SADAR

782 109 6
                                    


Sunghoon ingin berterima kasih pada Jungwon dengan membawakannya makanan. Sunghoon bahkan rela pagi-pagi berkunjung ke desa manusia terdekat dan menyamar sebagai manusia untuk bisa mendapatkan bubur. Karena ia tak tahu cara membuatnya.

Saat akan mengantarkan bubur itu ke kamar Jungwon, Sunghoon dibuat terkejut oleh suara tawa Sua dari kamar Jungwon. Pagi-pagi Sua sudah memeluk Jungwon erat, karena tubuh Sua yang lebih besar dari Jungwon, Jungwon sedikit gelagapan karena Sua memeluk perutnya hingga kaki Jungwon tidak menyentuh lantai. Jungwon bak boneka yang sangat disukai Sua.

 Jungwon bak boneka yang sangat disukai Sua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sua lepaskan." Rintih Jungwon karena perutnya terasa sakit.

"Sua pengen main sama Jungwon, Jungwon mau kan? Sua bahkan menunggu semalaman agar Jungwon bangun." Ucapnya dengan riang.

Sunghoon baru ingat jika Sua tertidur sangat lama hingga Sua tidak sadar jika ia tidak mengalami pendewasaan, sifat kekanak-kanakan masih dimilikinya.

"Sua lepaskan Jungwon." Interupsi Sunghoon yang baru saja masuk.

"Ehh... tapi Sua kan pengin main sama Jungwon." Kesalnya.

"Jungwon harus sarapan dulu, kau tahu Sua kalau manusia itu mudah merasa lapar." Nasehat Sunghoon.

Sua langsung menurut dan mendudukkan Jungwon ditepi ranjang.

Jungwon menerima semangkuk bubur yang diberikan Sunghoon kepadanya. Dengan lahap Jungwon memakannya, "Enak... apa Kak Sunghoon yang membuatnya." Karena Sua memanggil Sunghoon dengan sebutan kakak maka Jungwon juga mengikutinya.

Sunghoon tersenyum kikuk mendengarnya, mana ada vampir yang repot-repot belajar masakan manusia.

"Kak Sunghoon mana bisa membuatnya." Cibir Sua.

"Tapi ini enak, terima kasih kak Sunghoon karena memberikan Jungwon makanan se enak ini." Ucap Jungwon dengan senyum manisnya. Lagi-lagi Sunghoon dibuat terpana hanya karena senyuman manis itu.

"Ngomong-ngomong apa kak Sunghoon melihat Jay dan Riki." Tanya Jungwon disela makannya.

"Oh dua orang yang semalam bersama Jungwon ya, aku lihat mereka dikamar tengah, sepertinya mereka sedang berbicara sesuatu dengan tamu kakak yang lain." Yang ditanya Sunghoon yang menjawab malah Sua.

"Tamu kak Sunghoon yang lain apakah itu Tuan Heeseung?" Jungwon ingat jika ia tidak boleh menyebut nama Heeseung sembarangan.

"Iya pangeran Heeseung ada disini."

"Kalau boleh, bisakah kak Sunghoon mengantarkan Jungwon ke sana?, Jungwon ingin melihat tuan Heeseung." Jungwon ingat terakhir kali ia melihat Heeseung dipukuli Jay. Jungwon ingin melihat keadaannya.

Sunghoon mengangguk, dengan tangannya ia mengangkat tubuh Jungwon ala bridal. Jungwon yang digendong seperti itu nampak terkejut, karena reflek ia mengalungkan tangannya ke leher Sunghoon. Jungwon belum pernah digendong seperti ini, bahkan oleh Jay, Riki maupun Heeseung.

Dengan gendongan seperti ini, Jungwon dapat melihat wajah rupawan Sunghoon begitu dekat. Kenapa tiba-tiba jantung Jungwon berdetak tak karuan.

Sunghoon membawa Jungwon ke sebuah ruangan dimana Heeseung berada.

"Kau harus meminta maaf pada Jungwon, kau sakit karena mungkin telah menyakiti Jungwon." Riki mencoba menarik tangan Heeseung, namun Heeseung masih enggan berdiri, ia melamun dipojokan kamar yang remang itu.

