chp 22

5.1K 568 4
                                    

"lelah ren?" tanya haechan lembut sambil menyelipkan anak rambut renjun ke belakang telinganya.

"sangat! Tapi aku sedikit puas melihat ekspresi mereka" katanya sambil tersenyum senang.

"kau benar! Apa kalian tadi lihat muka jelek si li jun itu? Dia jadi semakin jelek saat marah" kata yangyang menimpali.

"sudah sudah, minumlah dulu bubu sudah menyiapkan jus untuk kalian terutama untuk renjun" kata nyonya jung yang keluar dari arah dapur.

"terimakasih bubu" ucap mereka bersamaan.

Mereka memang sudah pulang dan memilih untuk berkumpul di rumah keluarga jung.

"oh iya anak-anak, nanti malam kita akan makan malam bersama teman daddy dan bubu kalian mau kan?"

"jeno mau kok, berarti nanti bareng sama keluarga yangyang?"

"iya dong sayang, renjun mau ikut kan?" tanya taeyong pada anak itu.

"hah? Eh, renjun juga di ajak?" tanyanya bingung.

"iya sayang, mau kan?"

"tapi renjun kan..."

"sudah, berpikirnya nanti saja pokoknya harus ikut"

"ikut saja ren, mau kan?" tanya mark lagi.

"hmm okedeh"

"nah kalau begitu kalian semua harus pakai baju sesuai pilihan bubu! Renjun sama yangyang juga!"

Keenam pemuda itupun hanya pasrah di dandani oleh tuan rumah, padahal acaranya masih nanti malam.

.

Renjun dan yangyang di ajak untuk sekalian pergi bersama dengan keluarga jung, orangtua yangyang juga mengizinkannya.

Sesampainya di sebuah rumah mewah renjun merasa bingung karena rumah mewah di depannya ini sangat mirip dengan rumah paman yuta... Tidak, ini memang rumah mereka!

Spekulasi renjun terbukti kala melihat pasangan nakamoto yang berdiri di depan pintu masuk menyambut kawan lama mereka.

"eh renjun? Kenapa bisa bersama keluarga jung?" tanya winwin heran.

"kalian saling kenal?" tanya taeyong yang ikut heran.

"renjun pacar jeno tante, jadi bubu ajak ikut makan bareng" jeno yang menjawab seketika ditatap oleh tiga lainnya, sedangkan renjun terdiam kaku.

"benar ren? Jeno pacar renjun?" tanya yuta memastikan.

"BUKAN! renjun itu PACAR haechan!" kata haechan tidak terima.

"dih? Jaemin duluan yang ketemu renjun!"

"mark yang paling kakak! Jadi cuma mark yang bisa jagain renjun"

"kalian semua kenapa ikut ikutan hah?! Renjun itu punya jeno!"

Sibuk berdebat, akhirnya keempat bersaudara itu dibiarkan berkelahi di depan pintu sementara renjun dan lainnya sudah masuk terlebih dahulu.

"jadi pacar kamu yang mana?"

"anu.. Ayah itu..." renjun gugup, pengalaman cintanya itu kosong, bagaimana tidak? Yang mendekati saja tidak ada sekarang dia malah diperebutkan oleh keempat pangeran tampan yang masih berdebat di depan sana.

Ah benar... Pangeran. Renjun tidak salahkan disukai sosok sempurna seperti mereka?

Renjun seketika menoleh ke arah taeyong entah mengapa seolah tau apa yang renjun pikirkan, taeyong balas menatapnya sambil berkata.

"bubu senang kalau mereka suka renjun, artinya mereka nggak buta, ternyata mereka pintar juga milih calon menantu buat bubu" renjun yang mendengarnya dibuat memerah.

"kalau mau empat-empatnya juga boleh, renjun mau?"

Melihat renjun yang sudah sangat merah seperti kepiting rebus, winwin segera memotong percakapan mereka.

Acara makanpun berlangsung dengan hangat, semua orang yang berada di meja makan tidak punya kebiasan untuk makan dengan tenang jadi mereka saling berbincang satu sama lain.

Keluarga yangyang juga sangat senang anaknya bisa berteman dengan renjun yang manis.

Semuanya senang dengan keberadaan renjun, semua menerimanya.

"owh iya bibi lupa! Tadi bibi membuat dua cake, karena yang satunya sudah habis, biar bibi ambilkan yang satunya" kata doyoung, ibu yangyang.

"tada~~ ini dia kuenya, renjun ayo coba!" kata doyoung bersemangat.

Renjun mengambil potongan kue yang diserahkan oleh doyoung, tapi sebelum sempat masuk ke mulutnya piring kue itu sudah direbut oleh mark.

"maaf bibi tapi renjun tidak bisa makan ini" kata mark pelan.

Melihat doyoung yang sedikit kecewa, renjun cepat-cepat mengambil kembali piringnya. Tapi setelah mendapatkannya kini giliran jeno yang merebut piring itu lagi.

"maaf bibi, tapi renjun alergi strawbery" kata jeno jelas.

"astaga renjun kenapa tidak bilang?" doyoung kaget, dia hampir mencelakai anak manis itu walaupun tidak sengaja.

"begini bibi... Bibi membuatnya sendiri jadi aku... Aku mau mencobanya sedikit, lagipula mungkin jika aku hanya makan sedikit alerginya mungkin tidak akan parah" katanya sambil menunduk.

"mungkin?" kata yangyang dingin.

"jika kau merasa tidak enak pada ibuku bukan begini caranya ren, kita teman kan? Tidak ada teman yang mau temannya terluka. Jangan seperti itu lagi oke?"

"benar renjun, bibi tidak apa-apa lain kali akan bibi buatkan cake rasa vanilla mau? Atau matcha?" doyoung menatap bocah mungil itu dengan hangat, teman yangyang adalah orang yang baik, terlalu baik bahkan bisa melukai diri sendiri.

Hal ini sebenarnya tidak terlalu bagus, semakin kau diam, semakin kau mengatakan tidak apa-apa saat dilukai semakin tidak bermoral juga orang akan melukaimu.

Karena tidak apa-apa mereka tidak akan merasa bersalah dengan luka yang kau terima, mereka akan mengulanginya terus menerus sampai kau lelah, dan bahkan jika kau lelah kau hanya bisa menyerah diam-diam.

Melihat banyaknya orang yang peduli padanya renjun merasa sedikit bersalah pada huang renjun. Sampaikan maaf renjun pada si pemilik tubuh yang asli, maaf karena mendapatkan hidup yang lebih baik dengan menggunakan tubuhnya.

La mia casaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang