Renjun pulang sebelum waktunya dia sudah meminta izin untuk pulang lebih awal, yang lain juga melihat apa yang terjadi, jadi mereka sama sekali tidak protes.
Tidak langsung pulang renjun memilih untuk menenangkan emosinya dulu, dia memutuskan untuk pergi ke taman untuk menghirup udara malam yang sejuk.
Rumit, orang-orang di sekeliling huang renjun selalu mencoba untuk menguras manfaat dari renjun, mereka suka pada bakatnya karena dia punya nilai yang bagus tapi tidak ada yang benar-benar peduli.
Sepanjang hidupnya huang renjun seolah berjalan di es tipis, dia bisa jatuh kapan saja tapi masih dengan keras kepala melangkah.
Jelas-jelas tau dia dimanfaatkan oleh orang yang dia anggap keluarga, tapi masih tidak bisa marah atau menolak malah sebaliknya membiarkan orang-orang itu melukainya dengan tidak bermoral.
Renjun terlalu tenggelam dalam pikiranya sampai tidak sadar ada seorang pemuda yang mendekatinya.
"ren?"
Mendengar seseorang memanggilnya renjun berbalik ke arah suara itu.
"kak mark?"
"hai, sedang apa disini?"
"hanya menghirup udara segar, kalau kak mark kenapa kemari?"
"hanya ingin menghirup udara segar juga. Kau tahu, kau bisa cerita kalau mau aku pendengar yang baik lohh"
"kak mark dengar ya tadi?"
"kebetulan tadi lewat, apa kau mau teriak? Kau bisa teriak supaya lebih tenang"
"bukannya kalau di film-film kalau teriak itu biasanya di atas gedung atau di atas jembatan ya?"
"jembatan jauh darisini, kalau gedung ketinggian nanti jatuh kan nggak lucu"
"hahaha kak mark aneh"
"aneh juga bagus, setidaknya kau bisa tertawa karenanya" mark melihat wajah renjun yang tampak indah di bawah sinar bulan, ada kelelahan yang jelas di wajahnya tapi itu tidak membuatnya jelek malah membuatnya semakin lembut dan halus.
"aku lelah, orang-orang itu terus saja datang bergantian, mereka jelas tidak menginginkanku tapi aku masih harus tinggal dan membantu mereka" renjun menunduk, jika keluarga huang tahu anaknya sudah bukan lagi anaknya apa mereka akan sedih?
"aku tahu, kalau lelah istirahatlah bahkan jika mereka mau mereka tetap tidak bisa memaksamu" mark menyandarkan kepala renjun di bahunya. Dia tahu, sejak pertama kali bertemu dengan renjun dia sudah mencari tahu tentang keadaan pemuda itu, awalnya karena penasaran tapi semakin diperhatikan renjun semakin menarik membuatnya ingin menghibur renjun, kalau bisa dia ingin renjun terus tertawa tanpa beban.
"maaf merepotkan kak mark"
"dengan senang hati, aku senang direpotkan olehmu"
Mereka diam, tidak ada yang bicara, renjun yang asik memandang bintang yang indah di atas sana dan mark yang sibuk memuja orang disampingnya.
Suasananya tenang tapi tidak canggung, renjun merasa nyaman, walau jiwa huang renjun telah hilang naluri tubuhnya masih ada, hatinya sering terasa sakit jika berurusan dengan orang yang dia anggap penting sebelumnya.
Lama mereka diposisi itu renjun akhirnya memilih untuk pulang dan mark menawarkan tumpangannya yang senang hati diterima renjun.
.
.
.
.
.
"kak mark mau masuk dulu?"
"tidak usah ren, masuklah aku juga harus segera pulang"
Renjun tidak memaksa lagi, dia berbalik, baru saja ingin membuka pintu dia menyadari bahwa pintunya terbuka.
Dengan cepat renjun membuka pintu dia terkejut melihat rumahnya yang berantakan, dia tahu betul ulah siapa ini, renjun berlari ke kamar tidurnya yang bahkan lebih berantakan.
Renjun ingat dia meletakkan desain yang dia gambar di sebuah kotak di bawah tempat tidur, sekarang kotak itu hilang, renjun tidak percaya nyonya song sangat putus asa sampai-sampai dia menyuruh orang untuk menggeledah rumahnya.
Renjun mengambil telfonnya dan buru-buru menelfon seseorang.
"halo kak dejun, ini aku renjun"
"owh renjun ada perlu apa? Apa kau butuh sesuatu?"
"tidak ada, hanya saja desain yang kukirimkan padamu aku punya salinannya, seseorang datang menggeledah rumahku dan mengambil desain itu apa kau bisa mengurusnya kak?"
"owh kau tenang saja ren, desain itu kami sudah membuatkan hak ciptanya atas nama perusahaan Xiao jadi kau tidak perlu khawatir, jika orang-orang itu berencana untuk menggunakan desain yang sama mereka pasti akan kami tuntut"
"hufttt baguslah, aku benar-benar khawatir akan membuat masalah, kalau begitu aku tidak akan mengganggu lagi sampai nanti kak"
"sampai nanti ren, selamat malam"
Renjun menutup telfonnya lalu mengedarkan pandangannya dirumahnya yang berantakan.
"hahhh, nyonya song benar-benar gila aku akan tidur dimana sekarang" renjun menghela nafasnya dengan berat, dia sudah lelah sehabis bekerja belum lagi dia juga harus menghadapi mereka, energinya sudah terkuras habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
La mia casa
Fanfictionrenjun seorang yatim piatu, untuk menghidupi kebutuhannya dia harus melakukan beberapa pekerjaan sekaligus yang membuatnya kelelahan. pada malam sehabis pulang dari kerja paruh waktunya kepalanya tiba tiba pusing saat akan menyebrang hingga membuatn...