chp 24

5.1K 558 5
                                    

Kini tiba hari yang dinantikan, kompetisi lukis yang renjun ikuti akan dimulai sebentar lagi. Berbeda dengan renjun yang gugup li jun terlihat santai seolah tidak mengkhawatirkan apa-apa.

Li jun menghampiri renjun, melihatnya dari atas kebawah lalu tersenyum sinis.

"kau yakin bisa melukis tema yang akan diberikan nanti?" bisiknya dengan nada meremehkan.

Dengan koneksi keluarga huang dan guanlin, li jun bisa membayar seseorang untuk mengetahui tema apa yang akan diberikan saat kompetisi, dia sudah tahu apa yang dia akan gambar dia sudah berlatih dengan keras jadi tidak mungkin renjun akan bisa mengalahkannya.

Li jun meninggalkan renjun dengan arogan.

"renjun" panggil winwin lembut.

Keluarga jung, moon, dan nakamoto semuanya datang untuk menyemangati renjun, ke empat tuan muda jung bahkan cemas untuknya.

"jangan khawatirkan apapun, lukislah dari hatimu, tuangkan semua emosimu ke dalam kanvas polos itu dan biarkan ia hidup" kata winwin menenangkan.

Setelah itu semua peserta kompetisi di arahkan ke tempatnya masing-masing, sedangkan untuk keluarga yang hadir di arahkan ke bangku penonton.

Renjun menggunakan cat dan kuas yang merupakan hadiah dari yangyang, dia duduk dengan tegap bersiap untuk melukis apapun sesuai dengan tema yang diberikan.

Lalu panitia berjalan membawa karton putih yang bertuliskan tema di dalamnya, dibuka karton itu dan terpampang jelas kata 'KELUARGA'.

Pantas saja li jun meremehkannya, dia tahu renjun tidak kekurangan bakat tapi hal yang disebut keluarga adalah hal samar yang tidak mampu dia dapatkan sebelumnya.

Semua orang mulai melukis dengan tenang, sedang renjun terpaku menatap satu kata di depan.

Satu kata yang selalu dia impikan, satu kata yang seolah mengolok-ngoloknya yang dulunya sendirian.

Dilihatnya kanvas peserta lain, kanvas mereka penuh dengan warna cerah yang hangat.

Renjun menarik nafas dalam-dalam, dipilihnya kanvas terbesar yang ada, lalu mulai menggerakkan kuas yang digenggam oleh tangan mungilnya. Warna hitam kelam dari kanvasnya terlihat mencolok, dia melukis sebuah kawasan perumahan mewah.

Gambar pertama dilukisnya bayi mungil yang berada di genggaman wanita cantik, bayi itu ia serahkan kepada seorang pelayan. Wanita cantik itu bahkan tidak pernah menundukan kepalanya untuk melihat anak tidak bersalah tersebut.

Anak itu adalah renjun, tanda lahir di tangannya memberitahu semuanya. Dan wanita itu adalah nyonya song yang berpura-pura membawa renjun sebagai anak yang dilahirkannya. Untuk mempertahankan posisinya, mereka butuh pewaris jadi nyonya song terpaksa berpura-pura hamil, renjun adalah anak yang mendukung sandiwaranya, nyonya song memberikan kompensasi kepada keluarga huang dan membantu menstabilkan bisnis mereka.

Selanjutnya dia menggambar sesosok pemuda mungil yang dengan bangga memperlihatkan nilai sempurna yang di dapatnya, tapi wanita itu masih tidak menatapnya. Wanita itu abai, tidak peduli tapi masih tetap menekannya untuk mempertahankan nilai tersebut agar tidak mempermalukan dirinya.

Gambar selanjutnya adalah gambar dimana anak itu menyerahkan kertas yang di atasnya terdapat desain-desain yang unik dan menarik, namun tanda tangannya dihapuskan dengan paksa di depan matanya.

Lalu gambar lain memperlihatkan pemuda manis yang telah tumbuh dewasa itu sedang duduk bersimpuh, melipat tangannya di depan kolam ikan koi.

Konon katanya jika kau membuat permintaan di kolam ikan koi, keinginanmu pasti akan terkabul. Tapi bagaimana bisa segampang itu? Renjun sendiri pernah membuat 1000 burung origami karena katanya pemintaannya akan terkabul, tapi semuanya hanya omong kosong.

Renjun membuat 1000 burung origami setiap tahunnya mulai dari dia berumur 9 tahun, sudah ada 10.000 burung kertas yang dia buat tapi orang itu tidak kunjung datang menjemputnya, itulah kenapa renjun lebih suka di panggil anak  yatim piatu ketimbang anak yang dibuang karena membunuh ibunya sendiri.

Sama halnya dengan huang renjun, tahu bahwa semua legenda itu hanya tipuan tapi masih dengan putus asa mencoba, tahu bahwa dia tidak akan pernah disayangi tapi setiap malamnya ketika semua orang sudah tertidur anak manis itu akan keluar, menutup matanya erat-erat dan menyebutkan permintaannya di depan kolam koi. Tapi sama halnya dengan renjun, huang renjun tidak kunjung disayangi.

10.000 burung kertas hanyalah kertas biasa yang tidak berguna dan kolam ikan koi yang indah juga tidak akan pernah menjadi ajaib.

Gambar berikutnya adalah dimana pemuda itu dikelilingi oleh orang-orang yang menunjuknya, memukulnya, meludahinya. Ini adalah saat dimana dia dituduh mencuri perhiasan nyonya tua song, semuanya adalah rencana nyonya song mungkin karena tidak ingin lagi mengasuh anak orang lain sedangkan dia sudah memiliki darah dagingnya sendiri jadi dia merangkai semua kejadian ini.

Nyonya song mengambil renjun hanya demi keselamatannya sendiri, memanfaatkannya, memerasnya hingga kering, lalu membuangnya begitu saja tanpa peduli hati rapuh pemuda itu.

Gambar terakhir adalah pintu rumah keluarga huang yang tertutup. Saat renjun dikembalikan mereka bahkan tidak mau membukakan pintu, wajah-wajah dingin itu menatapnya dari balik jendela, menghina, mencaci, membuatnya terlihat seperti orang paling serakah yang pernah mereka lihat. Padahal semua itu hanya untuk menutupi rasa bersalah karena telah menukar darah daging mereka sendiri dengan kejayaan.

Orang-orang disekeliling huang renjun mendapatkan manfaat darinya, menghisap setiap inchi kegunaannya, tapi bersikap seolah dia adalah manusia yang paling hina.

Nyonya song berpikir bahwa renjun beruntung karena di angkat olehnya, keluarga huang berpikir renjun beruntung karena bisa masuk ke keluarga kaya seperti keluarga song, semua diberikan padanya tanpa sempat dia tolak, lalu mereka menuduhnya serakah.

Bukan ini yang huang renjun mau, cukup dengan keluarga hangat dimana dia bisa disayangi akan membuatnya sangat puas, kalau tidak huang renjun tidak akan menyerah segampang itu dan memberikan tubuhnya pada renjun.

Renjun meletakkan kuasnya dengn gemetar, lalu pergi berjalan mendekati orang-orang yang benar peduli padanya.

Jaemin mengenakan topi pada renjun, dia tahu anak itu tidak suka dilihat saat sedang lemah.

Haechan menggenggam erat sebelah tangan renjun.

"ayo pulang ren"

Dengan begitu mereka pergi, meninggalkan kekacauan yang terjadi akibat lukisan pemuda itu.

La mia casaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang