#18 Kitab Dandalis

85 20 8
                                    

Suasana menjadi tegang, canggung dan penuh dengan segala spekulasi yang tersimpan rapat di dalam kepalanya masing-masing. Mereka bertiga saling berpandangan untuk waktu yang lama, sebelum akhirnya suara teriakan keras keluar dari mulut Giannaelley di dalam jeruji besi.

~•~

Keduanya menoleh mendapati sesuatu yang perlahan mulai keluar dari kepalanya. Sesuatu yang berhasil membangkitkan jiwa-jiwa kengerian bangkit menguasai seluruh kendali atas gerak tubuhnya.

Lendir bening mulai keluar dari pelipisnya, juga seluruh bagian pipi dan bagian rahangnya. Perempuan itu berteriak keras, tubuhnya menggeliat di atas lantai dengan mata terpejam.

Sebuah bagian tubuh baru terbentuk di kepala perempuan itu. Mereka keluar membentuk seperti sebuah kelopak bunga raksasa yang mengelilingi kepalanya. Seiring berjalannya waktu, lendir-lendir yang keluar dari kelopak itu berubah warna menjadi merah, kemungkinan besar bercampur dengan darah karena kelopak itu dihiasi oleh bintik-bintik berlubang yang menjijikan.

Wajah dahayu perempuan itu seketika berubah mengerikan, seluruh wajahnya kini berlumur lendir. Ukuran daun kelopak yang entah apa itu kian membesar hingga berhenti di seukuran tiga puluh lima sentimeter. Tubuh Giannaelley terus menggeliat hebat disertai jeritan pilu menahan sakit.

Tangannya terus menggaruk-garuk lantai, Dirasa tidak menemukan pelampiasan, tubuhnya berguling-guling hingga tangannya meraih jeruji besi. Namun kemudian melepaskannya secara paksa karena merasa kepanasan akibat efek ramuan yang disiramkan di sekitar sel itu. Teriakannya semakin hebat.

Sebuah bagian tubuh baru lagi-lagi keluar. Membentuk sesuatu seperti ekor ular, namun memiliki sebuah sirip yang membentang panjang hingga di ujung ekor. Bagian itu tumbuh tepat di punggung bagian bawah, panjangnya juga sama dengan panjang kakinya. Kedua tangannya berselaput, pun kedua kakinya. Kukunya mulai memanjang runcing. Kedua kakinya pun juga ditumbuhi oleh sirip yang sama.

Kelopak di area wajahnya berubah warna menjadi merah kehitaman dan berbintik, berlubang-lubang kecil di seluruh bagian. Baunya sangat menyengat hidung.

Kepalanya mulai ditumbuhi oleh dua antena, dan sesuatu yang mengejutkan. Rupanya sepasang sayap turut tumbuh di punggunggnya. Sayap transparan yang sama seperti jenis sayap para pixie.

"Bisakah anda memberitahu kami penawarnya, kami akan berusaha mencarinya." Ujar si albino sembari melihat Giannaelley yang kini telah bertransformasi menjadi makhluk aneh seraya menggigiti kuku-kukunya sendiri.

"Mencarinya? Kau yakin?" Valerie mengangguk tegas sebagai jawaban.

"Ria, kita tidak akan sempat, mereka akan segera bertindak jika kita masih memperlambat waktu." Zephyr menyergah sembari meletakkan tas ranselnya di atas meja.

"Tapi dia membutuhkannya."

"Lupakan dia, biar wanita itu yang merawatnya. Kita akan mencarinya setelah semua ini selesai."

"Siapa yang bertindak?" Si wanita tua menyela perdebatan singkat keduanya. Zephyr dan si albino sontak menoleh mendapati kebingungan tersirat di wajah si wanita tua.

"Dengar, wanita tua—-"

"Daisy, Madam Daisy." Wanita itu memotong ucapan si pemuda.

THE LEXINE : Forbidden Love [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang