14. tanpa cinta

31 5 0
                                    


" Saya tidak pernah menyebut nama
Seseorang dalam doa saya,
Tapi , kau telah di takdirkan
Untuk saya"

"Muhammad darien El Fatih"

Okeee.....

Bantu vote.....

Happy reading for you all 🙂😀.....

Sorry kalau typoo guyss.......


°°°°°°°

Pagi hari ini, darien dan Humairah tengah bersiap-siap untuk pindah ke rumah baru mereka, karena darien sudah membeli rumah, untuk ia tempati jika dirinya menikah nanti.

Setelah cukup lama, kini darien dan Humairah berpamitan kepada bunda dan Abah.

"Bunda, darien izin pamit yaa" darien menyalami bundanya.

"Jaga istri kamu yaa nak, jangan kasari dia" bunda Tika mengelus punggung darien.

"Abah, darien pamit ya bah",darien memeluk Abah nya.

"Iyaa, jangan lupa buat cucu untuk Abah", bisik abah, membuat darien membulatkan kedua matanya.

"Humairah pamit ya bunda", kini giliran Humairah menyalami kedua mertuanya.

"Jagain darien ya nak, jangan kasih darien makan daun SOP, dia nggak suka" ujar Tika , lalu tersenyum pada Humairah, Humairah hanya mengangguk.

Setelah berpamitan, kini Humairah dan darien sudah berada di dalam mobil, tak ada perbincangan di antara mereka berdua, hingga mereka sampai di rumah baru mereka.

Darien mengangkat barang-barang mereka, dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Humairah di buat kagum melihat rumah baru mereka, rumah yang begitu sederhana, memiliki lingkungan yang sangat bersih, saat Humairah memasuki ruangan rumah, ia kembali di buat kagum, semua isi rumah di desain dengan sangat indah, memiliki dua kamar, dan dapur yang lumayan besar.

"Ini kamar kamu", darien mengantar Humairah ke sebuah kamar.

"Ma-maksud mas kita pisah kamar",

"Iya, ini kamar kamu, kamar saya ada di sana, kalau kamu butuh apa-apa kamu bisa panggil saya", setelah mengakhiri ucapannya, darien pergi begitu saja meninggalkan Humairah.

"Mas...,aku tahu pernikahan ini karena terpaksa, tapi aku tidak bisa menjalin rumah tangga tanpa cinta",lirih Humairah pelan , dan masih bisa di dengar oleh darien.

Humairah langsung memasuki kamar, dengan perasaan kacau, bagaimana seorang suami dan istri harus pisah kamar.

"Maaf kan saya Humairah", ucap darien pelan, lalu pergi ke kamarnya.

"Ya Allah Humairah tahu pernikahan ini terpaksa, tapi apakah seorang istri dan suami harus pisah kamar", lirih Humairah sambil duduk dan bersandar di pintu kamar, hatinya begitu sesak, saat darien memilih pisah kamar.

°°°°°°°

Kini adzan juhur telah berkumandang, membuat darien bersiap-siap untuk sholat, ia menuju kamar Humairah, berniat mengajak nya sholat berjamaah.

"Tokkk...tokkkk....tokkk", darien mengetuk pintu kamar Humairah,

"Cklekkk", pintu kamar terbuka, memperlihatkan Humairah.

"Ada apa mas", tanya Humairah kepada darien yang tengah berdiri di depannya.

"Saya ingin mengajak kamu sholat berjamaah" ujar darien.

"Maaf mas, saya lagi gak bisa sholat" Humairah langsung menutup pintu kamarnya.

"Maaf kan Humairah ya Allah, Humairah harus berbohong kepada suami Humairah" .batin Humairah,

Darien hanya terdiam, rasanya baru semalam Humairah sholat bersamanya.

Darien lalu pergi, karena Humairah tidak bisa sholat, darien memutuskan untuk sholat ke mesjid.

Setelah selesai sholat, Humairah keluar dari kamarnya, ia ingin memasak makanan untuk mereka, saat Humairah keluar dari kamar, ia tidak melihat darien.

"Mungkin saja mas darien ke mesjid". Pikir Humairah, lalu pergi ke dapur.

Humairah ingin memasak semur ayam, dan tumis kangkung, Humairah sudah terbiasa memasak di desa, sudah di pastikan masakan Humairah pasti sangat enak.

Setelah bergulat cukup lama dengan alat masak, akhirnya masakan Humairah sudah siap, ia begitu puas melihat masakan nya.

"Assalamualaikum" , darien membuka pintu, saat darien memasuki rumah ,ia mencium aroma makanan Yang sangat harum, membuat perutnya keroncongan minta makan.

"Walaikumsalam, mas udah pulang, ayok makan mas, saya sudah masak" , ucap Humairah, dan diangguki oleh darien.


°°°°°°°

Kini mereka berdua sudah berada di meja makan, Humairah mengambilkan nasi kepada darien, dan juga beberapa lauk.

Saat makan , Hanya suara sendok, dan piring yang menyapa mereka, Tak ada yang membuka percakapan, mereka hanya fokus pada makanan mereka masing-masing.

Setelah selesai makan, Humairah membersihkan meja makan , dan dapur. Sedangkan darien duduk memperhatikan Humairah.

"Humairah...", Panggil darien, Humairah langsung menoleh ke arah suara.

"Iyaa mas.., mas butuh apa , biar Humairah ambilin",

Darien hanya menggeleng, membuat Humairah bingung.

"Maafkan saya Humairah, saya belum bisa membuka hati saya untukmu", ucap darien, sambil melihat mata Humairah.

"Gak papa ko mas, Humairah paham", Humairah lalu beranjak pergi meninggalkan darien , yang masih duduk, sambil melihat kepergian Humairah.

"Aku gak bisa maksa kamu mas untuk mencintai aku, tapi hati ini sangat sesak". Batin Humairah, lalu memasuki kamarnya.

Darien yang melihat kepergian Humairah, hanya memejamkan matanya, darien teringat kalau sekarang Hamzah lagi ada di Indonesia.

Hamzah.

: Anda
"Assalamualaikum zah"

Hamzah:
"Walaikumsalam Rin,
Ada apa??.


: Anda
"Kamu lagi sibuk zah,
Saya mau bicara.


Hamzah :
"Nggak Rin, saya gak sibuk"

: Anda
"Kita jumpa di
cafe berkah ya zah"


Hamzah:
"Oke Rin,emang mau
Bicara apa??.,"

:Anda
"Nanti saya beritahu".

Hamzah:
"👍👌".

_____________________________


Penyembuh LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang