KELOMPOK BARU

785 101 8
                                    

Jungwon tersadar akan sesuatu, selain darahnya yang bisa mengikat seseorang, darahnya juga bisa menghilangkan kutukan atau penyakit. Itu juga berarti orang itu....

"Meski kamu terlepas dari kutukanmu kamu tidak bisa bebas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Meski kamu terlepas dari kutukanmu kamu tidak bisa bebas." Tuturnya tidak yakin apakah ia harus memberitahukan hal ini atau tidak.

"Apa maksudmu?" matanya menukik tajam mengarah pada perkataan Jungwon.

"Seharusnya kamu tidak meminum darahku, karena darahku bisa mengikat seseorang. Aku tidak mau kau seperti Riki yang harus terikat denganku."

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti."

SREK SREK SEREK

Terdengar bunyi sesuatu dari semak-semak. Riki keluar dari persembunyiannya. "Aku kira aku bisa melihatnya terbunuh, ternyata dugaanku salah, kau malah menggigitnya. Kau bernasib sama sepertiku bung. Terikat dengan manusia lemah." Ucap Riki menatap orang itu.

"Terikat?" orang itu tersenyum simpul. "Aku tidak peduli, selagi aku tidak tersiksa dengan kutukan itu lagi tidak masalah bagiku. Akhirnya aku bisa menjadi vampir biasa."

Riki mensedekapkan kedua tangannya didada, terlihat tertarik dengan makhluk yang baru saja ditemuinya. "Bagaimana bisa kau mendapat kutukan itu?"

"Kau ingin tahu? Orang itu, orang yang mengaku dirinya sebagai raja vampir yang akan menguasai dunia. Awalnya aku menertawakan orang itu, tapi nyatanya orang itu tidak main-main dengan ucapannya. Anak buahnya menjebakku lalu aku tidak begitu ingat. Dari situlah aku mulai kehilangan kendali atas diriku sendiri, aku seperti makhluk gila yang tidak memiliki akal. Hanya ketika malam hari saat cahaya rembulan menerpaku aku menjadi tenang, aku bisa merasakan kesadaranku kembali. Berkat darahnya.." Orang itu menunjuk Jungwon. "Aku bebas sekarang."

Riki menyimak cerita orang itu, kemudian mengangguk paham. " Kau terbebas dari kutukan, tapi sekarang kau tidak akan bebas dari dia." Ucap Riki menunjuk Jungwon. " Sekarang giliranmu orang asing untuk merawat dia." Kemudian Riki berjalan pergi.

Jungwon merangkak menuju bawah pohon. Mencari tempat nyaman untuknya bersandar. Sambil menatap langit ia merenungkan banyak hal. Banyak hal tak terduga yang dialaminya. Kali ini ia menyelamatkan seseorang dari kutukan namun juga mengikat orang itu dengan dirinya. Jungwon menghela nafas lelah, lelah dengan takdir yang dialaminya akhir-akhir ini.

Orang itu masih mengamati Jungwon yang terlihat pasrah, kemudian ia berjalan mendekat, mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Jungwon.

"Kau terluka." Ucap orang itu.

"Aku juga tahu." Jawab Jungwon lirih.

Orang itu menggunakan lengan bajunya untuk membersihkan luka dilutut Jungwon. Jungwon sedikit tersentuh dengan perlakuan orang asing tersebut.

"Jika kita terikat, aku mohon kamu tidak perlu terlalu memikirkannya. Kamu bisa melakukan hal sesukamu tanpa perlu mempedulikan diriku. Aku tidak mau kamu seperti Riki yang merasa terbebani. Dan juga aku ingin kita berteman." Tutur Jungwon lembut, saking lembutnya bisa Jay lihat betapa tulusnya Jungwon dalam berucap.

"Baiklah, kalau begitu kenalkan namaku Jay, siapa namamu." Jay mengulurkan tangannya.

Jungwon tersenyum manis mendengar Jay yang membalas ucapan pertemanannya, tangan mungilnya meraih tangan jay, " Aku Jungwon, salam kenal Jay."

