Part 1 - Thalassa Or Aysara

45K 2.6K 320
                                    

Absen dulu yuk! Kalian nemu cerita ini dari mana?

Pembaca baru jangan lupa follow dulu ya! (Wajib)

Jangan lupa dukung dengan vote dan komentar yang banyak!

Jangan silent readers! Yang siders nanti pantatnya bisulan.

Warning!! Konten dewasa, bukan hal vulgar tapi lebih ke kekerasan.

Yang belum punya KTP harap minggat!

Happy Reading.

(Thalassa/Sasa)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Thalassa/Sasa)

________
Lebih baik mati di tangan Tuhan, daripada di tangan manusia jahanam.
***

Netra mata yang terpejam itu akhirnya membuka secara lamat-lamat. Bau obat-obatan tercium di hidungnya secara perlahan. Matanya menangkap sekeliling, dia sedang terbaring lemas di ruangan serba putih.

"Sa, syukurlah kamu sudah sadar." Seorang yang duduk di sampingnya terlihat sumringah kala Thalassa membuka matanya.

Thalassa memegang kepalanya yang berdenyut nyeri. Dia sama sekali tidak kenal pria itu. Lalu, di mana dia sekarang? Kenapa ruang rawatnya berbeda dengan ruangan sebelumnya? Orang tuanya di mana? Kenapa hanya ada pria asing itu di sini?

Pertanyaan-pertanyaan itu berputar dalam kepalanya. Sungguh, ada hal mengganjal dalam benak Thalassa saat ini.

Thalassa mencoba untuk duduk. Dengan lembut pria itu membantunya, padahal Thalassa sudah menolak halus dengan gerakan tangan. Thalassa memegang kepalanya yang kembali sakit, dan dia merasakan ada perban di sana. Sebentar, kenapa malah kepalanya yang diperban? Bukannya di habis operasi jantung?

"Sa, kenapa? Kepala kamu sakit?" tanya pria itu.

"Kenapa kepalaku diperban?" tanya Thalassa padanya. "Terus kamu siapa?"

"Kamu habis kecelakaan tunggal, Sa. Mobil kamu nabrak pohon," jelasnya.

"Aku Gesa, Geradi Samantha. Kamu gak amnesia, kan, Sasa?"

Tunggu. Gesa? Geradi Samantha? Sepertinya nama itu tidak asing. Namun di mana? Semakin diingat, semakin nyeri kepalanya.

"Kamu tadi panggil aku Sasa? Emangnya kamu kenal aku?"

Mendengar pertanyaan aneh dari gadis di depannya. Lantas Gesa tersenyum kecil. "Jelas kenal, lah, kamu kan temanku dari kita satu SMA."

Dealing With A Protagonist VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang