"Hahahaha! Kamu betul-betul pandai memperbaiki suasana hati Ayah, Rajata."
Mendengar suara gelak tawa menguar yang berasal dari ruang duduk, Kayana menghembuskan napas lega bersama buliran bening yang entah mengapa sudah membasahi pipinya.
Setelah menikah, Raja memang bersikap keterlaluan kepadanya. Tapi Kayana sangat bersyukur karena pria sombong itu tetap bersikap lembut serta masih mau menghibur ayahnya. Selama ayahnya baik-baik saja dan menganggap dirinya baik-baik saja, Kayana tidak masalah dengan semua perbuatan buruk Raja. Dia bisa menahan semua itu.
"Ayah, jangan tertawa. Saya sungguh-sungguh. Kayana adalah perempuan paling baik hati. Paling cantik dan paling menyenangkan yang pernah saya kenal. Sekali lagi terima kasih, Ayah. Karena Ayah dan Ibu telah menghadirkan sosok malaikat dalam hidup saya."
Setelah sekian lama, akhirnya Kayana bisa mendengar kalimat itu lagi. Kalimat manis penuh tipu muslihat yang juga telah berhasil menipunya. Apa katanya tadi? Malaikat? Kayana terkekeh getir seiring dengan isak tangis yang berusaha ia tutupi. Harus ia akui, Rajata Arya Danadipa sungguh sangat hebat!
Usai berhasil menciptakan tawa bahagia di wajah pucat sang ayah mertua. Raja meminta izin pada Pramana untuk menyusul Kayana yang entah sedang melakukan apa di belakang sana. Namun begitu ia mencapai dapur bersih, rasa penasarannya itu kembali membawanya pada sebuah pemandangan yang membuat dadanya terasa sesak.
Raja menyaksikan Kayana yang tengah berdiri diam dengan kepala tertunduk serta punggung yang bergetar. Tidak diragukan lagi, perempuan ini pasti sedang menangis. Raja pun mendesah lelah bersama hati kecilnya yang berbisik penuh tanya, kenapa lagi wanita ini?
Maka sebelum orang lain melihat Kayana menangis dan menjadikan dirinya sebagai pelaku utama, Raja harus segera menghentikan tangisan itu. Detik itu juga, Raja mendekati istrinya dengan langkah yang terayun tanpa suara.
Begitu sampai tepat di belakang sang istri, Raja melingkarkan tangannya pada pinggang Kayana yang baru saja memekik terkejut. "Mas!"
Tidak dapat dipungkiri, Raja merasa sedikit tersinggung sesaat setelah Kayana berseru kaget, kemudian mendorong tubuhnya bersama kelopak mata membelalak yang memandangnya dengan ekspresi kaget, kesal dan tidak nyaman. Seakan-akan dia adalah penjahat yang berniat melakukan pelecehan seksual.
Akan tetapi, Raja jadi benar-benar kesal setelah ingatannya menyimpulkan bahwa sikap yang ditunjukan oleh Kayana kepadanya saat ini berhubungan dengan pria kurang ajar yang mendatangi kediamannya pagi tadi. Berengsek. Baru kali ini Raja mengetahui bagaimana rasanya mendapat penolakan. Kayana Adhigana benar-benar luar biasa!
Tak mau mengenal dekat kata kekalahan, Raja memiringkan kepalanya, memperlihatkan ekspresi wajah yang mungkin akan terlihat sangat menyebalkan. Kemudian, tanpa meminta izin pada siapa pun, ia merengkuh pinggang Kayana agar semakin erat dengan tubuhnya sembari mengedipkan kelopak matanya. Kedipan halus yang seolah-olah bertanya, "Apa?? Mau apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Menikah
Ficción GeneralKayana Adhigana. Rajata Arya Danadipa, berani sumpah demi apapun kalau pria itu sungguh sangat membenci pemilik nama itu. Perempuan yang tidak pernah ia kenal sebelumnya, tau-tau masuk ke dalam kehidupannya dan secara ajaib menjadi istrinya sekaligu...