PERTEMUAN LIAR PEMUDA DESA GANTENG dan MUSCLE BOTTOM BERISTRI
by Jeremy Murakami
Ilustrasi: Ucil
Namanya Ucil. Iya, kayak namanya kucing memang. Tapi, jangan jahat begitu ya sama dia! Dia pria baik-baik. Dari kecil, dia tinggal bersama Kakeknya di lereng sebuah gunung berapi di Yogyakarta sampai dia dewasa. Konon, Bapaknya berangkat jadi TKI di Malaysia sebelum dia lahir dan tidak pernah kembali. Ibunya jadi TKW di Hong Kong dan pulang kurang lebih lima tahun sekali. Ucil tidak begitu ingat sosok Ibunya itu selain seorang wanita asing yang dia temui beberapa kali dalam hidupnya. Sekarang Ucil usia 25 tahun. Dia cuma pernah ingat ketemu Ibunya empat kali ketika dia sudah di usia yang cukup untuk bisa mengingat sebuah peristiwa. Ibunya juga bersikap biasa-biasa saja setiap datang menemuinya. Bukan gambaran sosok yang dia anggap ibu sama sekali. Tetapi, setidaknya ibunya mengirim uang setiap bulan senilai lima juta rupiah ke Ucil, yang diambil di bank oleh Kakeknya tiap Senin di minggu pertama tiap bulan di kota Yogyakarta. Ucil selalu ikut karena itu lah kesempatannya untuk bisa melihat kota setiap bulannya.
Ucil awalnya bersekolah di sebuah desa terdekat, 20 menit naik motor dari gubuk tempat dia dan Kakek tinggal. Di desa itu, hanya ada pendidikan sampai SMP. Untuk pergi SMA, Ucil harus pergi ke sebuah kecamatan yang lebih maju yang jaraknya sekitar 35 km dari tempat Kakeknya tinggal. Dengan kata lain, Ucil harus tinggal di kos-kosan dan meninggalkan Kakeknya yang sudah renta karena usia. Ucil menolak.
"Ucil di sini saja, Kek. Ucil tidak usah lanjut SMA," kata Ucil kala lulus dari SMP dan menerima ijazahnya dari sekolah. "Ucil berat meninggalkan tempat ini. Ucil kan sudah menganggap mas-mas di sini keluarga Ucil. Ucil mau kerja sebisanya di sini saja, Kek."
"Ya sudah, Cil," kata Kakek mengusap-usap kepala Ucil. "Kalau Ucil maunya begitu, Kakek dukung."
YOU ARE READING
KUMPULAN CERITA PANAS by Roberto Gonzales
ChickLitKumpulan Cerita Panas buatan Roberto Gonzales. Khusus 21 tahun ke atas.