Keesokan harinya, Saat M-On sedang berlatih menari, mereka mendengar bahwa Agensi tiba-tiba akan di tutup untuk sementara membuat ketujuhnya kebingungan, padahal mereka baru datang, masa iya harus pulang sekarang tanpa mempelajari apapun.
Begitu ketujuhnya melihat berita, mereka langsung mengerti, ternyata banyak Aktor dan Idola menjadi sasaran teror dan bahkan sang pelaku teror mampu mengejar hingga ke dalam Agensi dan membahayakan staf juga aktris lainnya. Di kabarkan 50 Agensi besar maupun kecil di duga terdapat penyusup. Apalagi terlalu banyak orang di Agensi, jadi terlalu sulit untuk menebak siapa penyusup penyusup itu.
Akhirnya team M-On memutuskan untuk menyewa apartemen di dekatnya agar dapat mengamati situasi.
"Kenapa jadi begini dah? Kesel banget gue" rutuk Renjun berdiri di dekat jendela, menatap ke arah Agensi yang sedang sibuk, banyak Aktor, Aktris juga Idola berbondong-bondong pergi.
"Gue takut kita juga kena masalah" gumam Beomgyu berjalan mondar-mandir.
"Ck, mulut lo!" Haruto menggeplak kepala Beomgyu membuat sang korban meringis dan memelototinya.
"Tenang, kita pasti gak akan kenapa-napa" Yeonjun yang paling tua mencoba menenangkan situasi cemas ini. Sedangkan Haechan hanya duduk di sofa dengan alis berkerut rapat dan Jeno terdiam, duduk di sisi tempat tidur.
Jeno melirik keluar jendela dan otaknya berfikir dengan cepat. Ini sudah dimulai, jika mereka tak mengambil tindakan, mereka akan berada dalam keadaan pasif. Setidaknya mereka harus bersiap, tapi ini sulit, Jeno memikirkan Final Boss dalam Novel ini yang sangat sulit, benar-benar sulit.
Jeno bangkit, berjalan menuju kamar mandi, Yang lain melihatnya ke kamar mandi dan hanya diam, lanjut sibuk dengan fikiran masing-masing. Sedangkan di dalam kamar mandi, Jeno duduk di atas closet berfikir emosi apa yang bisa menunda hal ini, tapi emosi hanya dapat mengubah alam, dia tak dapat mengubah niat manusia... Apa? Tunggu?!
Mata Jeno membulat memikirkan sesuatu. Ada yang namanya Obrolan dari hati ke hati, haruskah menggunakan kemampuan hatinya dia dapat berbagi perasaan dari hati?
Tapi ini tidak cukup, paling cocok adalah kemampuan Penghenti waktu milik Juno, jika Juno terus berlatih, mereka dapat melakukan sesuatu saat Juno menghentikan waktu walau itu terbatas. Haechan memiliki kemampuan persepsi, Haechan dapat merasakan akan datangnya bahaya seperti dapat melihat masa depan, namun hanya dapat merasakannya tapi tak dapat melihatnya. Jisung sendiri dapat melihat hal aneh yang terjadi namun hanya sekilas, itu akan berkelebat di benak dan pikirannya secara cepat, tapi mereka tak pernah berlatih, hal ini hanya akan terjadi sesekali pada mereka, Jeno lah yang cemas sendiri jika begini.
Merasa terlalu lama, Jeno keluar dari kamar mandi dan melihat yang lain masih sibuk dengan pikiran mereka sendiri. Jeno berdehem membuat seluruh pasang mata menatap ke arahnya.
"Kenapa Ayang Nono?" Tanya Haruto menghampiri Jeno dengan tampang khawatir, ingin menerkam Jeno, namun Jeno lebih dulu menjauh dan merapat pada Haechan agar remaja jangkung itu tak berani mendekatinya. Haruto yang melihat Jeno duduk di samping Haechan hanya dapat cemberut.
"Kenapa Jen?" Tanya Yeonjun berjalan mendekat, akhirnya semuanya duduk di sofa mengelilingi meja kopi.
"Sebenernya aku mau ngomongin sesuatu..." Ucap Jeno ragu, yang lain langsung mengangkat alis heran.
"Ngomo aja" celetuk Haechan acuh, di angguki oleh yang lain.
"Jadi..."
Jeno menceritakan tentang kemampuan, dan berbohong tentang beberapa hal. Seperti Jeno yang mengatakan bahwa dia dapat merasakan seseorang yang memiliki kemampuan dan abal-abal lainnya demi sebuah kebenaran penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maintain Happiness In A Harem Stories
RandomBL Jeno Sub Harem Story Lee Jeno tak pernah memiliki emosi sejak kecil, dia tak perduli pendangan orang lain tentang dirinya juga sikapnya sampai saat dia tak sengaja mengalami kecelakaan dan meninggal, dia masuk dalam tubuh Lee Jeno, seorang tokoh...