SAKIT

894 96 2
                                    



Jay menepuk-nepuk pipi Jungwon namun pemuda tersebut masih terus memejamkan mata. Tubuhnya terasa dingin dan dahinya terasa panas. Jungwon demam.

Riki langsung mengecek kondisi Jungwon yang berada di pangkuan Jay. "Dia sakit dan kedinginan."

Baju Jungwon masih basah, itu juga yang membuatnya semakin menggigil dimalam yang dingin ini. Karena hanya Jay yang tidak menyebur danau, Jay menukar pakaiannya dengan pakaian Jungwon, agar Jungwon sedikit merasa hangat.

Beberapa jam berlalu, namun tubuh itu masih saja menggigil, wajahnya pucat bahkan bibirnya hampir membiru.

"Dia tidak pernah sepucat ini." Tutur Riki khawatir.

Jay juga sama khawatirnya dengan Riki. Mereka sudah berusaha membuat api unggun agar hangat tapi Jungwon tak kunjung juga membaik.

Sedangkan Ethan sedari tadi hanya diam saja memperhatikan karena belum kenal dengan mereka.

"Apa yang harus kita lakukan?" Riki tidak tahu harus bagaimana.

"Tidak ada cara lain, di sini memang dingin, Jungwon akan sulit untuk pulih." Jay mempunyai ide.

Malam itu juga mereka membawa Jungwon kesebuah desa terdekat. Suasana desa tersebut sudah sangat sepi karena dini hari.

Jay menaruh tubuh Jungwon didepan pintu. Kemudian Riki mengetuk pintu tersebut, hingga si penghuni rumah membuka pintunya.

Ketika si penghuni rumah membuka pintunya Jay dan Riki sudah menghilang.

"Apa kau yakin cara ini berhasil." Tanya Riki pada Jay yang bersembunyi diatas pohon.

"Tentu saja mereka akan merawatnya, biarkan Jungwon disana terlebih dahulu sampai dia sembuh." Riki hanya mengangguk paham. Kemudian mereka melesat menghilang dari kegelapan.

Jungwon terbangun disebuah ruangan yang tidak dikenalinya. tubuhnya merasa hangat dibawah selimut tebal yang menyelubunginya. Pintu terbuka perlahan mengalihkan atensi Jungwon.

Seorang gadis kecil sekitar berumur delapan tahunan masuk sambil membawa semangkuk bubur. "Syukurlah kakak sudah bangun." Serunya.

"Kenapa aku bisa ada disini?" tanya Jungwon, seingatnya ia masih bersama Jay, Riki dan juga Ethan.

"Ibuku menemukan kakak sedang sakit didepan rumah." Ceritanya, gadis itu menyodorkan bubur yang ia bawa pada Jungwon. "Makanlah kak, aku akan memberitahu ibu jika kakak sudah sadar." Selepasnya gadis itu berlari keluar.

Tak lama seorang wanita paruh baya yang diduga ibu dari gadis itu masuk diikuti anaknya. "Syukurlah kau sudah bangun nak, aku sempat khawatir dua hari kau tidak sadarkan diri."

Jungwon hanya mengangguk sambil memakan buburnya, ia merasa bingung kenapa teman-temannya meninggalkannya.

"Zerina tolong ambilkan air untuk kakak ini, dia bisa tersedak jika tidak minum." Perintah ibunya.

"Oh iya Zerina lupa." Gadis yang Bernama Zerina itu langsung mengangguk dan berlari keluar.

Kini ibu Zerina mulai menanyai Jungwon, kenapa Jungwon bisa tergeletak didepan rumahnya. Jungwon bingung harus menjawab apa, apakah ia harus menceritakan tentang dirinya bersama teman-teman vampirnya, tapi setahu Jungwon manusia sekarang sangat sensitive jika membicarakan vampir. Raut wajah Jungwon nanpak bingung dan juga takut menjawab.

Melihat wajah Jungwon yang ketakutan ibu Zerina jadi merasa iba. "Nak apa kau juga korban penyerangan vampir akhir-akhir ini? Aku dengar sebagian desa sebelah banyak yang dibantai, banyak sebagian korbannya yang juga berlari mengungsi ke sini?"

Mendengar penuturan ibu Zerina Jungwon hanya mengangguk kikuk karena tidak tahu harus berbicara apa.

"Begitu ya, kalau begitu istirahatlah sampai kau merasa lebih baik."

Zerina datang dengan segelas air hangat ditangannya, lantas menyerahkan nya pada Jungwon.

"Ibu, nanti Zerina boleh main sama kakak ini?" tanya Zerina sambil menunjuk Jungwon.

"Tunggu kakaknya sembuh dulu Rina, baru nanti diajakin main." Mendengar penuturan ibunya Zerina sedikit kecewa.

"Gak papa kok, nanti Zerina bisa main sama kakak. Kakak udah ngerasa agak mendingan ." ucap Jungwon.

"Benarkah... yeay Zerina punya temen."





KASIHAN JUNGWON DITITIPIN AMA JAY....

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA

FATE THREADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang