chp 10

7.8K 773 11
                                    

Renjun sangat senang hari ini, dia bersenandung kecil sambil duduk di halte bus. Lalu tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya.

"renjun apa kau sedang menunggu bus nya?" tanya orang itu sambil menurukan kaca jendela mobilnya.

"kami bisa mengantarmu, iyakan kak alin?" sambungnya, yap orang itu adalah kembarannya li jun dan mantan tunangannya guanlin.

"tidak, terimakasih"

"renjun, aku tahu kau tidak suka padaku tapi aku hanya berniat mengantarmu itu sajaa"

"tidak perlu"

"renj-"

"sudah li jun, tidak usah pedulikan dia, kau bahkan ingin membantunya tapi dia sama sekali tidak menghargai bantuanmu, sudah! Kita pulang saja"

"tapi kak walaupun renjun membenciku dia tetap kembaranku"

"li jun dengar kaka, kamu itu terlalu baik untuk orang seperti dia sayang, sudah yaa kita pulang saja atau kita bisa mampir di toko ice cream sebentar"

"sungguh?! Aku mau ice cream! Mmm renjun kalau begitu kami pulang dulu ya"

"iya" sialan apa yang mereka lakukan sih, ingin pamer? Bukannya iri aku malah mual melihatnya. Bajingan dan orang munafik memang pasangan yang serasi.

Li jun menaikan kaca mobil sambil menatap renjun dengan bangga, pikirnya dia bisa membuat renjun iri dengan perlakuan guanlin yang membelanya. Jika renjun tahu apa yang dia pikirkan renjun pasti akan menertawakannya, karena mereka suasana hati renjun jadi buruk dasar muka dua!

.
.
.
.
.
.
.

Kembali ke jung bersaudara mereka sedang menatap satu sama lain dengan seksama entah apa yang mereka pikirkan.

"apakah kau.." mereka bersuara secara bersamaan lalu kembali terdiam.

"apakah kalian punya pemikiran lain pada renjun" akhirnya jaemin angkat bicara

"yah kurasa begitu" jawab haechan

"entahlah, aku baru bertemu dengan pagi tadi, tapi dia sangat menarik" kali ini jeno yang menjawab

"aku juga baru bertemu dengannya sekali, tapi harus ku akui dia menggemaskan" si sulung mark juga ikut menyatakan jawabannya.

"aku tidak peduli kalian ada rasa atau tidak, yang jelas aku tidak akn mundur walaupun kau saudaraku" kata jaemin dengan tegas

"kalau begitu ayo bersaing secara adil" tantang haechan yang disetujui ketiganya.

Sesampainya di mansion keluarga jung, pelayan di buat keheranan dengan tingkah laku tuan muda mereka, biasanya tuan muda mereka akan saling mengejek dan membuat keributan di mansion, tapi hari ini mereka seperti sedang perang dingin hanya saling memandang sinis pada satu sama lain.

"bi itu anak-anak kenapa" tanya nyonya rumah yang ikut heran dengan tingkah putranya.

"saya juga tidak tahu nyonya, sedari tadi pulang sekolah sudah seperti itu"

"mark! Jeno! Jaemin! Haechan! Turunn bubu mau ngomongg"

"kenapa bu?"

"iya bu knp?"

"ngomong apa bu?"

"bubu mau ngomong apa?"

"kalian kok bubu liat kayak lagi berantem kenapa sih"

"enggak berantem kok bu kita itu lagi saingan" kata haechan dengan entengnya

"hah? Saingan? Saingan apa?"

"saingan renj-" jawaban haechan terpotong karena langsung di bekap oleh jaemin dengan santainya.

"nggak kok bu, nggak apa-apa"

"jung jaemin jangan bohong kamu sama bubu, ayok cepat jawab"

"itu bu saingan renjun" jawab mark asal

Mark tolol, main asal jawab aja sial- jaemin

Yee malah cepu si bule-jeno

"renjun siapa"

"calon pacar" jawab mereka serentak

"hehh jeno tadi kau bilang baru ketemu pagi tadi kok sekarang ikut rebutan" serbu haechan

"iya mark hyung juga kenapa ikut-ikutan" tambah jaemin

"habisnya renjun terlalu manis, dan gemes buat dilewatkan ya siapa tau jodohkan" balas mark

"iya aku setuju sama mark hyung, renjun terlalu menarik buat diliatin doang, harusnya ya diperjuangin"

"tunggu jadi kalian suka sama satu orang? Terus saingan karena itu? Emang orangnya mau?" sinis taeyong, cape dia tuh kayak nggak ada yang lain aja sampe suka ke satu orang doang.

"yah buu, harusnya bubu dukung kita dongg"-haechan

"memangnya bubu nggak mau punya menantu lucu, imut, gemesin, cantik, manis pokoknya semua deh bu"-jeno

"ya terserah kalian, tapi ingat jangan sampai hubungan persaudaraan kalian rusak ngerti?"

"tenang aja bu, kita nggak bakalan berantem karena cinta kok"

"oke bagus, sekarang ayok kita makan dulu, sudah waktunya makan malam"

Taeyong pergi ke meja makan terlebih dulu, dan keempat pemuda tampan itu kembali menatap tajam satu sama lain.

Biarkan saja mereka bersaing satu sama lain, siapa tahu renjun nantinya akan memilih salah satu dari mereka atau renjun bahkan tidak perlu memilih? Entahlah serahkan saja semua pada takdir.

La mia casaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang