Hari ini adalah akhir pekan, setelah kejadian menangis brutal itu, Jeno terus melatih hatinya, terkadang remaja tersebut akan sedikit malu saat tanpa sengaja mendengar para penghuni mansion yang menggerutu tentang cuaca yang tiba-tiba berubah-ubah tanpa alasan. Untungnya semua baik-baik saja dan berjalan lancar.
Dia dan Jaemin juga jarang beetemu selain di Sekolah karna Jeno yang terlalu sibuk berlatih sendirian. Dan hari ini adalah hari terakhir, karna mulai besok pelajaran di Sekolah akan di mulai. Jujur saja Jeno merasa jantungnya berdegup kencang membayangkan hal seperti apa yang akan dia alami di masa depan.
Jeno berguling-guling di atas tempat tidurnya dengan malas sambil membaca catatan yang dia buat akhir-akhir ini. Pemuda dengan wajah menggemaskan tersebut tampak sangat bosan karna terus mempelajari hal-hal mistis ini yang sangat di luar nayla eh maksudnya sangat di luar Nalar.
"Hari pertama pelajaran di mulai, Juno lewat gang belakang Sekolah dan tanpa sengaja gunain kemampuan buat nyelamatin anak kecil yang hampir di tabrak mobil..." Gumam Jeno membaca tulisan di atas kertas dari buku yang dia pegang.
"Haruskah di gagalin?" Monolog Jeno memiringkan kepalanya.
"Tapi nanti Juno gak akan tau kalo dia punya kemampuan... Aku gatau di masa depan tuh kemampuan bisa muncul atau gak tanpa rangsangan apapun..." Remaja itu tampak menimbang-nimbang dengan sangat serius.
"Sedangkan Dunia perlu adanya kekuatan buat tetap damai di masa mendatang..."
"Um... Gak usah di gagalin deh, toh para Ilmuwan buruk harus di berantas, kalo di biarin bisa bahaya bagi masa depan. Satu-satunya cara yaitu Juno buat mancing mereka keluar dari lubang"
Bunyi Bel
Jeno mendongak dan menutup bukunya, menyimpannya di laci nakas lalu turun dari tempat tidur, kakinya melangkah keluar dari dalam kamar dan membukakan pintu.
"Iya?"
"Ikut ke pantai? Semua mau liburan ke pantai" suara Jaemin terdengar begitu pintu di buka oleh Jeno. Mata bulat Jeno berkedip menatap Jaemin, tampak menimbang-nimbang sejenak.
"Boleh deh kalo gitu. Nono siap-siap kalo gitu" akhirnya Jeno mengangguk dengan senyum manis, bagus untuk refreshing setelah semua kerja kerasnya akhir-akhir ini.
"Hm, gue sama yang lain nunggu di ruang tamu" Jaemin tersenyum tipis. Jeno mengangguk, menatap Jaemin yang berbalik pergi lalu masuk ke dalam kamarnya. Dia mengemas baju juga camilan dan makanan buatannya sendiri yang dia simpan di dalam kulkas, tak lupa dompet juga ponsel. Setelah semua siap, Jeno berganti menjadi Kemeja kain putih dengan celana hitam panjang, dia memakai kacamata juga topi lalu turun ke bawah.
"Maaf lama" ucapnya sedikit malu begitu tiba di ruang tamu yang sudah di penuhi para penghuni mansion. Seketika seluruh pasang mata menoleh menatap ke arah Jeno hingga membuat yang di tatap sedikit salah tingkah.
"Oke, berangkat pake motor sendiri-sendiri, ikutin si Mark buat sampe ke Pantai nya" Yeonjun berdiri diikuti oleh yang lainnya yang juga mengangguki ucapannya.
"Ayo berangkat!"
Semuanya keluar, mengendarai motor masing-masing mengikuti Mark yang berkendara paling depan. 21 motor sport berbeda warna itu berkendara beriringan memenuhi jalan raya. Menarik perhatian banyak pengendara lain.
Butuh waktu 2 jam berkendara hingga akhirnya mereka tiba di tujuan. Begitu turun dari motor, banyak yang langsung berlarian dengan senang hati.
"Wow! Anginnya seger banget gila!" Seru Hanji menggeret Felix untuk berlari, membuat Felix memutar mata malas mengikutinya.
"Sepoi-sepoi uy" Beomgyu menarik nafas dalam-dalam dengan senyum lebar di bibirnya. Dia menoleh menatap Haruto yang hendak menghampiri Jeno dan langsung menariknya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maintain Happiness In A Harem Stories
RandomBL Jeno Sub Harem Story Lee Jeno tak pernah memiliki emosi sejak kecil, dia tak perduli pendangan orang lain tentang dirinya juga sikapnya sampai saat dia tak sengaja mengalami kecelakaan dan meninggal, dia masuk dalam tubuh Lee Jeno, seorang tokoh...