutuk Jihoon sebelum akhirnya tenggelam dalam kegelapan.
.
Jaemin, kenapa kamu ngelakuin ini? Apa sebegitu pentingnya percobaan juga eksperimen kamu daripada teman-teman mu sendiri? Ah, mungkin kamu gak pernah anggap siapapun sebagai temanmu.
Fikiran Jeno kalut, dia dan team M-On sudah telah kelelahan dan berantakan bersembunyi di dalam lemari dengan berhimpitan, berusaha menahan nafas untuk menyembunyikan kehadiran mereka. Karena di dalam rumah besar yang mereka masuki ternyata penuh dengan Iblis dan setan yang menyeramkan. Mereka telah berlari menghindar dengan kelelahan dan sekarang berusaha untuk bersembunyi demi menjaga stamina.
Jeno tak henti-hentinya mengeluh pada Jaemin di dalam hati. Ya, sejak awal dia memang mengetahui siaa Prof. J itu, bahkan dia berusaha sedekat mungkin dengan Jaemin adalah karena suatu tujuan, yaitu membunuh Jaemin secara diam-diam. Awalnya melihat Jaemin tampak lebih lembut saat menghadapinya membuat Jeno ragu menjalankan rencananya dan ingin mengubahnya menjadi rencana yang lembut hati. Tapi sekarang, Jeno melihat Haechan, Renjun, Yeonjun, Jisung, Haruto juga Beomgyu yang tampak kuyu juga kelelahan dengan beberapa luka di tubuh mereka, hatinya sakit.
Jaemin... Maaf... Tapi... Mungkin kita di takdirkan buat saling bunuh...
Jeno memejamkan matanya dengan menyakitkan, membenamkan wajahnya di dada Yeonjun yang tepat berada di depannya begitu dekat. Membuat tubuh Yeonjun kaku sejenak, namun tak berani bersuara mengingat mereka sedang bersembunyi. Jadi Yeonjun berusaha tenang, melingkarkan tangannya di pinggang Jeno untuk membawa tubuh Jeno lebih dekat dengannya. Yang lain sedikit menyadarinya, namun hanya dapat memberikan tatapan kosong yang sedikit dingin pada Yeonjun tanpa berani bersuara. Yeonjun dengan canggung menghendikkan bahunya.
Tak... Tak... Tak...
Suara langkah kaki dengan sesuatu yang di seret mengejutkan mereka, membuat ketujuhnya buru-buru menahan nafas dan terus berdoa agar tidak ketahuan. Mereka telah melihat bentuk Iblis dan setan yang tampak menyeramkan itu, itu sangat menakutkan juga mengerikan.
Yoit....
Hehehe ternyata Jaemin Impostor
See u~
KAMU SEDANG MEMBACA
Maintain Happiness In A Harem Stories
RandomBL Jeno Sub Harem Story Lee Jeno tak pernah memiliki emosi sejak kecil, dia tak perduli pendangan orang lain tentang dirinya juga sikapnya sampai saat dia tak sengaja mengalami kecelakaan dan meninggal, dia masuk dalam tubuh Lee Jeno, seorang tokoh...