8. kabar duka

31 5 0
                                    


"Tiada perpisahan yg terlalu perih,
Kecuali maut"

"Muhammad darien El Fatih"

Okeee .....

Bantu vote........

Siap...........

Happy reading for you all 🙂😀......

Sorry kalau typoo guyss.......



°°°°°°°

Besok pesantren Daarul Muhsinin akan di liburkan, karena pondok mereka akan di renovasi full, yg membuat santri di liburkan selama 2 Minggu, hingga asrama mereka selesai di renovasi.

Terlihat darien dan sahabatnya tengah berkemas, untuk pulang besok.

"Gini kan enak libur" ucap Fitra sambil mengemas bajunya.

"Gak enak, enak an di sini, ibadah saya terjaga", di saat yg lain bahagia karena libur, beda hal nya dengan Herwin , dia malah tidak suka .

"Loh agak lain memang winn" Fahri heran dengan Herwin, bisa-bisanya dia tidak suka.

"Gue juga tidak suka libur, karena gue udah nyaman di sini", sahut darien, membuat yg lain heran, darien udah terkena efek dari Herwin.

"Terserah kalian , penting LIBUR", Fitra begitu semangat, sampai Herwin menutup mulut nya dengan kain.

Fitra memberontak, "Lo apaan sih win, hampir aja gue gak bisa nafas",

"Soalnya anda ribut, sakit kuping saya", Herwin tidak peduli, yg penting mulut Fitra bisa diam.

"Udah, bisa diam gak, besok udah pulang masih sempat-sempatnya berantem", sedari tadi Hamzah tidak tahan melihat tingkah laku mereka, yg membuat nya naik darah.

"IYA, HAMZAH", ucap Herwin dan Fitra kompak.

Membuat Hamzah memutar bola mata malasnya.

"Lo pulang ke Medan Mann??",

"Aku tinggal di rumah Abang ku di Jakarta, lebaran baru balek aku", Usman menjawab pertanyaan Fahri.

"Hmmm, bagaimana kalau kita kumpul aja ???" Tanya Fahri kepada yg lain.

"Oke gue setuju kita kumpul nanti di kafe pemuda yg ada di Jakarta ", usul Fitra yg hanya di angguki yg lain.

"Gue ajak Alfin yaa".

"Iyaa rinn, ajak aja pasti seru, biar rame" , seru Fahri , sambil mengacungkan jempol nya.

"Ehh udah mau sholat juhur, kita siap-siap sebelum hantu asrama datang".

"Ehh iya win, ini udah mau juhur ayok siap-siap", darien menghentikan aktivitas nya , begitupun dengan yg lain.

Belum ada 1 menit, tiba-tiba.

"Wahid... Isnaini....salasa... Wal akhir....".

Membuat mereka saling tatap muka.

"Weee, hitungan ke tiga, satuu...duaa...tigaa..., LARII" , teriak Fitra, membuat yang lain ikut berlari.

Mereka semua berlari seperti di kejar setan, padahal ini siang.

Saat di tengah jalan menuju ke mesjid.

"Aduh peci gue ketinggalan" Fahri memukul kening nya.

"Udah Lo gak usah pakai peci, daripada Lo di marahin",

Penyembuh LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang