#8 Tamu tak diundang

158 60 12
                                    

"Aku setuju dengan Penasihat Demarest, aku mempersilahkan kalian duduk." Titahnya.

Valerie duduk tepat di depan kursi singgasana Raja Bhadrika yang berjarak sekitar empat meter. Giannaelley disebelah kirinya, sedangkan Adaire duduk di samping kanannya.

~•~

"Aku percaya, Nona muda ini belum mengenal Keluarga Istana Eunoia," Penasihat Demarest berbicara lagi dari tempatnya berdiri.

Sebelumnya Valerie sudah membaca banyak tentang anggota keluarga istana Eunoia dan yakin sekarang sudah bertemu dengan beberapa diantaranya, namun, dia merasa tidak perlu memotong dan membiarkan Penasihat Demarest melakukan maksudnya.

Lantas pria itu menunjuk sang raja yang berwajah tampan dan berpenampilan selayaknya seorang raja, dia memiliki rambut berwarna kecokelatan serta beriris senada dengan rambutnya. "Yang Mulia Raja Bhadrika Carlotta, Penguasa Eunoia yang ke-9, keturunan pertama dari mendiang *Maharaja Garrizki Carlotta dan Maharani Chayelie Ishani, kakak kandung dari Pangeran Gerrand Carlotta dan memiliki dua orang keturunan yaitu Pangeran James Carlotta serta Putri Rosseanne Carlotta." Jelas Penasihat Demarest.

*Maharaja : Sebutan untuk seorang raja yang sudah meninggal.

"Yang Mulia Ratu Cathrine Barrows, pendamping penguasa Eunoia yang ke-9, keturunan dari mantan penyihir kerajaan Harry Barrows dan Falveta Damarwarsa, dan adik kandung dari Gilbert Aslana Barrows--tabib paling terkemuka di Eunoia."

Lalu Penasihat Demarest berjalan ke sisi kiri dekat panggung singgasana, "Yang Mulia James Carlotta, Putra Mahkota Eunoia, keturunan pertama dari Ratu Cathrine Barrows dan Yang Mulia Raja Bhadrika Carlotta, sangat mahir dalam memanah dan melukis." Pria paruh baya itu menunjuk Pangeran tampan dengan rambut merah kecoklatan yang saat ini tengah memakai setelan jas berwarna putih.

Selanjutnya, Penasihat Demarest ke sisi paling kiri di dekat kursi yang ditempati oleh pria bertubuh atletis dan mempunyai jenggot hitam yang lumayan panjang. Penasihat Demarest lalu menepuk pundak pria itu.

"Jenderal Peter Vallene, jenderal tertinggi pasukan keamanan Eunoia, keturunan pertama mendiang Kesatria Norman Vallene dan Nona Diana."

Penasihat Demarest berjalan kembali ke kursinya yang berada cukup jauh, "saya sudah selesai, Yang Mulia." katanya setelah duduk dengan hormat.

"Aku baru tahu ternyata kau memiliki keponakan, ya, Nona Adaire." Desis Raja Bhadrika.

"Dia anak dari kakakku, kakakku telah meninggal setelah melahirkan Valerie." Adaire tampak menjawab dengan kepala tertunduk lemas dan tangan bergetar.

Valerie merasa ada yang aneh, selama ini, bibinya Adaire tidaklah pernah menceritakan orangtuanya sama sekali. Dan setiap kali dia menanyakan siapa orangtuanya, Adaire selalu mengganti topik pembicaraan. Valerie agak sedikit heran mengenai Raja Bhadrika yang ternyata mengenal bibinya. Dia ingat bibinya pernah bercerita bahwa dia adalah mantan pelayan istana Eunoia yang sekarang berhenti.

"Apa itu benar, Bibi Adaire? Se--Awwch!"

Valerie mengernyit kesakitan begitu Adaire tiba-tiba mencubit pinggang rampingnya.

"Dan yang kutahu, kurasa kau hidup sebatang kara." Raja Bhadrika terus menanyainya dengan pertanyaan yang menyimpang dari awal rencana pertemuan. Hal itu semakin membuat wanita itu gugup sekaligus takut dan cemas.

THE LEXINE : Forbidden Love [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang