Kayana Adhigana.
Rajata Arya Danadipa, berani sumpah demi apapun kalau pria itu sungguh sangat membenci pemilik nama itu. Perempuan yang tidak pernah ia kenal sebelumnya, tau-tau masuk ke dalam kehidupannya dan secara ajaib menjadi istrinya sekaligu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kayana tersadar dari lamunannya usai mendengar suara. "Nyonya, kita sudah sampai." ujar seorang bapak paruh baya seraya membuka pintu di sampingnya.
Lantaran Tiana masih ingin menghabiskan waktu bersama Raka, Kayana diantarkan pulang oleh supir sang mama mertua selepas makan malam.
Sepanjang makan malam berlangsung, tidak ada satu pun anggota keluarga suaminya yang membahas Raja. Termasuk Aryadana Ararya. Papa mertuanya itu hanya bertanya seputar kesehatan sang ayah dan kesibukan Kayana di pabrik. Serta kesibukan-kesibukan lain yang dimiliki Kayana, yang tidak diketahui oleh Raja.
Di tengah perasaannya yang compang-camping akibat hinaan Raja, Kayana bersyukur karena dia masih dipertemukan dengan orang-orang baik hati, yang mengerti bagaimana caranya menghibur seseorang dengan menghargai perasaan mereka.
"Terima kasih, Pak." balas Kayana sembari melangkah keluar dari mobil.
Bapak setengah baya tersebut mengangguk sopan dan menjawab. "Sama-sama, Nyonya Muda."
Kayana tersenyum pahit begitu mendengar panggilan yang hanya diucapkan oleh orang-orang di rumah Raja. Padahal baru beberapa saat yang lalu ia bisa melupakan permasalahan yang ia hadapi. Tapi belum apa-apa, Kayana sudah kembali diingatkan mengenai statusnya yang masih menjadi istri Tuan Muda Rajata.
Sesuai yang diperintahkan oleh Tuan Besar, bapak setengah baya tersebut tak langsung pergi karena ia masih harus memastikan sampai Kayana masuk ke dalam rumah. Namun ada rasa penyesalan setelah ekor matanya mengikuti langkah Kayana hingga sampai di halaman. Ia tak kuasa menghembuskan napas prihatin begitu mendapati sebuah sedan terparkir di dalam sana. Sepertinya, kabar mengenai pernikahan Tuan Muda dan Nyonya Muda yang tidak bahagia itu adalah kenyataan.
Kayana berjalan gontai mendekati pintu rumahnya yang terbuka lebar. Dalam langkahnya, perempuan berambut sebahu itu memijat-mijat batang lehernya yang terasa pegal. Semua hal tidak menyenangkan yang ia alami hari itu membuatnya luar biasa kelelahan. Kayana tidak sabar ingin segera mandi dan berbaring di tempat tidur.
Namun setelah ia melintasi mobil milik Raja dan hampir sampai di depan pintu. Kayana merasakan semua rasa lelah itu berpindah ke hatinya. Dadanya nyeri sekali mengetahui Raja membawa perempuan lain pulang ke rumah mereka selama dia tidak ada.
"Rupanya, kamu juga sudah lelah dengan kita ya, Mas." gumam Kayana sebelum nekat melanjutkan langkah.
Sesampainya di depan pintu, langkah Kayana terhenti bersamaan dengan ekor matanya yang menangkap seorang wanita asing tengah duduk di sofa ruang tamu. Dadanya kian nyeri setelah melihat sang suami yang selalu bersikap dingin padanya, tengah asyik bercanda tawa bersama perempuan lain tanpa mempedulikan perasaannya.