Keesokan harinya, li jun mendatangi renjun yang sedang duduk diam di taman sekolah. Li jun tidak marah ataupun membentaknya melainkan memberikan renjun kue, sebagai hadiah atas kemenangannya.
"hai ren, aku membuat kue dengan tanganku sendiri ini sebagai hadiah atas kemenanganmu sekaligus permintaan maaf dariku" katanya sambil tersenyum kaku.
Renjun ragu untuk mengambilnya walaupun kue itu tidak memiliki strawberry di dalamnya tetap saja renjun harus berjaga-jaga.
"campuran apa yang kau masukkan di dalamnya? " tanya renjun.
"tidak ada ren! Sini biar kusuapkan untukmu! " renjun menepis tangan li jun yang ingin menyuapinya, mengambil kue itu lalu membuangnya ke tempat sampah.
"aku tidak sebodoh dirimu li jun" katanya sambil berjalan membelakangi li jun.
.....
"eh? Ada kue, dan ini untuk renjun?" yangyang memperhatikan sebuah bingkisan yang terletak di atas meja renjun, yangyang pikir mungkin bingkisan itu dari salah satu penggemar renjun, baru saja ingin mencari renjun, yang dicari sudah terlebih dahulu datang.
"habis darimana ren?" tanya yangyang.
"dari taman" jawab renjun seadanya.
"owh ini ada yang kasih bingkisan, mungkin dari penggemar?"
"penggemar? Sejak kapan aku punya penggemar?" kata renjun sambil menatap yangyang aneh.
"ck kau ini, kau tidak tahu ya banyak yang suka padamu sejak kompetisi lukis hari itu? Banyak yang mengirim surat dan cemilan juga. Cuma ya karena keempat tuan muda jung kita yang sangat posesif itu mengambilnya sebelum kau bisa lihat jadi kau tidak pernah tahu"
"hmm, ya sudah bingkisannya biar kusimpan saja"
Saat waktunya pulang, yangyang pergi dengan terburu-buru karena alasan pribadi, keempat pacar renjun juga harus pulang terlebih dahulu karena nyonya jung memanggil.
Tinggallah renjun sendirian duduk dihalte menunggu bus datang, kebetulan hari itu hanya renjun sendiri yang duduk menunggu bus. Karena bosan renjun teringat dengan bingkisan yang tadi pagi, didalamnya ada banyak kue dan roti, renjun mengambil salah satunya untuk dimakan.
Entah mengapa kepala renjun terasa pusing matanya juga mulai memberat yang dia ingat ada seseorang yang menariknya setelah itu dia pingsan.
Renjun membuka matanya dengan perlahan, kepalanya masih terasa pusing dia mengarahkan pandangannya ke segala arah, ruangan yang dia lihat sangat asing di pandangannya.
Baru saja renjun ingin berdiri, pintu ruangan itu sudah terlebih dulu terbuka dab seseorang yang sangat dia kenal berjalan masuk.
"kau sudah bangun?"
"apa tujuanmu li jun?"
Li jun menatap sinis pada pemuda yang tampak tenang didepannya, harusnya li jun yang disayangi dan dilindungi semua orang tapi renjun tiba-tiba datang dengan segudang bakatnya membuat li jun terlihat sangat tidak berguna.
"kenapa mencuri segalanya dariku? Kau sendiri yang mengaku tidak akan kembali ke keluarga huang jadi kenapa ayah, ibu, dan kakak sampai harus menjemputmu pulang?"
"aku tidak pernah minta untuk dijemput"
"siapa yng menyuruhmu melakukan semua ini? Guanlin? Pasti dia kan? Jauhi dia li jun, guanlin hanya menggunakanmu" renjun menatap pemuda di depannya, renjun akui semua yang dialami huang renjun asli adalah karena sandiwara li jun tapi...
Li jun harusnya tidak seperti ini, dia tidak seperti ini...
"apa yang kau tahu?!" bentak li jun.
"kalian semua meninggalkanku, aku yang tidak berguna, aku yang tidak berbakat, aku yang hanya sekedar tampan. Apa kau tahu rasanya jadi aku?! Aku juga ingin menjadi semahir kau, aku juga ingin bersinar dengan bakatku sendiri, tapi aku tidak bisa! Aku bukan kau renjun! Aku bukan kau yang kuat saat diperlakukan tidak adil, aku bukan kau yang mampu berdiri dengan kakimu sendiri, aku tidak bisa renjun! Aku tidak bisa!"
Li jun berteriak, dia sudah muak dia juga tidak ingin menjadi kotor, dia juga ingin disayangi dengan tulus.
Tidak ada satupun dari temannya yang memperlakukannya dengan tulus, mereka berteman dengannya karena dia kesayangan keluarga huang, li jun tahu li jun mengerti, dia juga tahu kalau guanlin hanya menggunakannya tapi li jun masih ingin menjadi sosok yang berguna bagi pemuda itu, semuanya palsu semuanya bohong, dia bisa melihat seperti apa orang-orang menatapnya, semuanya hanya ingin memeras kegunaannya.
"jadi tolong... Bisakah kau mati saja?" tatapan putus asa li jun membuat hati renjun sakit, tidak... Bukan renjun tapi huang renjun kembaran pemuda itu.
"sejak kapan kau menjadi seperti ini? Aku masih ingat, kau adalah orang pertama yang muncul dari balik pintu keluarga huang saat aku kembali. Saat aku sakit, kau orang pertama yang memanggil dokter, saat aku alergi dengan kue yang kau berikan aku mendengar kau menangis saat orang-orang sudah pergi. Saat kau kembali dari berbelanja kau akan secara 'tidak sengaja' mengambil ukuran yang salah lalu memberikannya padaku"
"kau adalah satu-satunya yang tidak menatapku dengan tatapan menghina saat aku pulang"
Seperti itulah li jun yang ada dalam pikiran renjun, li jun yang pertama kali dia lihat adalah alasan mengapa huang renjun tidak pernah membencinya, bahkan jika li jun perlahan berubah dibawah pengaruh guanlin huang renjun tidak pernah berpikir untuk membencinya.
"guanlin tidak pantas, tidak perlu menjadi seperti ini karenanya. Itu dia, dia yang selalu membandingkan kita, dia yang meminta pertunangannya, dia yang memainkan kita berdua, dia tidak pantas li jun, untuk kau maupun aku dia sama sekali tidak pantas untuk kita"
"tapi sudah sejauh ini, ayah, ibu dan kakak pasti kecewa mereka akan meninggalkanku, guanlin akan meninggalkanku, kau juga punya kehidupan yang lebih baik, hanya aku yang sendirian" tangan li jun bergetar dia bimbang, bisakah mereka benar-benar kembali seperti sebelumnya?
"kau tidak akan sendirian, pegang tanganku li jun, ayo keluar dari sini" renjun menatap pemuda itu dengan lembut, jika saja kedua saudara kembar huang tidak terpisah mereka mungkin bisa melindungi satu sama lain. Jika mereka tidak jatuh cinta pada penipu seperti guanlin mungkin mereka tidak perlu menyakiti satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
La mia casa
Fanfictionrenjun seorang yatim piatu, untuk menghidupi kebutuhannya dia harus melakukan beberapa pekerjaan sekaligus yang membuatnya kelelahan. pada malam sehabis pulang dari kerja paruh waktunya kepalanya tiba tiba pusing saat akan menyebrang hingga membuatn...