18

5.6K 450 33
                                    

Menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri ketika Kayana mengulurkan tangan ke arah pria lain, bibir Raja praktis membentuk seringai tipis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri ketika Kayana mengulurkan tangan ke arah pria lain, bibir Raja praktis membentuk seringai tipis. Raja kesal, marah dan malu diperlakukan seperti ini oleh Kayana di depan pria lain. Namun Raja takkan pernah menyalahkan sikap Kayana yang terang-terangan ingin membuatnya sakit hati.

Sepenuhnya, Raja menyadari bahwa sikap yang diperlihatkan oleh Kayana sekarang adalah akibat dari perbuatannya sendiri. Akan tetapi, apabila Kayana mengira bahwa dirinya akan diam saja dipermalukan seperti ini, maka perempuan itu telah salah menilai sosok Rajata Arya Danadipa.

Sesaat kemudian, Raja melihat tangan Alatas tergerak maju berniat membalas uluran tangan Kayana. Namun tepat sebelum tangan mereka bersentuhan, Raja segera menangkis tangan Alatas dengan kasar.

Usai memandang sejenak ke arah Alatas yang tampak emosi, Raja berpaling ke tempat Kayana yang memandangnya dengan mata memicing tidak suka. Tatapan sinis yang seharusnya diperlihatkan oleh Kayana Adhigana sejak tadi. Jujur saja, Raja lebih suka dipandangi dengan sorot mata tajam daripada ditatap seperti orang asing.

"Ada aku, Kay. Kamu bisa minta tolong suamimu." cetus Raja sembari beranjak bangun.

Tanpa memerlukan izin siapa pun, Raja melingkarkan tangan kirinya di belakang kedua lutut Kayana, sementara tangan kanannya sudah memeluk erat pinggang sang istri.

Kemudian, masih tanpa mempedulikan pandangan terkejut dari orang-orang di sekitarnya, Raja membawa Kayana menuju kamar sang istri yang kebetulan sekali pintunya sudah terbuka.

Dalam langkahnya menuju kamar tidur, Raja sempat menunduk untuk memeriksa keadaan Kayana yang tidak bereaksi. Biarpun Kayana tidak meronta dan berusaha melepaskan diri, tatapan tajam yang diperlihatkan oleh wanita itu sudah berhasil memberikan hujaman kuat di dalam dada Raja.

"Sedang apa kamu, Mas?" tanya Kayana dengan nada suara datar.

"Mengantar kamu ke kamar." kata Raja sebelum mengalihkan pandangan ke depan.

Kayana geleng-geleng kepala sambil terkekeh halus. Bahkan, sampai sekarang pun Kayana masih tidak bisa memahami jalan pikiran Raja yang rumit. Tak bisa menerima sikap Raja yang terkesan ingin berbuat sesuka hati terhadap dirinya, Kayana lantas meraih wajah Raja supaya memandangnya.

Sentuhan lembut yang celakanya telah berhasil menciptakan debaran kencang di dalam dada Raja. Ketika mereka bertatapan, Kayana mendapati Raja tengah menatapnya dengan tatapan berbinar-binar, ditambah bibirnya yang mengulas senyum manis. Kayana tidak tahu saja bahwa sentuhan tanpa arti yang ia lakukan barusan, membuat Raja semakin bersemangat untuk memperbaiki pernikahan mereka.

"Bukannya kamu sudah mengusir saya dan kita sepakat untuk bercerai?" tanya Kayana masih dengan raut wajah datar.

Mendengar pernyataan tersebut, senyuman Raja sontak memudar. Kayana yang dingin dan tidak berbelas kasih kembali berusaha mematahkan harapannya. Namun karena dalam masalah ini dia yang bersalah, Raja tidak akan berupaya mengelak dan memilih menganggukkan kepala sebelum menjawab.

Setelah MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang