chp 13

7K 758 10
                                    

"hikss kakaa!" terdengar suara tangis li jun di mansion keluarga huang

"li jun kenapa?"

"adiknya kaka kenapa hm?"

"digangguin siapa kamu dek?"

"li jun.. Li jun cuma mau renjun pulang tapi tapii" li jun berbicara seolah dia dianiaya, akting seperti itu hanya orang bodoh seperti keluarga huang yang akan percaya.

"kenapa anak itu lagi?!"

"bukannya kaka udah bilang, jangan deketin anak sial itu lagi?"

"di apain kamu sama dia?"

"li jun cuma mau ngajak renjun balik ke rumah lagi, tapi renjun malah bilang kalau li jun ngambil kak alin dari dia, kaka li jun nggak ngambil kak alin, kak alin yang suka ke li jun" dia berkata sambil menangis, kaka keduanya huang rong tidak tahan dan ingin menghampiri renjun.

"ayo, kita hajar pencuri kecil itu!"

"huang rong kau pergilah bertemu anak itu, aku dan huang bai yang akan mengurus li jun" kata si sulung daren.

Dari awal sampai akhir percakapan, mereka bahkan tidak mau menyebut nama renjun, nama adik yang baru datang ke keluarga mereka 1 tahun yang lalu, nama adik yang mereka bunuh dengan tangan mereka sendiri.

.
.
.
.
.
.
.

"HUANG RENJUN KELUAR KAU!"

"HUANG RENJUN KELUAR SEKARANG JUGA! DASAR JALANG KAU APAKAN LI JUN HAHH?!"

karena mendengar keributan di depan pintunya renjun buru-buru keluar menemui "kaka keduanya"

"huang rong? Apa yang kau lakukan? Kenapa kau membuat keributan di depan pintuku?" renjun bertanya tidak sabar, sungguh dia sangat malas bertemu dengan siapapun di keluarga huang.

"kau bertanya kenapa?! Li jun menangis sehabis pulang sekolah dia bilang kau menuduhnya mencuri guanlin darimu, apa yang kau tahu hah?! Li jun dan guanlin itu sudah lama saling suka, jika kau tidak datang dan karena rasa bersalah papa dan mama kepadamu apa kau pikir guanlin akan jadi milikmu?!"

"lalu kenapa? Bukannya benar? Guanlin tunanganku saat itu! Dan bukankah yang meminta semua itu guanlin? Apa kau lupa kakau yang meminta pertunangan itu guanlin dan bukannya aku?!"

"beraninya kau meninggikan suaramu padaku huang renjun!!!"

"memangnya kenapa aku tidak berani huang rong!!!"

"li jun yang datang padaku dan berkata di depan semua orang kalau aku mendorongnya jadi aku mengatakan kalau dia mencuri tunanganku apa aku salah?!"

"SALAH KAU SALAH, HARUSNYA KAU MATI SAJA! HARUSNYA KELUARGA  SONG MEMBUNUHMU SAJA DAN TIDAK PERLU MENGEMBALIKANMU KERUMAH KELUARGA HUANG!"

"KAU PANTAS DITELANTARKAN SEPERTI ITU HUANG RENJUN, KAU PANTAS DI BUANG KAU ADALAH SESUATU YANG TIDAK DIINGINKAN!"

"kau..."

"kau salah! Huang rong suka atau tidak aku juga adikmu! Adik kandungmu, kembaran li jun. Huang rong aku manusia! Aku orang hidup! Kalian tidak bisa membuangku dan memperlakukanku seolah aku barang cacat yang tidak berharga!"

"aku RENJUN tidak akan pernah kembali ke keluarga huang bahkan jika aku harus mati, kau bisa ambil semua cinta dan kehangatanmu untuk li jun aku tidak peduli! Pergilah! Kembali ke mansion besarmu yang hangat, pergilah kembali bersama keluargamu yang baik dan penyayang tapi kau harus ingat huang rong, orang yang mendorongku ke tepi jurang selain keluarga song adalah keluarga huangmu yang penuh cinta!!"

Huang rong pergi dengan keadaan linglung, dia kesal karena renjun berteriak padanya tapi hatinya sedikit gemetar mendengar perkataan renjun, seandainya orang tua mereka tidak membiarkan renjun dibawah pergi, mungkin dia juga akan mencintai adik ini.

Huang rong merasa bersalah tapi huang renjun tidak butuh rasa bersalahnya, anak itu sudah pergi jadi apa gunanya merasa bersalah?

Orang bilang kau tidak akan sadar apa yang ada di sampingmu jika kau tidak kehilangannya, menurut renjun itu bodoh, hanya orang egois yang tidak bersyukur yang akan mengalaminya, mereka tidak puas sampai orang yang selalu disampingnya pergi lalu mereka akan merasa tertekan, menyalahkan orang itu karena tidak memberikan mereka kesempatan.

Renjun tidak tahan dan menangis, memang benar dia tidak punya perasaan pada keluarga huang tapi perkataan huang rong dengan tepat mengenainya, ini adalah inferioritasnya, dia selalu merasa tidak diinginkan, dia selalu merasa orang-orang akan membuangnya itulah kenapa dia selalu menghargai hal kecil yang orang lain lakukan untuknya jadi jika suatu saat orang itu pergi dia masih ingat kehangatan itu, inilah dia yang sebenarnya.

La mia casaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang