Waktu terus berlalu, diumurnya yang akan menginjak tujuh belas tahun, Jungwon kerap kali bermimpi aneh, ia bermimpi hidup bersama orang - orang yang tidak Jungwon kenal. Jungwon ingin sekali pergi meninggalkan orang - orang asing tersebut tapi jungwon tidak bisa, seolah hidupnya sangat membutuhkan mereka.
Jungwon membuka mata, terbangun dari tidurnya. Barusan ia bermimpi hal yang sama lagi. Setelah terbangun Jungwon mengambil tongkatnya yang tergeletak di samping ranjang dan segera beranjak keluar kamar.
Ibunya sudah menunggu di kursi meja makan. Melihat senyum hangat ibunya, Jungwon langsung mendudukkan diri didepan ibunya.
Jeonghan mengerutkan alisnya ketika mencium aroma tubuh anaknya. Jeonghan mulai merasa jika aroma tubuh Jungwon mulai berubah, padahal jika Jeonghan bertanya apakah Jungwon berhubungan dengan orang lain atau memakai sabun baru, Jungwon pasti akan menjawab tidak. Dan Jeonghan tahu jika Jungwon selalu berdiam diri di rumah tidak pergi kemana-mana.
Aroma tubuh Jungwon lebih terasa harum tidak seperti biasanya. Jeonghan mengedipkan matanya, menepis pikiran negative yang ada di otaknya.
( Visualisasi Jeonghan )
Setelah Jungwon sampai di meja makan, Jeonghan mulai menatap khawatir anaknya.
"Ada apa dengan wajahmu nak, kamu terlihat seperti memikirkan sesuatu?, apa anak-anak nakal itu membulimu lagi?"
Jungwon menggeleng, "Tidak ada apa-apa bu,aku hanya bermimpi buruk."
"Syukurlah kalau tidak terjadi apa-apa." Jeonghan mengambilkan sarapan untuk Jungwon dan meletakkannya dihadapan Jungwon.
Jeonghan mengelus kepala jungwon yang masih kelihatan memikirkan sesuatu.
"Kalau ada masalah cerita sama ibu ya."
"Iya-iya ibuku yang paling cantik, kalo ada apa-apa pasti Jungwon cerita." Jungwon menampilkan senyum manisnya agar ibunya tidak khawatir. Jungwon segera melahap sarapannya.
"Oh iya Jungwon, hari ini ibu ada pertemuan dengan tetua pack, mungkin ibu akan pulang malam. Tidak papa kan kalau ibu tinggal seharian?"
"Tidak apa-apa ibu, Jungwon sudah biasa sendiri."
Jeonghan tersenyum sekilas, anaknya itu memang mandiri meskipun cacat. Dari kecilpun Jungwon jarang rewel.
Setelah selesai makan Jungwon segera membereskan alat makannya, meskipun sulit karena keterbatasannya tapi Jungwon sudah terbiasa.
Ibunya yang hendak siap-siap akan pergi berpesan pada Jungwon.
"oh iya, satu lagi Jungwon, akhir-akhir ini keadaan sedang tidak bagus diluar sana, jadi Jungwon jangan keluar rumah dulu ya. Ibu khawatir jika terjadi sesuatu dengan mu. Soal makan siang ibu sudah menyiapkannya. Jadi untuk makan malamnya tunggu saja ibu datang."
"iya bu." Jungwon mengangguk menjawab sekilas masih fokus membersihkan alat makannya.
Hari sudah larut malam, namun Jeonghan masih belum pulang. Jungwon yang sedari tadi menunggu ibunya sangat khawatir, ibunya sudah berjanji untuk tidak pulang sampai larut. Karena sudah lama menunggu Jungwon putuskan untuk menunggu ibunya didepan rumah. Sesampainya diluar rumah Jungwon terkejut, terlihat asap hitam mengepul dari arah perkampungan white moon, kebakaran besar terjadi disana.
Jungwon jadi mengkhawatirkan ibunya, pasalnya ibunya ada disana. Dengan cepat Jungwon berjalan menggunakan tongkatnya menuju ke perkampungan.
Jungwon mencari ibunya, tidak tahu apa yang terjadi, semuanya sudah dilahap api. Banyak orang orang terkapar ditanah, sebagian dari mereka terluka parah, sebagian hangus terbakar. Jungwon tidak peduli, yang ia cari adalah ibunya.
Langkah jungwon terhenti ketika mendapati ibunya terbaring ditanah dengan luka cukup mengenaskan.
"Ibu..." teriak Jungwon mendekati ibunya.
Jeonghan masih hidup, dan Jungwon bersyukur ia tidak terlambat. Jungwon langsung menggunakan kekuatannya untuk menyembuhkan ibunya.
"Kenapa kamu keluar nak, disini berbahaya." Tutur Jeonghan lemah.
"Dan membiarkan ibu mati disini, tidak ibu, Jungwon tidak ingin kehilangan ibu." Jungwon menangis melihat keadaan ibunya yang seperti ini.
Jeonghan menggenggam tangan Jungwon, " Seharusnya kamu tidak keluar."
"Ibu jangan banyak bicara, ibu sedang terluka." Jungwon masih mengobati luka ibunya.
Belum sempat Jeonghan pulih, beberapa orang bertubuh besar datang. Mereka melihat bagaimana Jungwon dengan kekuatannya menyembuhkan luka seseorang.
"Wah ternyata masih ada yang tersisa ya." Ucap salah seorang bertubuh besar.
"Wow lihat dia special, dia bisa menyembuhkan luka orang. Bos pasti akan suka jika mendapatkannya, terlebih dia manis."
Salah seorang bertubuh besar itu menangkap Jungwon, Jungwon yang masih mengobati ibunya terkejut kaget ketika tubuhnya tiba-tiba diangkat.
"Lepaskan aku,, aku belum selesai mengobati ibuku." Jungwon memberontak, tangannya memukul-mukul tapi tak ada reaksi kesakitan dari orang tersebut.
"Lepaskan aku..."
"Bawa dia"
"Jungwon...." Jeonghan mencoba berdiri, ia ingin membantu Jungwon terlepas dari pack black Shadow, tapi naas Jeonghan malah dipukuli oleh pack Black Shadow dan Jungwon dibawa pergi.
"Ibu.."
SEMOGA PADA SUKA
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE THREAD
FantasyJungwon dengan takdirnya yang harus mengembalikan kedamaian dunia. HOMOPHOBIC GO AWAY Diharap bijak dalam membaca. Murni imajinasi saya tanpa ada keinginan menjiplak karya orang lain.