KUTUKAN PERTAMA

770 106 6
                                    

Jungwon kembali menangis dalam diam, meratapi dirinya sendiri yang bingung harus bagaimana. Beberapa waktu lalu ia yang mengalami beberapa peristiwa buruk hingga mengetahui kekuatan lain pada dirinya.

Selain penyembuhan ternyata darahnya bisa mengikat orang lain, pantas pria brengsek itu berkata jika ia memiliki bau yang harum.

Rasanya Jungwon ingin kembali ke rumah, mengadu pada ibunya mengenai beberapa hal yang ia alami. Tapi Jungwon tidak bisa, berjalan saja ia harus menggunakan tongkat dan saat ini tongkatnya hilang entah kemana. Dan nasib ibunya yang baik-baik saja atau tidak bahkan Jungwon tidak tahu. Kenapa Pack black shadow tiba-tiba menyerang desanya. Jungwon menangis meremat kuku-kuku tangannya hingga memutih.

Disaat Riki menjauh meredam emosinya, yang dilakukan Jungwon hanya berdiam diri di bawah pohon. Sesekali merangkak berpindah tempat menghindari beberapa serangga yang merayap menghampirinya. Jungwon tidak suka serangga, tapi tidak tega juga membunuhnya.

Hari menjelang malam, keadaan hutan semakin gelap, Riki juga tidak ada tanda-tanda akan kembali. Jungwon takut sendirian, ini hutan belantara tentu Jungwon juga takut ketika bisa saja ada binatang buas yang muncul, bagaimana jika Jungwon mati dimakan. Yak Jungwon tidak mau hal itu terjadi.

Ketika ada bunyi krasak krusuk dari semak, Jungwon merangkak menjauh dari tempatnya semula. Jujur saja Jungwon merasa ketakutan. Bunyi krasak krusuk itu semakin terdengar dan Jungwon semakin mempercepat pergerakan tangan dan lututnya berharap yang ia hindari itu bukan hewan buas.

"Riki dimana kamu..." batinnya.

Pergerakan Jungwon terhenti ketika melihat Riki yang berdiri membelakanginya. Riki tampak tenang menatap rembulan diatasnya. Cahaya rembulan bersinar terang menyelimutinya.

"Riki aku takut sendirian." Ujar Jungwon menatap Riki yang masih membelakanginya.

Cahaya rembulan yang awalnya terang benderang kini meredup karena tertutup awan hitam dan seketika orang yang Jungwon lihat berbalik menatap Jungwon. Dia bukan Riki.

Jungwon terkejut karena itu bukan Riki, karena dia memiliki rambut pirang yang sama dengan Riki. Orang itu terlihat mengerikan dengan mata merah dan taring yang mencuat dari mulutnya. Dan ketika orang tersebut mendekati Jungwon, sekali lagi Jungwon berada dalam bahaya.

Tidak peduli tangannya yang kotor, tidak peduli lututnya yang terluka karena terus merangkak menjauh dari makhluk yang mengejarnya. Sekali lagi Jungwon teramat takut. Ia butuh perlindungan, seseorang yang ia harapkan tidak bisa menolongnya, Riki tak kunjung menampakkan dirinya. Jungwon terus merangkak, "RIKI TOLONG AKU.." jeritnya.

Namun naas, pergerakannya terhenti karena makhluk mengerikan itu berhasil meraih kakinya. Bahkan kukunya yang tajam menggores kaki Jungwon hingga terluka. Jungwon semakin ketakutan.

RRRWWRRWWW

Suaranya geramannya terdengar jelas di telinga Jungwon, bak makhluk buas yang mendapatkan mangsanya. Tubuh Jungwon ditarik, tangan tajamnya mencengkram kepala Jungwon.

Jungwon pasrah, melawanpun ia tidak bisa. Mungkinkah ini akhir dari hidupnya di makan makhluk buas. Jungwon memejamkan matanya erat, tak sanggup melihat takdir yang akan mengakhiri nyawanya.

Kepala Jungwon direntangkan hingga terlihat urat leher mulusnya. Makhluk buas itu menancapkan taringnya di perpotongan leher Jungwon, menghisap darah yang beraroma memabukkan itu dengan rakus.

Beberapa menit kemudian makhluk itu melepaskan gigitannya. "Aku sadar... Kenapa ini bisa terjadi..." Makhluk itu mengamati perubahan tubuhnya. Kukunya yang awalnya sangat panjang mulai mengecil, taringnya yang besar mencuat keluarpun kembali normal, mata merahnya berubah menjadi hitam dan yang paling penting adalah kesadarannya kembali.

Mendengar suara seseorang Jungwon membuka matanya. Makhluk tadi menatap Jungwon datar, ia berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Jungwon yang masih bersimpuh ditanah.

"Katakan padaku, apa yang terjadi?" orang itu bertanya, menatap Jungwon intens.

"ka-kau tidak ingat?" Jungwon takut dan juga gugup.

"Katakan saja apa yang terjadi?"

"Kamu sangat mengerikan tadi, kamu mengejarku dan lalu menggigitku. Hanya itu."

"Benarkah seperti itu?" Jungwon mengangguk.

Orang tersebut tersenyum girang, "Aku tidak percaya akhirnya aku terlepas dari kutukan sialan itu. Aku bisa merasakan kesadaranku tanpa harus menunggu cahaya rembulan menerangiku. Aku sudah bebas." Teriaknya girang.

Jungwon tersadar akan sesuatu, selain darahnya yang bisa mengikat seseorang, darahnya juga bisa menghilangkan kutukan atau penyakit. Itu juga berarti orang itu....


NEXT?

FATE THREADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang