Piala Bergilir Pesta Seks Tokyo (2)

1.4K 13 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kudatangi Tokyo dua kali dalam setahun. Dua kali itu juga Dylan mengambil cuti dan ikut aku dalam kunjungan bisnis ke Negeri Sakura... Hampir puluhan kali aku datang ke Tokyo... Kami seperti diibaratkan teman yang lama... Tetapi, Tokyo ternyata jahat sekali padaku…

Hari itu, di tahun kedelapan kami bersama, Dylan ikut aku pergi ke Tokyo untuk rapat dengan pimpinan. Aku telah menjadi General Manager di kantor Surabaya. Kusuruh Dylan sebagai senior account manager untuk menemaniku dalam perjalanan dinas ke Tokyo. Di titik ini, kami sudah tidak peduli kata-kata orang lagi. Mereka boleh berkata aku tidak adil atau mencurigai kenapa kami tinggal bersama. Aku tidak peduli lagi... Dylan lah satu-satunya yang penting bagiku.

Di saat meeting pribadi bersama pimpinan di kantor pribadi kediamannya di Roppongi Hills, hanya General Manager yang boleh datang.

"Mas Dylan, saya pergi dulu ke rumah Pak Bos," kataku mengecup bibir Dylan sejenak. "Pulangnya mungkin agak malam. Mas Dylan keluar dulu makan saja di sekitar hotel. Jangan tunggu saya. Nanti Mas Dylan kelaparan."

Dylan masih sibuk mengotak-atik ponselnya, tetapi membalas ucapanku, "Kita makan sama-sama saja nanti malam di Shinjuku. Kan masih buka kalau malam, Mas. Mas tidak usah terburu-buru, ya. Saya nanti beli onigiri dulu di Seven Eleven buat mengganjal perut."

Dylan lalu melepas pandangan dari ponselnya, lalu tersenyum nakal ke aku, "Tidak usah khawatirkan keadaan perut suamimu ini, Mas. Kan suamimu ini udah besar. Kalau lapar bisa cari ganjelan."

Aku tersenyum, lalu mengarah ke pintu kamar hotel kami.

"Ya sudah, hati-hati di jalan ya nanti, Mas. Jangan lupa bawa cash yang cukup lho…"

“Iya, sayang…” ucap Dylan gemas. “Mas William enggak usah khawatir…”

Aku mengingatkan karena Dylan ini sangat membalas membawa dompet dan biasanya membayar segala sesuatu memakai kartu debit atau kredit di card holder tipis yang dia bawa. Ini sering menjadi masalahnya waktu di Jepang saat pergi sendiri karena meskipun negaranya maju, kebanyakan transaksi cuma diterima menggunakan cash di Jepang. Kalau kepepet harus ambil tunai dari ATM di minimarket dengan kurs yang jelek sekali. Apalagi, sering juga ATM di sini tidak menerima kartu ATM asing.

"Saya berangkat sekarang ya, Mas Dylan."

"Hati-hati di jalan ya, sayang..."

KUMPULAN CERITA PANAS by Roberto GonzalesWhere stories live. Discover now