"Jangan memaksanya Riki, dia butuh waktu." Ucap Jay, Jay juga ingin Heeseung segera meminta maaf pada Jungwon, tapi karena melihat kondisi Heeseung yang berantakan Jay sedikit iba.

Sunghoon yang baru datang bersama Jungwon belum tahu apa yang terjadi.

"Ada apa ini?" ucap Sunghoon kala memasuki kamar.

Jungwon mengamati keadaan Heeseung, Heeseung yang meringkuk dipojokkan dengan wajah yang kesakitan, tangannya meremat dadanya sendiri.

"Jungwon kenapa malah kesini?" tidak menjawab pertanyaan Sunghoon, Jay malah bertanya pada Jungwon.

"Jungwon pengen lihat keadaan tuan Heeseung." Ucap Jungwon, nada suaranya sedikit gugup begitu pula dengan pandangannya yang sedikit takut mengarah pada Heeseung. Jungwon takut Heeseung masih membencinya, Jungwon takut Heeseung tidak menyukainya dan menganggapnya sebelah mata saja.

Melihat kedatangan Jungwon, Heeseung merasa semakin sakit, ditatapnya Jungwon tajam, "Pergi kalian dari sini aku tidak mau diganggu." Ucapnya penuh penekanan, namun nada suaranya tersirat rasa sakit yang mendalam.

Heeseung sedang kesakitan, dan Jungwon sadar akan hal itu. Dengan berani Jungwon meminta Sunghoon yang masih menggendongnya untuk mendekatkan dirinya dengan Heeseung.

Setelahnya Jungwon merangkak menghampiri Heeseung yang enggan menatapnya.

"Tuan Heeseung masih marah ya pada Jungwon, Jungwon emang gak bisa melakukan apa-apa seperti yang Tuan Heeseung inginkan, Jungwon hanya bisa merepotkan kalian. Tapi Jungwon bakal lakuin apa yang Jungwon bisa, jika tuan Heeseung ingin semakin kuat, Jungwon tidak keberatan jika tuan sering mengigit Jungwon, jika tuan Heeseung terluka Jungwon tidak keberatan untuk menyembuhkan luka tuan. "

"Meski Jungwon tidak kuat seperti yang lainnya Jungwon bakal lakuin yang terbaik agar tidak hanya menjadi beban bagi kalian. Bukankah kita teman, teman saling melengkapi kekurangan masing-masing. Aku tidak ingin membuat kalian saling bermusuhan, kalian memiliki tujuan yang sama yaitu mengalahkan raja vampir agar penderitaan didunia ini berakhir. Kalian harus akur dan bekerja sama, tidak terpecah seperti ini."

Heeseung mendengar seluruh ucapan Jungwon, namun masih enggan menatap wajah itu. Pikirannya kalut, hatinya serasa ingin menjerit meminta maaf pada Jungwon namun egonya masih terlalu tinggi.

Jungwon menyentuh tangan Heeseung yang masih memegangi dadanya. Seperti biasa Jungwon menyalurkan energi penyembuhannya. Membuat Heeseung merasa nyaman, rasa sakitnya seketika hilang.

Heeseung mulai menatap Jungwon, yang ia dapatkan bukan tatapan kebencian dari Jungwon melainkan tatapan yang begitu hangat. Jungwon tersenyum lembut karena Heeseung mau menatapnya lagi. Heeseung tersadar seharusnya ia tak menyakiti makhluk selembut Jungwon, makhluk yang bisa membuat damai hatinya.

Tiba-tiba Heeseung memeluk Jungwon erat, bahkan ia menangis dipundak Junggwon. "Maaf." Lirihnya.

Jungwon menepuk nepuk punggung Heeseung. Memaafkan segala hal yang telah terjadi.

Mereka semua yang melihat Heeseung dan Jungwon sudah berbaikan merasa lega. Akhirnya Heeseung tersadar juga.






HAYOOO LONG CHAPTER LO HARUS VOTE!!!

FATE THREADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang