#32 Kursi Para Petinggi

13 7 3
                                    

"Astaga, mereka ada dimana-mana!" Sugar mengerem laju larinya.

Setelah melarikan diri dari iblis yang berada di penjara, mereka akhirnya lolos. Berada di luar hendak mencari rombongannya.

"Pelankan suaramu, Sugar." Bisik Akeldama seraya berderap pelan. Mereka bertiga hendak mencari tempat persembunyian yang aman.

Saat ini, seluruh bagian Kastel Hexxer telah dipenuhi oleh iblis yang memakan semua manusia yang mereka temui. Bahkan para sena, mereka menghilang.

"Maaf, aku hanya terkejut."

Alceena tetap terdiam waspada. Ia becelinguk kesana-kemari.

"Di sana. Mereka selamat." Bisik Alceena seraya menunjuk keberadaan salah satu perahu terbang di Dermaga Neoma.

"Kau yakin?" Sugar bertanya lirih.

Alceena mengangguk pasti. Gadis itu dapat melihat aura manusia dan penyihir di dalam sana.

"Baiklah kalau begitu, ayo kita ke sana!" Akeldama berseru yakin.

Merema bertiga berjalan lirih, berusaha tidak menimbulkan suara apapun selama berderap. Ada banyak iblis yang tengah melahap daging segar dimana-mana.

Belum sampai, Akeldama ditubruk oleh salah satu iblis berbadan besar. Sugar tersentak terkejut, begitupula Alceena. Iblis itu menggeram lapar. Tombak yang Sugar bawa digunakan untuk melukai iblis itu. Akeldama berusaha membuat iblis yang menindih tubuhnya itu menjauh. Namun tenaganya lebih besar. Para iblis menujukkan atensinya pada ketiga orang itu.

Perahu terbang yang ditunjuk oleh Alceena tadi telah mengambang, siap untuk pergi. Natt melihat ketiganya. Perahu terbang itu mendekat pada mereka. Alceena yang melihat kedua pria itu tidak akan berhasil, ia mengeluarkan cahaya terang dari tangannya.

Ketiganya secara mengejutkan telah berada di dalam perahu terbang.

"Kita pergi ke Eunoia."

"Di sana akan ada lebih banyak iblis." Jawab Daisy menatap Alceena terkejut.

"Di sana tujuan kita, tidak ada tempat yang aman. Kita ingin selamat, kita juga harus melawan."

Semua orang diam. Mereka menatap ragu keberadaan gadis elf itu. Tak yakin atau barangkali memang telah menyerah akan perjalanan yang selama ini mereka lakukan telah berubah sia-sia.

Nyatanya, perjalanan itu hanyalah perjalanan tanpa tujuan yang benar-benar dapat dipercaya. Meski berjuang melawan segala mara bahaya yang ada selama ini, tak bisa dipungkiri, nyatanya semua perjuangan dan pengorbanan itu hanyalah menjadi sebuah keputusasaan yang jelas.

Dengan kematian banyak pihak. Kru dan anak buah kapal, mereka mati ditelan Kraken atau barangkali tenggelam. Pengalaman nyaris mati yang benar-benar nyaris merenggut seutuhnya hak milik raga manusia, mereka lewati hanya demi apa? Hanya demi omong kosong belaka. Tak ada jaminan keamanan seperti keselamatan bagi umat manusia dan seluruh makhluk seperti yang dikatakan. Mereka, para iblis telah merajalela di seluruh negeri dalam sekejap mata. Tidak ada lagi rasa kemanusiaan. Tidak ada lagi keadilan. Kekerasan dimana-mana. Anak-anak dan wanita menjadi korban atas tindakan mereka. Merekalah penyebab para iblis keluar dari alam bawah. Seharusnya Ratt menyadari itu dari awal.

Wanita itu mendorong Alceena kasar. Gadis itu terhuyung, Ratt mengeluarkan pedangnya. Tatapan nyalang praktis tertuju.

"Kemana kau pindahkan adikmu itu? Aku akan dengan senang hati membunuhnya!"

Alceena diam memperhatikan. Tak berniat melawan atau barangkali menjawab ucapannya hingga wanita itu mau dengan sendirinya mengucapkan niat lainnya.

"Ratt, ada apa?" Natt bertanya heran, seolah tidak memahami situasi yang ada.

THE LEXINE : Forbidden Love [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang