7. luka lama.

28 5 0
                                    

"luka mengajarkan kita,
bagaimana
Caranya menghargai sebuah perasaan"

"Muhammad darien El Fatih"

Okeee......

Siappp.....

Happy reading for you all 🙂😀....

Sorry kalau typoo guyss........

°°°°°°°°°

"rinn, temenin gue belik makanan yuk", ajak Fahri yg mengelus perutnya, menandakan dia sedang lapar.

Membuat darien yg tadi fokus menghapal, kini menoleh ke arah Fahri.

"Minta yg lain buat temenin Lo , gue lagi nambah hapalan baru ni", ucap darien, sekarang darien sedang menghapal Al Qur'an, ia ingin menjadi 30 juz , setelah mendengar ceramah ustadz ridwan, berapa indahnya menjadi hafidz, yg membuat hati darien tersentuh dan ingin menghapal Al Qur'an.

" Yg lain lagi nyuci rinn, pliss temenin gue" bujuk Fahri, dengan mengangkat kedua tangannya.

Setelah selesai membaca doa, darien lalu menutup Al Qur'an nya , lalu beranjak berdiri.

"Ehh, yaudah ayokk", ucap darien pasrah, karena yg lain lagi nyuci, darien lah yg harus menemani Fahri, padahal darien lagi fokus menghapal.

" Ayokkkk", ucap Fahri bersemangat, lalu beranjak pergi yg di ikuti oleh darien.

Saat di tengah jalan banyak santri wati yg lewat , karena jalan mereka satu jalur untuk pergi ke depan gerbang.

"Ehh itu darien kan yg pidato kemarin, ganteng yaaa", ucap seorang santri wati, yg sempat di dengar darien

Darien hanya diam dan menunduk, sambil mengikuti Fahrii.

"Cepat rii, gak usah belik banyak-banyak, kalau lama gue tinggal", ancam darien , membuat Fahri cengengesan.

Saat darien sedang menunggu Fahri membeli makanan, tiba-tiba darien kepikiran ancaman Eko, yg coba membunuh dirinya dan juga Alfin.

"Sekarang Alfin gimana yaa", pikir darien, ia mencemaskan sahabat nya itu, takut terjadi hal buruk pada nya.

"Lihat aja , kalau mereka berani nyelakain Alfin, gue gak akan tinggal diam", ucap darien pelan, sambil mengepalkan tangan nya.

"Udahh ayoo rinn", tiba-tiba Fahri sudah berada di samping darien, membuat darien kaget.

"Iyaa ayok", balas darien lalu melihat betapa banyak nya makanan yg Fahri beli, memang Fahri adalah anak org kaya, makanya suka foya-foya.

" Lo mau makan itu semua rii" darien masih heran melihat banyak nya makanan yg Fahri belik.

" Gak lah, nanti kita semua makan sama okee" ucap Fahri lalu memberikan kantong makanan kepada darien.

"Bawak in, beratt" suruh Fahri , sambil tersenyum.

Darien hanya menggeleng, udah di suruh temenin , malah di suruh Bawak in lagii, untung darien sabar , kalau tidak, sudah habis Fahri dari tadi

"Darien Lo darimana aja haa??" Tanya Hamzah, membuat darien bingung.

"Iyaa rinn, kita udah capek nyariin Lo dari tadi", sambut Fitra.

"Gue habis nemenin Fahri ke depan beli makanan" darien bingung kenapa sahabat nya nyariin dia.

"Anda punya tamu rinn, sekarang lagi nungguin kamu di ruang tamu", ucap Herwin membuat darien heran.

tamu, apa jangan-jangan bunda sama Abah datang, sudah hampir 3 Minggu mereka tidak datang, biasanya mereka mengunjungi darien 2 Minggu sekali.

"Kalian semua temenin gua yaa", ucap darien yang di angguki oleh yg lain.

"Makanan gue teruss gimana", keluh Fahri yg melihat nasib makanan nya.

"Nanti kita makan sama-sama rii", ucap Herwin , melihat raut wajah sedih Fahri.

"Iyaa riii, sekarang kita tengok dulu tamu si darien ini" balas Usman, yg di angguki oleh Fahri.

Ke enam nya berjalan beriringan, menuju ruang tamu, dengan menggunakan sarung serta baju kokoh membuat mereka terlihat keren , apalagi Hamzah membiarkan rambutnya melayang ke sembarang arah, yg membuat betina tidak bisa bernafas .
Siapa pun yg melihat circle yg satu ini, pasti semua akan jatuh cinta.

°°°°°°°

Saat di jalan tidak ada kata diam di antara mereka , sedari tadi Usman terus melontarkan pertanyaan yang aneh , membuat yg lain hanya tertawa.

Saat mereka hampir sampai, tiba-tiba mereka berhenti,melihat darien berhenti, mereka heran kenapa Darien tiba-tiba berhenti.

Sedangkan darien, seperti menahan sakit yg amat perih, luka yg dulu belum kering kini kembali sakit, ketika ia melihat kedua org yg tengah duduk, yg pasti menunggu dirinya, itu adalah ibu dan ayah kandung darien.

Saat darien hendak pergi, tiba-tiba suara yg pernah melukai hatinya kini memanggil namanya.

"Darien mau kemana nak, sini nakk" ucap perempuan paruh baya, namanya Sinta dia adalah ibu kandung darien.

Darien yg hendak pergi, membuat teman-teman nya heran.

"Gue gak boleh kelihatan sedih , gue harus jumpain mereka , walaupun rasa sakit ini masih sangat perih" batin darien.

Darien membalikkan badannya, lalu mendekati kedua org tersebut, yg di ikuti oleh teman-temannya.

"Darien kamu sudah makan" ucap Sinta dan ingin memeluk darien.

Tapi darien malah mundur dan menatap kedua org itu dengan tatapan tajam.

" Mau apa kalian ke sini " ucap darien dingin.

"Nakk, kami ingin minta maaf kepada mu nakk, kamu tau kami salah", lirih seorang pria , dia adalah Rizal, ayah kandung darien.

Darien tidak habis pikir , dengan semua yg mereka lakukan pada darien, semua itu darien ingat dan simpan di otak nya, bagaimana perlakuan ke dua org tua kandungnya ini terhadap anak nya.

"Hmmmm, bapak blng apa tadi" tanya darien kepada ayah nya.

"Jangan panggil saya bapak darien, panggil saya ayah, saya ayah kandung kamu ", ucap pria itu dengan wajah lesu.

"Dengan apa yg kalian lakukan kepada gue, kalian pikir gue akan lupa gue akan terima...", Lirih darien , tanpa ia sadar air mata ny jatuh, dan tubuh nya gemetar.

.teman darien hanya diam, mereka tidak tahu apa yg terjadi terhadap darien dan Kedua orang tersebut.

"Rasa sakit yg kalian buat di hati gue ini", tunjuk darien ke dada nya, " gue rasa gue belum bisa maafin kalian, kecuali atas izin Allah", Ucap darien,lalu menghapus air mata nya , terus pergi begitu saja meninggalkan kedua org tuanya dan sahabatnya.

"Astaghfirullah, maafin darien ya Allah, luka darien masih sangat sakit ya Allah, maafin darien udah kasar sama kedua org tua darien" lirih darien sambil berlari.

"Tante mohon kepada kalian, jagain darien ya nakk" ucap wanita paruh baya itu lalu pergi dari hadapan mereka bersama suaminya.

"Iyaa buu", ucap mereka kompak, mereka tidak tahu apa yg terjadi antara darien dengan kedua org itu, yg mereka lihat darien seperti nya menyimpan luka yg amat dalam.


Saat mereka memasuki asrama mereka tidak melihat dimana darien,

"Darien dimana , kok gak ada di sini"?? Hamzah bertanya pada sahabat, dan semuanya menggeleng tidak tahu.

"Mungkin darien lagi di mesjid, buat nenangin diri, kita tadi lihat kan bagaimana darien tadi, mungkin saja darien punya masalah yg kita tidak tahu", jelass Fitra , dan diangguki yg lain.

Okeee......

Penyembuh LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang