Kayana Adhigana.
Rajata Arya Danadipa, berani sumpah demi apapun kalau pria itu sungguh sangat membenci pemilik nama itu. Perempuan yang tidak pernah ia kenal sebelumnya, tau-tau masuk ke dalam kehidupannya dan secara ajaib menjadi istrinya sekaligu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setibanya di rumah sakit Cipto, Kayana segera dilarikan ke Unit Gawat Darurat. Atas izin Raja selaku wali pasien, Kayana juga menjalani pemeriksaan lanjutan melalui tes pencitraan sinar-x, guna mendiagnosis fraktur dan memastikan jenis patah tulang yang dialami oleh Kayana.
Setelah menanti dalam kegelisahan serta tak berhenti memanjatkan doa kepada Tuhan supaya istrinya diberi kesembuhan, Raja menghampiri seorang dokter ahli Bedah Ortopedi yang kebetulan cukup dekat dengan kedua orangtuanya, yang langsung datang setelah dihubungi oleh pihak rumah sakit.
Bersama jantungnya yang berdebar-debar kian cemas, Raja memberanikan diri untuk bertanya. "Bagaimana keadaaan istri saya, Paman?"
Dokter paruh baya yang dipanggil Paman oleh Raja itu menggelengkan kepala, tampak sedikit menyesal. "Istri kamu mengalami fraktur yang cukup serius, Raja. Sehingga diperlukan prosedur operasi untuk meluruskan tulang yang patah sebelum pemasangan gips."
Mendengar penjelasan sederhana yang nyatanya mampu memberi efek hantaman kuat dalam dadanya, Raja menunduk, kemudian mengusap air matanya yang kembali berjatuhan dengan gerakan kilat. Kaki kamu benar-benar patah, Kay.
Melihat buliran bening yang tidak berhenti jatuh bercucuran dari kelopak mata pria muda di hadapannya, tangan dokter tersebut tergerak untuk menepuk singkat pundak Raja.
"Raja, meski kedengarannya kejam, tapi istrimu sangat beruntung. Mendengar bagaimana insiden kecelakaannya, Paman saja sempat terkejut karena bagian tubuh Kayana yang lain tidak mengalami luka yang cukup serius. Patah tulang di kakinya pun, tidak fatal hingga perlu pemasangan implan."
Raja tidak tahu apakah dia masih bisa mengucap syukur setelah mendengar perkataan sang dokter. Memang mustahil melihat Kayana hanya mengalami patah tulang di kedua kakinya setelah mendengar bagaimana tubuh Kayana yang dihantam oleh sebuah mobil, kemudian terlempar ke mobil lain sebelum akhirnya terhempas di aspal.
Orang lain mungkin bisa berpikir kalau Kayana beruntung. Tapi tidak dengan Raja yang pernah berucap dengan kejamnya, bahwa ia mengharapkan kaki Kayana tidak bisa gunakan lagi hanya karena dia mendengar suara mesin jahit di jam sembilan malam. Kayana benar-benar bernasib sial karena menikah dengan pria sepertinya.
Tapi dengan begini Raja jadi mengerti kalau kecelakaan yang dialami oleh Kayana sekarang ini, semata-mata merupakan cara Tuhan untuk menghukum kesombongannya.
Setelah menarik napas dalam guna mengusir sejenak perasaan bersalah yang menghimpit dadanya, Raja mengangguk sembari menatap sang dokter penuh harap. "Saya mohon. Tolong lakukan yang terbaik untuk Kayana, Paman."
"Pasti, Raja." jawabnya sambil menyunggingkan senyum kecil, sebelum balik badan dan meninggalkan Raja.
✿✿✿
Setelah menjalani prosedur operasi pelurusan tulang hingga pemasangan gips, Kayana dipindahkan ke ruang perawatan. Sejak saat itu pula, Raja sama sekali tak bergerak dari tempat duduknya, kecuali untuk ke kamar mandi guna membasuh air matanya yang sesekali masih menetes tanpa alasan jelas.