Jungwon Kembali ceria seperti biasanya apalagi ketika Riki yang menggendongnya. "Riki aku lapar." Ucapnya saat mereka melanjutkan perjalanan.
Riki berhenti dibawah pohon jambu yang berbuah lebat, namun sayangnya pohon itu terlalu tinggi. Jungwon meraih buah yang menurutnya paling dekat dengannya namun tetap saja tangannya tidak sampai.
Riki mendekat pada batang pohon jambu tersebut, satu tangannya menyentil batang pohon itu. Alhasil pohon tersebut bergetar hingga menjatuhkan seluruh buahnya.
Jungwon tidak percaya, ternyata Riki sekuat ini. Jay yang berada didekat Riki berjongkok mengambil beberapa buah jambbu yang berjatuhan lalu menyerahkannya pada Jungwon. "Makan yang banyak, jangan bersedih lagi ya." Ucapnya dengan senyuman yang lembut.
Jungwon menerima buah itu dengan semangat. Ia benar-benar sangat Bahagia sekarang.
Malamnya Jay melakukan seperti apa yang Riki lakukan kemarin, ia memeluk Jungwon. Malam ini ia yang akan menemani Jungwon tidur. Alasan kenapa ia memeluknya karena memang udara yang sedang dingin-dinginnya agar Jungwon merasa hangat. Bagi vampir udara seperti ini tidak ada apa-apanya, tapi bagi Jungwon yang seorang manusia bisa saja menyebabkan ia sakit.
Atensi Jay tiba-tiba teralih pada baju Jungwon yang sedikit melorot ketika ia terlelap. Bahu itu menampakkan banyak bekas gigitan. Apa itu ulah Riki? Tapi setahu Jay, Riki jarang menggigit Jungwon dan Jay pun juga jarang menggigit Jungwon. Tapi kenapa ada bekas gigitan sebanyak ini. Apa jangan-jangan Heeseung yang melakukannya. Itu berarti ia juga telah terikat dengan Jungwon.
Saat Jungwon tengah bersama dengan Riki, Jay menarik tangan Heeseung sedikit menjauh dari mereka.
"Apa kau telah meminum darah Jungwon?" Tanyanya setelah mereka menjauh.
Heeseung menyunggingkan senyum tipis, "Jika kalian bisa meminumnya kenapa aku tidak boleh?" Cibirnya.
"Berarti kau telah tahu?"
"Tahu apa yang kau maksud, tahu jika darah Jungwon special, iya aku sudah tahu Jay karena darah itulah ingatanku kembali dan juga darah itulah yang memberiku kekuatan." Heeseung tersenyum miring mengungkapkan rahasianya.
"KAUU...kau sering menggigitnya kan!!" Ucap Jay dengan nada tinggi marah karena melihat ekspresi Heeseung.
"Kalo iya kenapa? AKU JUGA INGIN KUAT SEPERTI KALIAN" ucap Heeseung membentak karena tidak mau kalah oleh Jay.
"Kau menyakitinya Heeseung, pantas saja ia sering menangis akhir-akhir ini, pantas saja ia terlihat ketakutan ketika menatapmu." Ucap Jay mengusap wajahnya kasar."Kau membela manusia lemah itu?, bukankah kalian juga hanya memanfaatkannya."
"KAMI TIDAK SEPERTI ITU , SIALAN." Jay semakin marah.
"JAGA UCAPANMU, KAU TIDAK SADAR JIKA SEDANG BERBICARA DENGAN PANGERAN." Heeseung tak kalah marahnya dari Jay, hingga tak sadar Heeseung telah membakar pohon disekitarnya.
Api itu berkobar sangat besar, bahkan menyebar menghanguskan pohon disekitarnya. Jay yang melihat itu langsung menggunakan kekuatan anginnya untuk memadamkan api Heeseung.
Niat Jay menggunakan kekuatan anginnya untuk memadamkan api tapi nyatanya anginnya justru membuat kobaran api itu bergerak menjalar mengenai pepohonan lainnya. Kekuatan Jay sia-sia.
Jay segera menghampiri Heeseung, "Padamkan apimu, bodoh."
Heeseung tersenyum bahagia melihat kekuatannya yang begitu besar, bahkan Jay saja tidak bisa menghentikannya.
Riki yang melihat terjadi kebakaran merasa heran, padahal musim sedang dingin-dinginnya kenapa bisa ada api sebesar itu. Pikiran Riki berubah ketika merasakan desiran angin kencang, itu angin Jay. Riki bisa tahu karena Jay yang sering melatih kekuatannya dengan Riki.
Dengan cepat Riki berlari menggendong Jungwon untuk mencari keberadaan Jay dan Heeseung. Terlihat mereka sedang bertengkar.
"Hentikan kekacauan yang telah kau buat bodoh.." teriak Jay namun Heeseung hanya diam membiarkan jay frustasi.
"Apa yang terjadi?" teriak Riki menginterupsi keduanya.
Jay dan Heeseung menoleh mendapati Riki dan Jungwon yang memandang mereka. Jay memberi tahu Riki jika Heeseunglah yang menyakiti Jungwon, Heeseunglah yang membuat Jungwon akhir-akhir ini menangis. Dan Heeseunglah yang membakar hutan ini dengan kekuatannya.
Riki yang mendengarnya marah pada Heeseung, "Minta maaf lah pada Jungwon dan hentikan kekacauan yang kau buat Heeseung.!!"
"Kenapa aku harus meminta maaf, bukankah yang menyebabkan kekacauan ini adalah Jungwon. Jungwon lah yang membangkitkan kekuatanku, kenapa tidak Jungwon saja yang menghentikan kekacauan ini, ayo buktikan pada mereka Jungwon jika kamu berguna dan tidak hanya merepotkan orang lain." Heeseung malah mengadu domba.
"Cukup Heeseung, meminta maaf lah pada Jungwon." Teriak Riki semakin marah mendengar ucapan Heeseung.
"Dasar keparat." Jay naik pitam kemudian memukul wajah Heeseung hingga ia tersungkur jatuh.
Jungwon yang melihat pertengkaran ketiga temannya mulai menangis, gara-gara dia mereka bertengkar, gara-gara dia juga semua kekacauan ini terjadi.
"Cukup, jangan bertengkar hanya karena diriku." Tangis Jungwon.
"Sudah kuduga kau itu tidak berguna, hanya bisa menangis dan meyusahkan orang lain." Kalimat yang cukup menohok itu lagi-lagi keluar dari mulut Heeseung.
Jay semakin kalap, dan terus memukul Heeseung.
"CUKUP." Teriak Jungwon, ia masih menangis. Tangannya memegang erat kepalanya sendiri, "Aku mohon jangan seperti ini."
Awan hitam perlahan muncul dilangit, menurunkan butiran air yang membeku melingkupi hutan yang terbakar. Hawa panas udara perlahan kembali menjadi dingin lagi. Kobaran api perlahan menghilang ditelan badai salju.
Entah peristiwa itu terjadi secara alami atau disengaja, mereka bertiga tidak ada yang tahu. Riki baru menyadari jika suara isakan Jungwon sudah berhenti namun ia malah mendapati Jungwon yang tidak sadarkan diri di belakang gendongannya.
KEKUATAN HEESEUNG BENAR-BENAR BADAS.....
LONG CHAPTER, POKOKNYA HARUS VOTE
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE THREAD
FantasyJungwon dengan takdirnya yang harus mengembalikan kedamaian dunia. HOMOPHOBIC GO AWAY Diharap bijak dalam membaca. Murni imajinasi saya tanpa ada keinginan menjiplak karya orang lain.