#17 Kutukan

80 25 10
                                    

Notes : Cerita ini terkesan bertele-tele? Kuakui memang, Ya. Karena author ngga bisa bawain cerita yang sat-set, author membutuhkan lebih banyak deskripsi untuk menuliskan berbagai misteri yang masih tersimpan di draft otak.



So, happy reading, Feywild.

~•~

Gedoran keras di sebuah pintu kayu yang telah lapuk menghentikan aktivitasnya.

Wanita bertubuh sintal itu meletakkan beberapa botol ramuan di atas meja, berjalan ke luar ruangan hendak membuka pintu rumahnya.

Begitu pintu terbuka, Damian langsung mempersilahkan ketiganya masuk, melewati neneknya yang menatap mereka kebingungan.

"Terimakasih." Valerie berucap sembari masih memapah Giannaelley yang kondisinya semakin melemah.

Wanita itu menutup pintu, masih enggan mengalihkan pandangannya.

Tangan besar berlemaknya mencolek lengan si pemuda, "Damian, siapa yang kau bawa itu?" Tanyanya berbisik.

"Pelanggan barumu, nek."

"Pelanggan baru? Oh ya ampun, maafkan atas ketidaksopananku!" Si wanita menepuk dahinya sembari berjalan mendekat di sebuah sofa usang dimana si albino telah merebahkan tubuh Giannaelley.

Si wanita mulai memeriksa keadaannya dengan mengecek suhu tubuh Giannaelley, beralih memegang bagian perutnya, dimana perempuan itu mengeluh kesakitan.

"Bagaimana? Apa dia terluka parah?" Si albino tak henti menggigiti bibir bawahnya.

"Dia terkena kutukan."

"Kutukan? Wow, ini pasti karena ulah penyihir jelek itu." Celetuk Zephyr seraya menenteng tas ranselnya.

Si wanita bertubuh sintal menatap netra ungu si pemuda dengan Valerie secara bergantian. "Kalian melawan penyihir hitam?"

"Secara alami, pertemuan yang tidak disengaja."

Wanita tua itu menatap Valerie dan Zephyr bergantian dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan. Wajahnya berubah gelisah dan tidak bersahabat, kilat tajam sarat permusuhan terpancar jelas di sorot matanya.

Entah apa yang terjadi, wanita itu menarik lengan keduanya menjauh dari dirinya. Dengan wajah yang sedikit takut dan benci.

"Pergi, bawa perempuan itu dari sini. Aku tidak bisa melayani kalian. Pergi dari rumahku."

Sambutan hangat yang semula mereka dapatkan berubah menjadi sebuah kilatan amarah. Keduanya terheran-heran, entah mengapa.

"Tunggu, kami kesini untuk membeli sebuah obat, dengan uang--"

"Aku tidak membutuhkan uangmu, cepat pergi dari desa ini!" Ucapan Valerie dipotong begitu saja oleh si wanita, dengan tatapan nyalang, wanita itu terus mengusir keduanya dan menolak tawarannya.

"Saya mohon, tolonglah rekan saya. Dia membutuhkan penawar kutukan itu, saya akan membayarnya dengan harga tinggi." Valerie tetap bersikeras meski wanita itu terus menolaknya secara kasar.

"Oh tidak, semuanya akan hancur." Si wanita tampak bergumam frustasi.

"Kami akan pergi, tetapi sebagai gantinya kau akan merawat rekan kami disini hingga dia benar-benar pulih." Zephyr berkata lembut, berharap wanita itu mau menyetujuinya.

THE LEXINE : Forbidden Love [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang