DIBERI UANG, GELANDANGAN GANTENG BERISTRI MALAH MEMINTA TUBUHKU

1.8K 18 0
                                    

 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


 

DIBERI UANG, GELANDANGAN GANTENG BERISTRI

MALAH MEMINTA TUBUHKU


 

by Jeremy Murakami



 

Ilustrasi: Robert

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ilustrasi: Robert


Aku berani bersumpah aku bukan pria psycho yang tega meminta seorang gelandangan untuk melakukan hal tidak senonoh denganku. Orang-orang mungkin tidak percaya ini setelah melihat betapa seksinya gelandangan itu sendiri, tetapi dia yang memintanya sendiri… 

Namaku Robert Wibisono. Pekerjaanku adalah seorang arsitek. Dari usia muda, aku sudah menggeluti dunia arsitektur sehingga aku memiliki banyak klien yang menjamin masa depan pekerjaanku. Di usia 28 tahun, aku hidup mapan dengan pekerjaan yang sibuk dan menghasilkan banyak uang.

Mengenai kisah asmara, aku memang tidak terlalu beruntung. Aku single. Bukan karena aku tidak laku, tetapi aku banyak didekati oleh orang-orang yang hanya tertarik dengan tubuhku. Aku tampan—kulit putih mulus, hidung mancung, bibir pink, gigi putih, dan tatapan mata yang tajam. Badanku seksi—hobiku pergi ke gym dan membuat tubuhku berotot. Otot bisep dan trisepku tercetak sempurna di tubuh kekarku. Aku juga punya perut six pack yang selalu memberikan pujian dari orang-orang terdekatku. Pakaianku juga selalu modis, dan aku selalu tampil wangi.

Secara fisik, aku sama sekali tidak punya masalah.

Selain memiliki karir yang bagus, aku juga rajin mengikuti kegiatan sosial. Salah satu hal yang rutin aku ikuti adalah memberikan makan siang gratis untuk orang-orang kurang beruntung, terutama orang-orang yang tinggal di jalanan. Bersama sembilan orang lain, kami membeli ratusan bungkus nasi dan lauk dan membagikannya di sepenjuru kota Jakarta. Saat membagikannya, kami berpencar agar bisa membagikan nasi secara merata. Dan hari itu, ada hal yang berbeda.

KUMPULAN CERITA PANAS by Roberto GonzalesWhere stories live. Discover now