BERHARAP

1K 128 5
                                    

Jungwon tidak tahu ia akan dibawa kemana, sekuat apapun ia memberontak, tenaga tak sebanding dengan orang yang membawanya. Jungwon digendong dipundak bak karung beras.

Hingga sampailah mereka di sebuah bangunan besar. Jungwon bisa melihat banyak sel-sel kurungan disana. Banyak orang-orang dari pack White moon dikurung disini. Salah satunya yang Jungwon kenal adalah Daniel yang masih meraung raung minta dibebaskan.

"Aku sudah berbicara dengan bos, katanya anak ini harus dipisahkan dari yang lain." Tutur salah satu orang Black Shadow.

Orang yang membawa Jungwon tampak bingung sebentar, kemudian ia mengangguk dan membawa Jungwon masuk kedalam salah satu ruangan.

Ruangan tersebut berisi banyak sel, tapi dari seluruh sel itu nampak kosong. Hanya ada satu sel yang ditempati seseorang.

Jungwon ditempatkan tepat disebelah sel yang berpenghuni itu. Setelah sel Jungwon dikunci, orang itu langsung meninggalkan Jungwon begitu saja.

Jungwon tidak tahu ini dimana, yang Jungwon pikirkan adalah nasib ibunya, semoga ibunya baik-baik saja.

Jungwon merangkak mendekati pintu sel, menggoyang-goyangkan pintu tersebut tentu saja tidak akan terbuka.

"HEY LEPASKAN AKU,,, SIAPAPUN YANG ADA DI LUAR TOLONG LEPASKAN AKU..." Jungwon berteriak tentu saja tidak ada yang akan merespon.

Jungwon menghela nafas pasrah, tentu saja ia tidak akan bisa keluar dari sini dengan mudah. Tidak ada yang bisa dia perbuat, Jungwon hanya pasrah bersandar di dinding sel. Atensinya beralih pada seseorang di sebelah selnya.

Dari tadi orang itu hanya diam saja bersandar pada dinding sel dengan kepala yang menunduk. Wajahnya tidak kelihatan karena tertutup helaian rambut pirang panjangnya. Dan kulitnya sangat pucat.

Hari telah berganti, Jungwon tentu bosan hanya berdiam diri dikurungannya. Mengamati tetangga sebelahnya pun tidak ada pergerakan sama sekali, hingga Jungwon memeberanikan diri untuk mengajaknya bicara.

"Hey kamu, kamu pucat sekali, apa kamu sedang sakit?" tanya Jungwon menatap sel sebelahnya.

"......" tidak ada jawaban dan pergerakan dari orang tersebut.

"Apa kamu masih hidup?, kenapa tidak menjawabku."

"......"

Karena tidak ada respon sama sekali Jungwon berinisiatif untuk lebih mendekat, merangkak mendekat ke orang tersebut meski terbatasi oleh jeruji sel.

"Kamu sakit ya? Atau kamu juga kelaparan sama seperti aku sampai tidak mau berbicara sama sekali."

Orang tersebut mengangkat kepalanya, karena terdapat pergerakan Jungwon senang karena sedari tadi ia tidak berbicara dengan orang mati. Namun tetap saja Jungwon tidak bisa melihat wajah orang tersebut karena tertutup poni.

"Syukurlah kamu masih hidup, aku kira kamu sudah mati. Sejak tadi gak bergerak sih." Jungwon tiba-tiba saja jadi cerewet.

"Hey namaku Jungwon, kalau boleh tahu namamu siapa ya?"

"......." Tidak ada jawaban.

"Hey apa kamu sudah lama dikurung disini?, kira-kira untuk apa ya mereka menangkap kita?"

"......." Tidak ada respon.

"Kamu gak mau ngomong sama aku ya?, aku kira aku bisa mendapat teman ngobrol." Entah mengapa Jungwon menitihkan air matanya, mengingat masa kecilnya yang tidak begitu baik.

"Padahal aku pengen banget punya teman, tapi kenapa ya mereka gak mau temenan sama aku. Apa karena aku cacat, apa karena aku anak pungut." Jungwon tiba-tiba saja bercerita, menumpahkan keluh kesahnya yang sudah lama ia pendam kepada orang asing yang Jungwon sendiri tidak kenal.

"Maaf ya kalau aku cerewet, kalo kamu gak mau bicara sama aku gak papa kok." Jungwon mulai merangkak menjauh dari orang tersebut.

"Ha-us, aku haus." Orang itu mulai berbicara.

Jungwon menoleh karena mendapat respon dari orang yang diajak bicara sedari tadi.

"Aku juga haus, tapi aku tidak mimiliki air." Jawab Jungwon senang karena orang itu mau bicara.

"Darah, aku butuh darah." Orang asing tersebut memegang tenggorokannya.

Jungwon mengernyit bingung, tidak salah dengarkah dia jika orang tersebut berkata darah.

"Darah? Kau seorang vampire?" Ibu Jungwon pernah bercerita mengenai vampire yang hidup dengan mengkonsumsi darah, tapi jungwon belum pernah melihat sosok vampire seumur hidupnya.

Orang tersebut lantas mengangguk mendengar pertanyaan Jungwon.

"Sudah berbulan-bulan aku dikurung disini, tapi mereka tidak memberiku darah sedikitpun."

Jungwon tercengang mendengarnya. " Ya ampun, pantas saja kau sangat pucat dan kelihatan lemas, kamu lama tak makan." Jungwon benar-benar polos.

"Kata ibuku banyak vampire yang meminum darah hewan, apa bisa vampire meminum darah manusia?"

Orang itu lantas mengangguk.

Jungwon merangkak mendekat, mendekati kembali orang tersebut, " Aku akan memberikan darahku jika kamu mau jadi temanku."

Orang tersebut Kembali mengangguk.

Seolah mendapatkan teman, Jungwon sangat tersenyum antusias. "Namaku Jungwon, kamu ?" tanyanya riang.

"Aku Riki."

"Baiklah Riki, sekarang kamu bisa meminum darahku." Jungwon menjulurkan tangannya melewati jeruji besi penghalang dirinya dan juga Riki.

Dengan cepat Riki langsung menggigit tangan Jungwon, menancapkan taringnya pada lengan mungil tersebut.

"Aww" Jungwon tentu saja memekik kaget karena gigitan Riki yang secara tiba-tiba.

Manis.

Itulah yang dirasakan Riki ketika menghisap darah Jungwon. Riki belum pernah meminum darah dengan rasa semanis ini. Seolah candu Riki terus menghisap darah itu hingga Jungwon menjadi lemas.

Ketika melihat Riki menggigit tangannya, Jungwon melihat sesuatu. Bak sebuah benang tak kasat mata menjulur dari dirinya ke arah Riki.

"Riki cukup, kamu sudah meminum banyak darahku." Ucap Jungwon lemas.

Riki menyudahi acara meminumnya. Tenaganya kembali pulih dengan juga kekuatannya. Jungwon menarik tangannya menjauh dari Riki.

Riki berdiri menghadap Jungwon, tangannya menyisir rambutnya ke belakang hingga memperlihatkan wajahnya yang rupawan tampak jelas. Akan tetapi bibirnya tersenyum miring kepada Jungwon.

"Dasar Bodoh."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


FATE THREADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang