Dengan kekuatannya Riki bisa menghancurkan jeruji pintu dengan mudah kemudian melangkah keluar.
"Riki kamu bisa keluar, kalau begitu keluarkan juga aku dari sini. Aku ingin kabur dari tempat ini."
"Cihh..., siapa juga yang mau mengeluarkan kamu dari tempat ini. Dan siapa juga yang mau berteman denganmu, sejak tadi aku bosan mendengar ocehan konyolmu itu." Riki menatap Jungwon angkuh kemudian pergi meninggalkan Jungwon.
Kecewa.
Itu yang dirasakan Jungwon mendengar penuturan Riki. Setetes air mata jatuh dari pelupuknya.
"Ibu... aku harus bagaimana, hiks."
Dua hari sudah Jungwon terkurung, Jungwon menyandarkan tubuhnya lemas karena tidak diberi makan. Hingga pintu jeruji terbuka, dibuka oleh dua orang yang kemarin menculik Jungwon.
"Dasar bodoh, kenapa kau taruh anak ini disebelah vempire sialan itu. Lihat kurungannya hancurkan? Dia kabur."
Orang yang ditanya hanya senyum cengengesan seperti orang tidak bersalah. "Maaf he he, soalnya Cuma kurungan ini yang bersih." Jawab orang itu sambil menunjukkan kurungan Jungwon.
"Kemarin kan kamu bilang suruh pisahkan dia dari tawanan kita yang lain, jadinya aku kepikiran ruangan ini."
"Tetap saja gara-gara kamu vampir sialan itu kabur, jika bos tahu bagaimana kalau dia marah..."
"Bos tak akan marah karena nyatanya vampir itu tidak berguna."
"Benar juga."
Kemudian atensi dua pria itu beralih pada Jungwon, "Bagaimana vampir itu bisa kabur?" tanya salah satu pria.
"Aku tidak tahu." Jungwon menjawab lemas karena terlampau kecewa dengan Riki.
"Baiklah kalau begitu ikut kami, bos ingin bertemu dengan mu."
Pria lainnya menarik tangan Jungwon, menyuruhnya berjalan mengikuti mereka. Akan tetapi jungwon tak kunjung berdiri.
"Dasar bodoh, kau menyuruhnya berjalan, lihat kakinya saja cacat."
"eh iya juga." Orang tersebut langsung menggendong jungwon bak karung di pundaknya.
Jungwon dibawa ke sebuah ruangan dengan desain mewah.
"Bos kami sudah membawanya."
"Hmm menarik, kalian menemukan barang yang bagus. Taruh dia di sofa."
"Baik bos." Sang bawahan menurut dan mendudukkan Jungwon di sofa.
Seorang pria dengan angkuhnya berdiri dari sofa mewah yang didudukinya, berjalan mendekati Jungwon.
Pria itu mengamati setiap lekuk tubuh Jungwon, "Kau menarik, sayangnya kakimu cacat."
Jungwon yang mendengarnya mengernyit tidak suka, kenapa orang-orang selalu saja melihat kecacatannya semata.
"Tapi tak apa, dengan kaki seperti itu kau tidak bisa kabur dariku." Pria tersebut semakin mendekat, mengendus aroma tubuh Jungwon yang harum.
"Kau memiliki bau yang harum seperti seorang omega yang sedang haid, katakan padaku kau sungguh seorang manusia atau werewolf?" Pria itu mennyentuh dagu Jungwon, melihat wajah itu secara dekat.
Jungwon meneguk ludah kasar, aura orang tersebut benar-benar mengerikan.
Tak mendengar jawaban dari Jungwon, pria tersebut tersenyum simpul. Tubuhnya mendekat mengukung tubuh dibawahnya. Jungwon yang sedari tadi ketakutan semakin bertambah takut, ketika pria tersebut merengkuhnya, memasukkan tangannya kedalam baju yang Jungwon kenakan, meraba punggung mulus nan putih itu.
Hidungnya mengendus leher jungwon, merasakan aroma wangi yang membuatnya mabuk kepayang. Jungwon yang merasa perlakuan pria tersebut berlebihan mendorong dadanya agar menjauh darinya. Akan tetapi usahanya tetap sia-sia karena tenaganya yang tidak sebanding.
"Tolong jangan lakukan ini..." Jungwon merasa geli karena pria tersebut kini menciumi area lehernya.
Pria tersebut sama sekali tidak mendengarkan Jungwon, karena gairahnya semakin menjadi, pria itu semakin merengkuh tubuh Jungwon dan meraba area sensitive tubuh Jungwon.
"Jangan lakukan ini kumohon, jangann...." Jungwon menangis karena perlakuan tidak senonoh yang dilakukan pria itu dan juga menangis karena dirinya yang begitu lemah bahkan untuk melawan sekalipun.
Saat pria tersebut mulai membuka baju yang Jungwon kenakan, Jungwon semakin terisak. Berharap seseorang datang menolongnya. Dua orang yang membawa Jungwon tadi bahkan hanya menonton apa yang dilakukan bosnya.
"Dewi Rembulan tolong Jungwon..." Doanya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE THREAD
FantasyJungwon dengan takdirnya yang harus mengembalikan kedamaian dunia. HOMOPHOBIC GO AWAY Diharap bijak dalam membaca. Murni imajinasi saya tanpa ada keinginan menjiplak karya orang lain.