Part 6 - Terjebak Masalah Baru

25.8K 1.4K 401
                                    

Halo gaes, apa kabar kalian?

Yang masih nunggu cerita ini absen dulu yuk!

Jangan lupa follow ya.

Vote dan komen juga.

Biar aku tambah semangat.

Happy Reading.

***
Suatu hari nanti, aku akan menjadikanmu milikku. Ya, hanya aku, dan satu-satunya.
***

"Sasa, apa yang ingin kamu bicarakan padaku?"

Baru saja Thalassa akan membuka mulut, ada suara lain yang menginterupsinya.

"Sasa ingin menceritakan kalau aku dan dia sebenarnya sudah resmi berpacaran," sahut Laksana dengan cepat. Rasanya dia ingin menggerutu mulutnya sendiri karena mengatakan hal itu.

Entah apa yang dia pikirkan, sampai tidak ada alasan logis lain yang muncul di kepalanya.

Thalassa yang mendengar itu sontak terkejut. Bagaimana bisa si psikopat gila itu mengklaimnya sebagai kekasih. Sungguh dia tidak Sudi.

"Wah, benar kah?" tanya Ishana dengan wajah sumringah.

"Tentu saja." Lagi-lagi Laksana memotong Thalassa yang akan berbicara.

"Sudah berapa lama? Kenapa kalian tidak memberitahuku?"

"Sasa ingin memberitahumu tapi aku melarangnya. Aku ingin memberitahunya sendiri kepadamu dan juga kepada orang tua kita." Sungguh, Laksana adalah pembohong yang handal. Tidak ada kegugupan atau rasa takut di netra matanya. Ah, ya, lupa. Psikopat mana bisa takut.

"Kita baru jadian beberapa hari ini. Benarkan, Sayang?"

Cih, rasanya Laksana ingin muntah ketika memanggil Thalassa dengan kata sayang. Seharusnya Ishana yang mendapatkan gelar itu darinya. Bukan gadis lain. Jika hanya tidak ingin rahasianya terbongkar, dia tidak Sudi melakukan sandiwara ini.

Sial! Harusnya aku tinggalkan saja gadis ini di jalan. Bukan malah kubawa pulang.

Bukan hanya Laksana, Thalassa pun merasakan mual pada perutnya kala psikopat itu memanggilnya dengan kata sayang. Bahkan, rasanya dia ingin menonjok Laksana sekarang juga. Serta memberitahu pada Ishana tentang apa yang dia dengar beberapa menit lalu.

Namun, keberaniannya entah menguap entah ke mana. Rasa waspada di benaknya tidak mau enyah, mungkin karena Thalassa tidak bisa memberontak, terhadap alur cerita yang sudah diciptakan penulis dari sananya.

"Kalian bicara apa? Kenapa ngomongnya di depan pintu?" Mama Tania datang dengan membawa kantong belanjaan.

"Ma, Mama tau tidak? Ternyata Kak Laksa sudah jadian dengan Sasa. Menyebalkan sekali, mereka merahasiakannya dari kita," ucap Ishana antusias, di akhiri bibir yang mencebik di akhir kalimatnya. Membuat gadis itu terlihat menggemaskan. Pantas saja Laksana suka.

"Oh, iya, sejak kapan?" tanya Tania tak kalah antusias.

"Sejak beberapa hari yang lalu. Makanya Papa meminta Laksana untuk mengajak Sasa ke rumah. Agar bisa lebih dekat dengan keluarga kita." Regandi tiba-tiba datang menyahut. Laki-laki berumur itu pura-pura keluar dari kamarnya. Padahal dari tadi dia menguping.

Dealing With A Protagonist VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang