05

6.6K 551 15
                                    

Gaiisseuuu, kalau ada salah dalam penulisan kata, kasih tau aku yaa 🙏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gaiisseuuu, kalau ada salah dalam penulisan kata, kasih tau aku yaa 🙏🏻

Jangan lupa vote dan komennya yang banyak ⭐⭐⭐⭐

Selamat membacaa ❤️

✿✿✿✿✿✿

Kayana menarik dan membuang napas lega usai berhasil membungkam kesombongan Raja dengan fakta mencengangkan yang diucapkan oleh pria itu sendiri. Padahal pria itu sudah mengetahui semua hal yang ia lakukan. Tapi dia, pria sombong itu masih saja memaki dan menghinanya di depan orang lain. Benar-benar pria yang tidak punya hati.

Begitu jarak antara ia berdiri dengan pintu depan hanya tersisa beberapa langkah saja, kelopak mata Kayana menyipit lantaran indera penglihatannya menangkap bayangan punggung dari seorang pria yang diam-diam sering ia pikirkan di sela kekacauan hidupnya.

Namun Kayana segera menepis harapan kosong itu dengan gelengan tipis. Tidak mungkin pria itu berdiri di depan rumahnya. Untuk apa? Mau memperbaiki suasana hatinya? Tidak akan berguna! Suasana hatinya akan selalu memburuk selama dia masih tinggal di sisi Rajata Arya Danadipa.

Cklek

Begitu pintu dibuka, kelopak mata Kayana melebar bersama manik matanya yang bergetar ragu. Kayana tidak tahu harus merasa senang atau merasa sangat tersiksa. Tapi begitu sang Tamu membalikkan badan dan menatapnya dengan sorot mata hangat, Kayana kembali berharap jika kesempatan untuk mengulang waktu itu berlaku untuk dirinya. Untuk mereka berdua.

"Aku sudah pulang." Sapa pria itu dengan senyuman lembut. Senyuman yang lagi-lagi mampu menghangatkan perasaan Kayana.

Saking terkejutnya, Kayana tidak sanggup merespon sapaan tersebut. Kayana terpaku bisu bersama segala kenangan manis, hari-hari indah dan masa lalu menyenangkan yang berputar-putar di kepalanya, hingga membuat jantungnya kembali berdegup lebih kencang.

Kayana mulai takut kalau semua harapan itu akan meledak dan mengikis kewarasannya. Kayana takut. Sangat takut kalau dia mulai gila dan melompat ke dalam pelukan pria itu. Sayangnya, dia masih sangat waras.

Tiga atau empat detik berikutnya, Kayana menggeleng pelan sembari mengambil langkah mundur. "Kamu,..." Namun selanjutnya kosong. Kayana tidak menemukan kata-kata yang tepat untuk diucapkan pada pertemuan mereka yang seharusnya begitu mengharukan.

Sapaan Kayana yang singkat dan nyaris tidak terdengar itu, nyatanya berhasil memudarkan senyuman hangat yang menghiasi wajah tampan pria muda itu. Sepasang mata yang semula kelihatan bahagia, mulai tenggelam di dalam buliran bening yang terkumpul di dalam pelupuk matanya.

Sialan. Padahal dia sudah mewanti-wanti dirinya untuk tidak menangis saat bertemu dengan Kayana. Akan tetapi, memangnya siapa pria di dunia ini yang tidak menangis setelah melihat wanita yang paling ia cintai, terlihat sangat tidak bahagia setelah menikah dengan pria lain?

Setelah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang