Dandelion Ville, Eunoia, Hutan Grivil. 28 Sollua 3452, 45 Marvaraya. Masa kini.
Busurnya ditarik dengan genggaman anak panah yang membidik satu titik incaran. Dengan sekali lepasan genggam, anak panah menembus leher seekor rusa jantan di dekat perbatasan Pegunungan Canasazu. Senyumnya sedikit mengembang.
Ia mendekat pada hewan buruannya. Sang tuan rusa tergeletak dengan nafas serak dan alot di dekat pohon pinus tepat ditengah jalan setapak. Mata besarnya sedikit menyipit lemah tak mampu lagi hendak terbangun. Kelinci-kelinci membawa wortel di mulutnya mendekati objek menarik di depan mata. Burung mocking Jay dan elang putih berukuran sebesar singa betina mendarat di dekat mereka. Hinggap mencuri-curi pandang tanpa takut dengan sejumlah senjata yang terpampang menusuk leher si tuan rusa.
Tangan lentiknya mengelus kepala kelinci belang yang mengendus-endus terusan korset berwarna cokelatnya.
"Kau membuatnya tersiksa dengan menunda-nunda."
Sebuah suara dari belakang membuyarkan perhatiannya. Diselingi oleh suara derita serak yang menyiksa jiwa. Ia menoleh mengacuhkan itu.
"Kapan kau datang?"
Bangkit, berjalan menghampiri seorang dibelakang yang tampak mengenakan gaun berwarna hitam yang lebih terbuka dengan korset yang memanjang pula. Gadis diseberang menutupi bagian bahunya dengan jubah. Valerie berhambur ke pelukannya.
"Barusan saat kau mengincarnya." Alceena menunjuk rusa di seberang dengan tatapannya. "Jadi, kau tak berniat menjamu kami dengan olahan rusa buruanmu itu?"
Valerie mengernyit dalam. "Kami?" Ia mengulang ucapan Alceena seraya menaikkan satu alisnya.
Gadis itu memiringkan tubuhnya hingga dapat dengan jelas Valerie melihat segelintir orang yang berdiri di belakang sana, juga dengan dua ekor naga berwarna ungu kehitaman serta seekor lagi yang berwarna hijau dengan jambul yang mirip dengan daun pandan yang memanjang ke belakang, di ujung ekornya berbentuk seperti daun pakis namun dengan ukuran yang lebih besar.
Orang-orang yang mendarat dengan kapal terbangnya itu mengumbar senyum seraya mengucapkan beberapa kata sapaan untuk Valerie yang masih terpaku. Satu kapal terbang mendarat di hutan Grivil.
"Fegu Aristander kemari?" Linglungnya.
"Bukan hanya dia, beberapa elf lainnya juga ikut."
Valerie melongo tak percaya. Pendar jernih netra birunya tak lagi memancarkan ketenangan seperti yang sebelumnya, hanya tatapan kosong mendalam yang kerap menjerat dirinya sendiri di dalam fikiran yang berputar.
Singkat cerita, semenjak Tragedi Merah berakhir, ia dan Alceena secara terang-terangan menunjukkan dirinya di depan para petinggi dengan membebaskan mereka dari penjara bebas sihir bawah tanah di Eunoia. Mereka tidak takut ataupun malu mengakui satu sama lain tentang keterikatan persaudaraan mereka sesungguhnya, hal itulah yang membuat Raja Erwin beserta istri dan anaknya terkejut bukan main. Pasalnya, Valerie masih hidup. Sebagai bayi yang dirumorkan telah meninggal dunia akibat ulah 'Erwin' sendiri, semua orang di penjara kala itu awalnya tak percaya. Namun tidak dengan Erwin, mata biru penguasa bangsa elf itu nyatanya menurun pada anaknya yaitu Valerie.
Dan setelah menceritakan semua hal yang sebenarnya terjadi dalam rapat besar yang diadakan secara mendadak di Eunoia, Valerie dan Alceena mendapatkan gelar Lexine. Mereka mendapatkan lencana burung berkepala singa. Dengan arti sebagai 'terbang bebas seperti burung dan bertindak seperti singa.'
Sedangkan Ratt juga para kru yang tersisa dan para komplotan Mata Misterius yang turut andil dalam pembasmian pasca tragedi merah berlangsung, mereka mendapatkan gelar terhormat yakni Kesatria Bintang Kejora dengan lencana bulan sabit serta bintang yang menyatu di cekungan bulan sabitnya. Setelah itu, komplotan Mata Misterius direkrut langsung oleh Ratt untuk bergabung dengan bajak laut mereka. Ratt juga mendapatkan ganti kapal mewah dari Eunoia dan Aspen serta masing-masing 500 keping koin emas dari kelima negeri di Dandelion Ville. Perwakilan dari Benua Ballachulish dan Benua Flumia juga turut andil memberikan mereka terutama Valerie dan Alceena hadiah dan apresiasi besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LEXINE : Forbidden Love [REVISI]
FantasíaCinta terlarang seringkali berakhir menyedihkan diantara dua makhluk berbeda spesies. Kisahnya dimulai dari seorang gadis keturunan manusia dan elf yang diperintahkan oleh para petinggi kerajaan untuk membunuh seekor naga yang sejatinya ialah seora...