Jungwon melihat pergelangan kaki Jay terlihat terluka, " Kakimu terluka."

Jay melirik kakinya, "Oh luka kecil, sebentar lagi juga sembuh." Jay baru sadar jika kakinya terdapat luka goresan melintang yang lumayan panjang. Entah luka karena apa Jay tidak tahu.

Reflek Jungwon menyentuh luka melintang itu, menyalurkan energinya hingga luka tersebut menghilang.

"Wow kamu bisa menyembuhkan luka, Jungwon."

Jungwon hanya tersenyum simpul menanggapi Jay.

"Kalau begitu kenapa kamu tidak menyembuhkan lukamu sendiri saja, padahal mungkin besok Lukaku juga akan sembuh dengan sendirinya." Iya benar vampir kan bisa meregenerasi lukanya lebih cepat dari manusia.

Jungwon menggeleng, "Jika aku bisa menyembuhkan diriku sendiri, mungkin aku akan menjadi manusia paling bahagia di dunia karena tidak takut terluka."

Jay hampir tidak percaya mendengar penuturan orang didepannya. Mendengar nada bicara Jungwon yang jujur, Jay mengulas senyum. Tangannya mengusap kepala Jungwon yang disandarkan pada batang pohon.

"Tidurlah, kau pasti lelah. Aku akan menjagamu."

Jungwon hanya mengangguk, mulai menutup matanya agar terlelap. Entah kenapa ia merasa nyaman didekat Jay.

Jay menepuk pipi Jungwon, membangunkan pemuda itu dari tidurnya, Jungwon yang merasa terusik segera membuka matanya.

"Jungwon bangun, Riki menyuruh kita untuk segera bergegas."

"Kita akan pergi Jay?"

"Ya." Segera Jay berjongkok, mengisyaratkan Jungwon untuk naik ke punggungnya. Setelah Jungwon berada di atas punggung Jay, Jay segera melesat menghampiri Riki.

Jungwon melihat Riki, berdiri bersandar dibatang pohon sedang menunggunya.

"Kalian lama sekali, apa susahnya sih Jay membangunkan kucing tidur. Kalau tidak mau bangun seret saja dia." Cibir Riki tetap menatap tak suka pada Jungwon.

"Maaf Riki, jika aku lama bangunnya." Jawab Jungwon murung.

"Sudahlah, pagi-pagi tidak perlu bertengkar." Jay menengahi.

"Jadi kau membela kucing kecil itu Jay, aku tidak menyangka dalam semalam kalian bisa langsung akrab."

"SUDAHLAH RIKI, pagi-pagi jangan menyulut emosi." Kali ini Jay membentak. Jungwon juga ikut kaget dengan nada tinggi ucapan Jay. Ternyata Jay juga bisa marah.

Seketika Riki diam.

"Jadi untuk apa kau menyuruh kami untuk segera beregegas?" Jay melanjutkan kalimatnya.

"Aku mencium bau pack Black Shadow, sepertinya mereka masih mengejarku dan Jungwon."

"Lalu apa masalahnya? Kita bisa bertarung mengalahkan mereka." Jay berkomentar.

"Kita memang bisa bertarung melawan mereka, tapi apa kau bisa yakin kalau kita bisa menang, mereka membawa banyak orang, sedangkan kita hanya berdua, ditambah seseorang yang tidak bisa melakukan apa-apa." Mata Riki memicing ke arah Jungwon.

"Jadi kita harus segera pergi. Aku juga tidak mau berada dihutan ini terus, tidak ada hewan sama sekali untuk diburu. Katakan padaku Jay apa kau membantai semua hewan dihutan ini saat kau masih dikutuk?"

"Aku tidak tahu soal itu, karena aku benar-benar tidak sadar. Baiklah ayo kita segera pergi."

Kemudian mereka berlari cepat meninggalkan hutan belantara itu.



GMANA? APAKAH KALIAN MERASAKAN FEEL PETUALANGANNYA?

FATE THREADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang