Part 15 - Pertikaian

15K 971 489
                                    

Halo gaes. Apa kabar kalian?

Selamat datang di part terbaru.

Maaf baru bisa update lagi.

Jangan lupa bayar parkir dulu berupa vote dan komen ya.

Happy Reading.

*****
Terkadang, kita terlihat buruk di mata orang yang ingin dibantu karena pikirannya tak sejalan dengan pemikiran kita.
*****


Laksa baru saja selesai mandi dan berganti pakaian. Ponselnya yang berada di ranjang berkali-kali bergetar. Hingga mau tak mau dia mengambilnya. Ada beberapa pesan dari Max di sana. Lantas pria itu membukanya.

"Max sialan," umpat Laksana.

Bisa-bisanya pria itu membuat rencana tanpa sepengetahuannya. Laksana tidak cemburu saat Max akan menjadikan Sasa miliknya. Namun, tidak sekarang juga. Dia masih butuh gadis itu untuk menjalankan rencananya.

Sontak, Laksana meraih kunci mobil dan melesat ke luar rumah.

Kilasan kejadian tadi berputar di kepalanya. Untung saja Laksana membaca pesan itu. Jika tidak, mungkin sekarang Max sudah meremukkan tubuh Sasa.

Mobil Laksana melaju begitu cepat. Lalu, dia mengerem mendadak, ketika tempat yang dituju telah sampai.

Thalassa langsung turun dari mobil, dia mengeluarkan isi perutnya.

Laksana yang melihat itu tersenyum kecut. "Hanya karena kemarin aku bilang kamu hamil, sekarang muntah-muntah. Atau kamu benar-benar mengandung, Jalang?"

Thalassa menatap Laksana nyalang. "Enak saja. Aku muntah karena kamu mengendarai mobilnya ngebut banget. Pusing tau."

Mata Thalassa mengedar ke sekitar. Dia baru sadar bahwa Laksana membawanya ke taman. Thalassa mengernyit heran. Tidak mungkin, kan, dia mengajaknya berkencan?

"Kenapa aku di bawa ke sini?" tanya Thalassa penasaran.

Bukannya menjawab, Laksana masuk ke dalam mobilnya. Lalu pergi dari sana.

Thalassa meneriaki nama Laksana, tetapi tidak dihiraukan. "Aneh banget dia. Maksudnya apa coba?"

"Sasa."

Thalassa menoleh, kala seseorang memanggilnya pelan. "Bara. Kamu kenapa ada di sini?"

"Harusnya aku yang tanya. Kamu kenapa di sini? Ishana mana?"

Dahi Thalassa mengerut. "Ishana?"

Pikirannya berkelana. Beberapa detik berikutnya, Thalassa sadar maksud Laksana membawanya kemari karena apa.

"Kebetulan ada kamu di sini. Aku ingin bertanya. Mengapa kamu mengirimkan aku pesan seperti itu? Ishana salah paham, Sasa."

"Pesan apa? Orang ponselku aja remuk."

Bara mengeluarkan ponselnya. "Ini."

Thalassa melongo. "Bukan aku. Mungkin Laksana yang melakukannya."

"Dengar, Bara. Aku di sini karena Laksa yang membawaku. Aku tidak tahu apa rencana pria itu selanjutnya. Lebih baik, kamu pulang saja."

Dealing With A Protagonist VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang