SERVICE PLUS-PLUS BARBER STRAIGHT TURKI
by Jeremy Murakami
Di Instagram, aku sering melihat-lihat konten para pria Turki sedang mendapatkan treatment di barbershop lokal mereka. Sejujurnya, aku sering melihat konten-konten barbershop Turki bukan hanya karena treatment yang mereka tawarkan unik. Aku juga suka melihat konten-konten tersebut karena biasanya para customer, bahkan tukang cukurnya sendiri, cakep-cakep lho!
Pria-pria Turki itu kayaknya semua pada ganteng-ganteng. Biasanya alis mereka tebal, rambut mereka tebal nan bersinar, hidung mereka mancung, dan tentunya badan mereka berbulu, membuat mereka tampak sangat macho dan seksi. Dari dulu, aku benar-benar penasaran ingin merasakan bagaimana rasanya bila setidaknya aku bisa berciuman dengan pria Turki. Eh, ternyata aku dapat yang lebih!
Kejadiannya dimulai di kala pandemi. Waktu itu, aku ingin mencoba di salah satu barber Turki baru yang ada di kawasan Kemang. Sebenarnya aku penasaran saja apa beda barber khas Turki dan barber lainnya. Setelah penelusuran melalui media sosial, barber Turki itu cukup unik. Selain memiliki kekhususan merawat jenggot dan kumis pria agar rapi karena orang-orang Turki biasanya brewok terawat, barber khas Turki menawarkan pijatan-pijatan di kepala tambahan dan layanan membersihkan kotoran telinga. Harga di barber itu cukup mahal, sih. Selain posisinya di kawasan premium Kemang, yang tentunya harga sewa mahal, para tukang cukur rambut di barber ini didatangkan langsung dari Turki lho! Gila, tidak? Siapa yang enggak mau dipegang-pegang cowok-cowok macho dan brewokan? Apalagi, karena ini di pertengahan pandemi, tepat setelah PSBB rampung, barber itu menawarkan diskon 50% untuk paket treatment lengkap!
Aku segera stalking Instagram mereka dan melihat para tukang cukur rambut di sana! Gila! Benar-benar ganteng deh! Suer! Berasa lagi main acara TV Turki dan dipotong pemeran utamanya! Karena bersemangat bisa dilayani pria Turki yang ganteng nan macho, sepulang kerja pukul enam sore, aku segera bergegas menaiki motorku menuju kawasan Kemang. Aku sampai di barber itu sekitar pukul setengah 8 malam karena macet. Saat aku datang, aku jadi bingung kenapa tempatnya sepi sekali. Aku mencoba masuk dan pergi ke bagian kasir. Tetapi, tetap saja tidak ada orang. Ketika aku mau keluar, ada seorang yang keluar dari sebuah ruangan di bagian belakang barbershop.
Gila, nih orang cakep bener… Sepertinya sih salah satu tukang cukur rambutnya.
YOU ARE READING
KUMPULAN CERITA PANAS by Roberto Gonzales
ChickLitKumpulan Cerita Panas buatan Roberto Gonzales. Khusus 21 tahun ke atas.