Mendengar suara yang tidak asing, Beomgyu berbinar, keluar dari balik punggung Kai. "Tuan Jay apakah itu kamu?"
"Oh Beomgyu ya? Kau masih ingat denganku." Beomgyu berhambur riang menghampiri Jay.
"Yak Beomgyu dia itu Vampir yang menyerang desa kita, jangan dekat-dekat dengan dia." Kai masih tidak percaya.
"Tidak Kai, dia itu tuan Jay yang pernah membantu desa kita, dia vampir yang baik. Ingat tidak waktu kita masih kecil, desa kita kekeringan dan kekurangan air. Waktu itu tuan Jay yang kebetulan mampir memberi solusi kepada masyarakat untuk membuat sumur buatan. Sumur yang ada didesa kita itu semuanya berkat Tuan Jay." Cerita Beomgyu antusias.
Jay senang mendengar Beomgyu yang masih mengingatnya. "Kau sudah besar ya Beomgyu, terakhir aku melihatmu tinggimu hanya sepinggangku."
"Hehe.." Kekeh Beomgyu.
"Jadi apa masih ada penduduk yang selamat?" Beomgyu mengangguk, "Mereka ada dipondok dekat lembah."
"Kalau begitu antarkan kami kesana."
Jay langsung mengikuti Kai dan Beomgyu, sedangkan Riki bergegas menangani Jungwon.
Lembah tersebut ternyata terletak cukup jauh dari area perkampungan tadi.
Sampailah mereka disebuah pondok yang sangat besar, pondok tersebut berisi para pengungsi desa yang berhasil selamat.
"Teman-teman kita kedatangan tamu." Seru Beomgyu.
Sontak para penduduk yang melihat kedatangan Beomgyu beserta dua orang berpenampilan pucat langsung was-was.
"Beomgyu kenapa kamu membawa vampire." Bisik salah satu penduduk.
"Tenanglah Yeonjun, dia tuan Jay, vampir yang pernah menolong desa kita, kau ingatkan?"
"Benar kah itu tuan Jay, aku tidak percaya." Pemuda itu, Yeonjun berteriak kegirangan.
"Dia tuan Jay."
"Waow dia semakin tampan saja."
"Apakah tuan Jay akan menolong kita lagi"
Terdengar dengar jelas bisik-bisik para penduduk.
Jay berjalan santai Bersejajar dengan Riki yang menggendong Jungwon, hingga langkah mereka terhenti ketika mendapati seseorang menyambut mereka, dialah sang tetua desa.
"Nenek, tuan Jay datang nek." Seru Beomgyu antusias kepada tetua desa.
Wanita paruh baya itu menyambut Jay dengan terkejut.
"Astaga nak Jay, aku tidak percaya kamu datang bersama sang takdir."
Jay dan Riki mengernyit bingung, apa maksudnya sang takdir. Tetua desa mempersilahkan tiga orang tersebut untuk memasuki ruangannya. Disana mereka duduk, sang tetua didepan berhadapan dengan Jay, Riki, dan juga Jungwon yang duduk sejajar.
Jay meminta penjelasan atas maksud sang tetua. Sang tetua menjelaskan bahwa terdapat ramalan bahwa seseorang akan datang beserta para kekuatannya untuk mengalahkan raja vampir yang menggila.
Dialah sang takdir, Wanita paruh baya itu menunjuk Jungwon yang terlihat masih kebingungan.
"Nak Jay dialah sang takdir." Sekali lagi Wanita itu menunjuk Jungwon. "Dan kalian adalah kekuatannya." Lanjutnya mengarah pada Jay dan Riki.
Riki yang mendengar itu masih tidak percaya. "Maksudmu manusia cacat ini bisa mengalahkan raja vampir?" tanya Riki tak percaya.
"Iya nak, jangan lihat dari fisiknya saja, sang takdir memiliki kekuatan yang tak terduga. Suatu saat kalian akan tahu."
"Setelah pasukan raja Vampir menghancurkan desa kami, kami sangat putus asa, disaat keterpurukan itu, sebuah ramalan datang dari bola kristal, seorang pemuda cacat akan datang menghentikan kekejaman raja Vampir. Dan aku yakin pemuda itu adalah kau nak." Ucap sang tetua mengarah pada Jungwon.
"Mungkin anda salah orang nyonya, aku tidaklah sekuat apa yang nyonya pikirkan." Tolak Jungwon, Jungwon masih tidak percaya dengan penuturan sang tetua.
"Jika bukan kamu, lalu bagaimana kamu bisa bersama dengan dua vampir ini, pasti terdapat ikatan yang kuat diantara kalian yang mengharuskan kalian bersama."
Benar, Jungwon diam seribu bahasa.
"Untuk malam ini menginaplah dipondok kami, kami akan menyiapkan sebuah kamar untuk kalian bertiga beristirahat."
Setelah keluar dari ruangan itu, Jungwon selalu melamun, apakah bisa ia mengalahkan raja vampir. Berjalan saja ia tidak bisa apa lagi menang melawan raja vampir yang pastinya kuat.
"Riki, tetua tadi pasti berbohong kan, mana mungkin ramalan yang dimaksud adalah diriku." Ucap Jungwon saat Riki menggendongnya lagi. Saat ini mereka sedang berjalan mengikuti Beomgyu yang mengantar mereka ke ruangannya.
"Tidak perlu kau pikirkan, yang melawan raja vampir adalah kami, aku dan Jay, kau hanya perlu menuruti kami." Ucap Riki lembut.
"Riki benar, tidak perlu kau pikirkan Jungwon." Sahut Jay.
Mereka berjalan melewati ruangan yang berisikan penduduk terluka yang dirawat.
"Riki bisakah kita berhenti sebentar."
"Kenapa?"
"Ada yang terluka parah." Arah pandang jungwon tertuju pada seorang laki-laki yang berbaring lemah dengan luka bakar di sekujur tubuh. Riki dan Jay yang mendengar ucapan jungwon mengikuti arah pandang pemuda tersebut. Kemudian Riki menurunkan Jungwon.
Jungwon mendekat pada pria yang kelihatan sekarat itu, tangannya meraba bagian tubuh yang terluka. Jungwon memejamkan matanya, fokus pada energi yang ia alirkan. Beberapa menit kemudian luka pria tersebut menghilang tak berbekas. Jungwon senang melihatnya.
"Aku sembuh, aku tidak percaya ini, aku selamat." Pria tersebut sangat gembira bahkan tangannya memegang kedua tangan Jungwon mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya.
Riki baru tahu jika Jungwon memiliki kemampuan lain selain darahnya yang mengikat.
"Tetua tidak salah jika menyebut Jungwon adalah sang takdir, Jungwon bukannya tidak bisa menang melawan raja Vampir, tapi dia adalah harapan untuk kita." Tutur Jay masih mengamati Jungwon.
"Kau benar Jay."
Tetua tadi berkata jika Jungwon adalah sang takdir , Riki dan Jay sebagai kekuatannya.
SUDAH PAHAM KAN AMA JUNGWON....
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE THREAD
FantasyJungwon dengan takdirnya yang harus mengembalikan kedamaian dunia. HOMOPHOBIC GO AWAY Diharap bijak dalam membaca. Murni imajinasi saya tanpa ada keinginan menjiplak karya orang lain.