chp 7

9.2K 951 26
                                    


"terimakasih" renjun membungkuk pada dua pemuda di depannya, walaupun dia masih agak kesal karena dikira wanita tapi dia masih tahu sopan santun.

"tidak perlu berterimakasih seperti itu ren, dramanya asik kok aku menikmatinya"

"yak mark! Jangan pedulikan dia ren, dia gila. Ngomong-ngomong apa kau kenal dua orang tadi?"

"mereka saudaraku, mantan saudara sih sebenarnya"

"mantan saudara? Maksudnya?"

"ya seperti itulah, oh iya apa kalian mau ice cream Aku ingin membeli ice cream di depan sana, aku yang traktir! Anggap saja ucapan terimakasih"

"hanya ice crea-"

"tentu! Kau juga mau kan MARK?"

"ya tentu! Ice cream enak aku suka itu, kalian berdua pergilah" wahhh menakutkan sekali adiknya itu, bisa-bisanya dia melototi mark dasar adik durhaka!

"ayo ren tinggalkan saja dia"

"ah iya, tapi kalian lucu yaa"

"lucu?"

"iya lucu, interaksi kalian lucu hahaha"

Arghhhh jantungku akan melompat! Jangan tertawa seperti ituuu, lebih lucu kau renn ya tuhannn tolongg aku bisa diabetes jantungku detaknya cepat sekali!.

Sinting, mana ada orang diabetes karena jatungnya berdetak sangat cepat. Dasar tidak nyambung.

"sebenarnya aku masih punya dua saudara lagi" jawab jaemin berusaha terlihat tenang.

"wah pasti seru!"

"yahh sedikit, soalnya kereka lebih sering membuatku naik darah hufttt"

"ahahaha, aku kira kau orang yang cuek ternyata tidak, terimakasih ya untuk hari ini, aku senang ada yang membelaku" jujur saja dia agak senang, walaupun mark dan jaemin hanya orang yang lewat dia tetap suka perasaan di bela seperti tadi.

"sama-sama, aku juga senang bisa membelamu" jaemin membalas senyuman renjun.

Manis... Aku suka senyum itu, terlalu manis hingga kalau bisa aku ingin melihatnya lebih sering.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

" ahh nyaman sekali, akhirnya aku bisa berbaring! Hari ini melelahkan, untung saja aku bertemu jaemin dan saudaranya huftt" baru saja renjun akan beristirahat, dia mendengar seseorang mengetuk pintunya.

"guanlin?" yap, yang datang adalah mantan tunangannya yang tampan itu.

"renjun, kenapa kau tidak membiarkan li jun sendiri? Kenapa kau terus mengganggunya? Kalau kau lupa, kita itu sudah tidak punya hubungan lagi! Jadi walaupun kau mengganggu li jun aku tetap tidak akan kembali padamu!"

"apa kau pikir kau se"istimewa" itu? Apa kau pikir, aku masih sangat mencintaimu? Kau buta atau apa hah?! Yahh mungkin karena otakmu itu terlalu kecil jadi kau belum sadar juga, maka dari itu aku akan senang hati menegaskan bahwa AKU TIDAK MENCITAIMU LAGI! Sudah jelaskan, sekarang pergi darisini kalau bisa jangan muncul lagi!"

Brak!......

Renjun membanting pintunya karena sudah terlalu muak melihat kepercayaan diri si mantan tunangannya yang aneh itu.

Mencintainya? Cihh yang benar sajaa, aku bahkan ingin muntah, dasar narsis!

Guanlin masih berdiri diluar, dia tidak bisa percaya renjun membentaknya... Yaa bagaimana bisa renjun membentaknya?! Harusnya yang marah disini itu dia karrna renjun telah mengganggu sang kekasih!

"Hey renjun! Buka pintunyaa, aku tahu kau mendengarku buka sekarang juga! Apa kau pikir bisa lari begitu saja setelah mengganggu li jun?! Aku pastikan kau akan meminta maaf sambil berlutut di hadapan kekasihku. Kau dengar itu kekasihku!"

"kau! Siapa kau? Apa kau penjahat, kenapa berteriak seperti itu di depan pintu hah?! Apa kau berniat melukai renjun? Sebaiknya kau cepat pergi dari sini atau aku akan memanggil polisi!"

Setelah mendengar suara mobil guanlin yang perlahan menjauh, renjun baru membuka pintu kosnya. Ternyata yang berteriak tadi adalah pemilik kosnya, beliau memang sangat ramah, kadang pemilik kosnya ini memberikannya makanan untuk sarapan dan bahkan seringkali mengajaknya makan malam. Renjun jadi suka disini dia suka pemilik kosnya yang baik, kalau nanti dia jadi pelukis yang sukses pemilik kosnya "bibi Na" tidak akan pernah dia lupakan.

"bibi, terimakasih sudah menolongku!" rasanya renjun ingin menangis saja, ini kedua kalinya ada orang yang membantu hari ini.

"tenang saja renjunaa, kalau si brengsek itu datang lagi laporkan saja pada bibi, bibi pasti akan membuatnya masuk penjara huh! Bibi ini punya kenalan di kepolisian lohhh jadi kau tenang saja" bibi Na tersenyum pada renjun, senyumnya terlalu manis dan tulus membuat renjun melamun, kasih sayang seperti ini agak terlalu asing baginya.

"siap bibi! Aku mengandalkanmu!" jawab renjun dengan posisi hormat.

"hahaha lucunyaa, renjun kita sangat lucuu bagaimana inii bibi harus terus memantau kalau begini atau tidak orang jahat bisa menculikmuu" bibi Na mencubit pipi renjun karena gemas dengan kelakuannya.

"sudahh, kau masuklah kedalam pasti lelahkan?, nanti bibi akan memanggilmu saat makan malam kita makan malam bersama"

"owkeyyy, bye bibi Na"

La mia casaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang