Ilustrasi: Lionel
Dia menjawab antusias, “Sudah, Mbak… Ayo…”Aku langsung naik ke atas tempat tidurku, menungging. Rok sepanku kuangkat ke atas. Kuturunkan celana dalam wanita merah jambu yang kukenakan sebatas betisku. Pantat montok berototku langsung terpampang di depan matanya. Karena aku sering bekerja keras di kampung dulu, kakiku sangat kuat dan kokoh. Selain itu, pantatku juga montok dan kencang.
Kulihat Lionel terpana. Pantatku putih bersih karena aku sudah cukup lama pindah ke Jakarta dan meninggalkan pekerjaanku di ladang. Segala bulu, baik jembut, dan bulu pantat selalu kucukur bersih. Tapi, pasti yang membuat Lionel terpana bukan hanya itu. Pasti itu kontolku yang besarnya minta ampun! Jauh lebih besar dari punya dia!
“Mbak, kontolnya gede banget ya,” katanya lirih.
Benar saja dugaanku.
“Namanya juga waria, Lionel… Jadi ya punya kontol,” jawabku santai. “Dimulai dong… Masa cuman diliatin doang?”
Pahaku lebih kulebarkan lagi. Lubang pantatku yang merekah dapat dilihatnya lebih jelas lagi.
Lionel mendekatkan kontolnya yang sudah keras ke lubang pantatku.
“Lionel mulai entot ya, Mbak?” tanya Lionel meminta izin.
“Kapan aja Mbak siap, Lionel…” kataku memberi lampu hijau.
Lionel mulai mendorong kontolnya yang sudah berkondom masuk ke celah lubang pantatku. Perlahan-lahan, dia dorong kontolnya yang sudah menegang hebat. Beruntung Lionel membeli kondom yang punya pelicinnya sekaligus. Alhasil, lebih mudah bagi Lionel untuk menembus pantatku yang lubangnya sebenarnya sudah tidak terlalu sempit karena sering dientot. Kulihat Lionel memejamkan matanya, menikmati jepitan pantatku ke batang kontolnya yang berukuran cukup besar itu.
“Ahhhh… Sempit banget, Mbak… Enak,” kata Lionel sambil merem-melek keenakan. “Rasanya kontol Lionel seperti diremas-remas…”
( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
[ ... ]
CUPLIKAN SELANJUTNYA
“Kalau lanjut lagi, nambah biaya lagi gak Mas?” tanya Lionel malu-malu.
“Hehehe. Kenapa? Duitnya kurang?”
“Gak sih. Cuma pengen negesin aja,” katanya sambil tersenyum lagi.
YOU ARE READING
KUMPULAN CERITA PANAS by Roberto Gonzales
ChickLitKumpulan Cerita Panas buatan Roberto Gonzales. Khusus 21 tahun ke atas.