4. Hadiah Terimakasih

1.9K 269 9
                                    

Jeno memikirkan Jaemin, dia mengatakan akan bermain ke kamar pihak lain karna berniat untuk membalas kebaikan Jaemin. Mengingat sekarang sudah waktunya orang lain selesai makan malam, kemungkinan dia harus memberikan sesuatu seperti pencuci mulut atau camilan. Akhirnya Jeno mengobrak-abrik jajanan yang sebagian dia simpan di dalam closet menumpuk seperti gudang makanan di salah satu lemari, mencari sesuatu yang cocok untuk di berikan sebagai tanda perkenalan juga tanda terima kasih. Tentu saja paling bagus adalah buatan sendiri, Jeno berniat untuk memasak sesuatu yang cocok setelah ini.

Akhirnya Jeno hanya mengambil satu botol kaca permen jelly, pertemuan pertama tak boleh terlalu mewah, hadiah untuk pertemuan pertama lebih baik adalah buatan tangan. Jadi Jeno membawa botol kaca berisi permen jelly ke dapur, bersiap untuk membuat sesuatu. Karna sudah terlalu malam, akhirnya Jeno memilih untuk membuat minuman handmade, itu bisa di minum besok dan tahan lama. Tak lama dua botol kaca minuman telah siap. Jeno mengemas ketiga benda tersebut ke dalam kotak bingkisan polos seapik mungkin, bahkan menyematkan sebuah kartu berisi ucapan terima kasih dan rasa senang akan pertemuan pertama mereka, tak lupa menempelkan stiker lucu di luarnya.

"Wow, lucu banget!" Seru Jeno kegirangan sendiri. Karna minumannya belum dingin, jadi kartu ucapannya dan kotak bingkisan tak akan rusak.

"Tapi... gak enak mau lewat kamar yang lain" monolog Jeno terdiam, dia pernah membaca bahwa jika ingin memberikan sesuatu, berikanlah pada pintu paling dekat dengan rumah mu, sedangkan kamar Jaemin ada di nomor 7. Baiklah, lupakan saja, kapan-kapan dia akan membuatkan untuk yang lain, hari ini dia terlalu lelah.

Jeno mengenakan produk perawatan kulit di malam hari sejenak sebelum keluar membawa kotak bingkisan polos di tangannya, mencari keberadaan kamar nomor 7. Dia berkeliling lantai dua, namun tak menemukannya.

"Bukan di lantai dua?" Guman Jeno bingung.

"Lantai tiga? Atau lantai pertama?"

"Hahaha, gak sih! Gue yakin!"

?!

Entah mengapa Jeno langsung melesat ke balik tiang begitu mendengar suara tersebut, kepalanya mengintip sedikit, di tangga menuju lantai tiga dia melihat Juno dan Hyunsuk berjalan bersama, mungkinkah mereka sedang berkumpul di lantai tiga? Ho?  Hati mungilnya merasa sedikit tak nyaman.

"Lo-"

"HUWA!"

BRUK!

Unknown: "..."

Jeno : "..." (⁠?⁠・⁠・⁠)

Karna terlalu terkejut, alhasil Jeno tersungkur di lantai ubin yang dingin membuat lutut putihnya kemerahan, untung saja kotak di tangannya masih aman. Jeno mendongak, namun yang di lihatnya adalah wajah asing yang tak dia kenali.

"Sorry, gue gak nyangka lo bakalan loncat mirip kodok gitu" suara tersebut sangat acuh tanpa emosi, seakan itu adalah hal yang sangat biasa.

Seseorang yang di katai mirip kodok : "..."

"K-kamu!" Gugup Jeno menunjuk dengan marah sosok tinggi tersebut, tampak sangat tak percaya bahwa dirinya akan di katai kodok dengan sangat tenang seperti itu. Padahal Jeno sangat yakin bahwa penampilannya sangatlah tampan dan menggemaskan! Dia dapat merasakan hati bayinya sedikit tersinggung oleh pemuda ini.

"Kamu kodok! Semua keluarga lo kodok! Huwaaa! Nono bukan Kodok huwaaa!" Jeno menendang kaki pihak lain, tak lupa mengangkat tangan memukul perut pihak lain sebelum bangkit dan berlari turun dengan tangisan keluhan di wajahnya. Selain takut di pukul balik oleh pihak lain, Jeno juga takut pihak lain akan mengatakan sesuatu yang lebih jahat dari mulut berwajah tenang tersebut yang sialnya terlihat tampan, yang akan lebih menusuk hati pantat bayi miliknya. Lebih baik menangis agar menjadi korban yang jelas.

Maintain Happiness In A Harem StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang